BENTUK TES TERTULIS
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA
BENTUK TES TERTULIS
Disusun oleh :
1.
Frendi Ihwan Syamsudin(K2316022)
2.
Kurnia
Devita Sari (K2316027)
3.
Wahyu
Tri Atmanto (K2316061)
Dosen Pembimbing : Dr. Nonoh S.A. M.Pd
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut
taksonomi Bloom, hasil belajar dapat dibedakan kedalam tiga ranah (aspek atau
dominan) yaitu hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor. Jenis tes dalam hasil belajar ranah kognitif pada umumnya dibedakan
menjadi dua yaitu tes yang membangun jawaban (constructed response) dan tes memilih jawaban (selected response). Tes membangun jawaban sering disebut dengan tes
subyektif, sedangkan tes memilih jawaban disebut objektif. Namun pada literatur
sekarang tidak menyebutnya sebagai tes objektif dan subjektif. Hal ini
dikarenakan nama itu akan member arti bahwa tes yang subjektif tidaklah
objektif.
Dalam tes
obyektif terbagi menjadi dua macam yaitu berupa isian dan pilihan. Tes objektif
yang berupa isian terdiri dari jawaban singkat, melengkapi dan mengidentifikasi
masalah. Sedangkan tes objektig berupa bentuk pilihan terdiri dari pilihan
ganda, benar salah, menjodohkan dan sebab akibat.
Pada setiap
masing masing bentuk dan jenis tes memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Pada makalah ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kelemahan
serta perbedaan dan contoh dari setiap bentuk dan jenis tesnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
perbedaan antara bentuk tes subjektif dan tes objektif?
2.
Bagaimana
contoh soal atau tes subjektif dan objektif?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
perbedaan antara bentuk tes subjektif dan tes objektif
2.
Mengetahui
contoh soal atau tes subjektif dan objektif
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TES
OBJEKTIF
Tes
obyektif dikenal dengan istilah tes jawaban pendek, tes “ya-tidak”, dan tes
model baru. Tes Obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri
dari butir-butir soal yang dapat dijawab testee dengan jalan memilih salah satu
diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing
item atau dengan cara menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang
bersangkutan.
Tes
Objektif berbeda dengan tes uraian, dimana tugas-tugas dan persoalan-persoalan
dalam tes objektif sudah terstruktur, sehingga jawaban terhadap soal-soal
tersebut sudah dapat ditentukan secara pasti.
Keunggulan
Tes Objektif
1. Waktu yang dibutuhkan untuk
mengerjakan relative lebih singkat.
2. Panjang pendeknya suatu tes (banyak
sedikitnya butir soal) bisa berpengaruh terhadap kadar reliabilitas.
3. Proses pensekoran dapat dilakukan
secara mudah karena kunci jawaban dapat dibuat secara pasti.
4. Proses penilaian dapat dilakukan
secara objektif karena kunci jawaban sudah dapat ditentukan secara pasti.
Kelemahan Tes Objektif
1. Terdapat kemungkinan untuk dapat
menebak jawaban dengan tepat. Tidak dapat mengetahui jalan pikiran testee dalam
menjawab suatu persoalan.
2. Membatasi kreativitas siswa dalam
menyusun jawaban sendiri.
3. Bahan ajar yang diungkap dengan tes
objektif pada umumnya lebih terbatas pada hal-hal yang bersifat faktual.
Bentuk-bentuk tes obyektif
1. Isian
a. Jawaban Singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang
menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat,
atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau
salah. Bentuk ini cocok digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik jumlah materi yang
diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.
Kelebihan
soal jawaban singkat:
1) Menyusun soalnya relatif mudah.
2) Kemungkinan kecil siswa memberi jawaban dengan menebak.
3) Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan
tepat.
4) Hasil penilaiannya cukup objektif
Kelemahan
soal jawaban singkat:
1) Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi
2) Memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya walaupun
waktu menilainya tidak selama
bentuk uraian.
3) Menyulitkan pemeriksaan apabila jawaban siswa
membingungkan pemeriksa.
Contoh
soal :
1)
Getaran yang
merambat disebut dengan ...
(Kunci : gelombang)
2)
Penggabungan dua
gelombang atau lebih disebut dengan ...
(Kunci : superposisi)
b. Melengkapi
Soal
bentuk melengkapi merupakan salah satu bentuk tes objektif dengan ciri-ciri
yaitu:
1) Tes
tersebut terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan
(sudah dihapuskan).
2) Bagian
yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik (....)
3) Tugas
peserta tes adalah mengisi titik-titik tersebut dengan jawaban yang sesuai
(benar).
Contoh
soal :
1) Kuat arus listrik adalah banyaknya (............) listrik
yang mengalir melalui penghantar tiap satuan (...........)
(Kunci : muatan, waktu)
2) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda dalam
lintasan (........) dengan kecepatan (........)
(Kunci : lurus, tetap)
3) Benda berwarna (..........) merupakan penyerap energi
yang paling sempurna.
(Kunci : hitam)
c. Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah tindakan yang diperlukan
untuk mengetahui inti dari problem atau persoalan, penyebab permaslahan, sekaligus
solusi yang tepat untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan tersebut.
Saat kita melakukan identifikasi masalah, berarti kita melakukan dugaan atau
perkiraan atas suatu kejanggalan yang menyebabkan munculnya permasalahan.
Dalam tes yang mengidentifikasi masalah biasanya
ditampilkan suatu latar belakang permasalahan kemudian siswa di suruh
mengidentifikasi masalah yang terjadi. Tes seperti ini biasanya ada pada suatu
penelitian.
2. Pilihan
a. Pilihan Ganda
Jenis soal pilihan ganda (multiple choise)
merupakan jenis yang paling populer dalam kelompok butir soal objektif. Butir
soal pilihan ganda adalah butir soal yang alternative jawabannya lebih dari dua
(berganda). Pada umumnya jumlah alternative jawaban itu berkisar antara empat
atau lima.
Tiap soal pilihan ganda terdiri dari
dua bagian, yaitu pertanyaan (stem)
dan alternative jawaban (option).
Stem dapat berbentuk pernyataan atau
dapat juga berupa pertanyaan. Bila berbentuk pernyataan, stem mungkin merupakan pernyataan yang lengkap atau pernyataan yang
tidak lengkap. Stem mungkin pula
berisi pernyataan dan pertanyaan. Option
terdiri dari beberapa pilihan,dan salah satu dari alternative pilihan itu
adalah jawaban yang benar terhadap pertanyaan. Option yang merupakan jawaban yang benar dinamakan Kunci Jawaban.
Alternatif jawaban yang bukan kunci jawaban dinamakan pengecoh atau distractor.
Keunggulan yang dimiliki oleh tes pilihan ganda antara lain:
1) Dapat digunakan untuk mengukur skala
jenjang tujuan instruksional, mulai dari yang paling sederhana (C1) sampai yang
kompleks (C6).
2) Dapat menggunakan jumlah butir soal
yang lebih banyak,karena hanya diperlukan waktu yang relatif singkat untuk
menjawab setiap butir soal. Penarikan sampel pokok bahasan yang akan diujikan
dapat lebih luas sehingga tes dapat mencakup hampir seluruh pokok bahasan.
3) Pemeriksaan (penskoran) jawaban
peserta tes dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat.
4) Dapat dikonstruksi untuk mengukur
kemampuan peserta tes dengan memberikan berbagai tingkatan kebenaran. Misalnya
dapat dibuat butir soal dengan option yang seluruhnya benar tetapi berbeda
tingkat kebenarannya. Peserta tes diminta untuk memilih option yang paling
benar.
5) Dapat menggunakan lebih dari dua
option sehingga dapat mengurangi kemungkinan siswa menebak. Keinginan menebak
menjadi lebih besar bila kemungkinan (probabilitas) menjawab benar cukup
besar.
6) Memungkinkan dilakukannnya anlisis
butir soal secara baik. Tes pilihan ganda dapat disusun setelah butir-butir
soalnya diuji cobakan. Bila setelah diuji coba dan dianalisis ternyata ada
butir soal yang jelek dan lemah, maka perbaikan (revisi) terhadap soal dapat
dilakukan.
7) Tingkat kesukaran butir soal dapat
dikendalikan atau diatur dengan mengubah tingkat homogenitas alternatif
jawaban. Semakin homogen alternatif jawaban semakin tinggi tingkat
kesukarannnya.
8) Dapat memberikan informasi tentang
siswa (testee) lebih banyak terutama bila soal itu memiliki homogenitas yang
tinggi. Setiap pilihan siswa terhadap alternatif jawaban merupakan informasi
tentang penguasaan kognitif siswa dalam bidang yang dites sehingga dapat
digunakan untuk mengukur daya serap siswa, dan mendiagnosis kelemahan siswa.
Kelemahan yang dimiliki oleh bentuk tes pilihan ganda antara
lain :
1) Sukar dikonstruksi. Kesukaran dalam
mengkonstruksi (membuat) soal pilihan ganda terutama untuk menemukan alternatif
jawaban saja, yaitu kunci jawaban. Alternatif lainnya dicari dan ditemukan
dengan tergesa-gesa sehingga tidak akan homogen.
2) Kurang mencerminkan kemampuan siswa
yang sesungguhnya.
3) Membatasi siswa untuk menyelesaikan
jawaban dan pemecahan sendiri.
4) Adanya kecenderungan hanya untuk
menguji dan mengukur aspek ingatan yang merupakan aspek yang paling rendah
dalam ranah kognitif.
5) Penggunaan tes pilihan ganda secara
terus menerus akan menyebabkan siswa mengetahui dan mengerti tentang suatu
problem, tetapi tidak tahu bagaimana memecahkan problem tersebut dalam situasi
yang nyata.
6) Makin terbiasa seseorang dengan
bentuk tes pilihan ganda,makin besar kemungkinan ia mendapatkan skor lebih baik
yang sebenarnya tidak berdampak positif terhadap hasil individu.
7) Tidak dapat digunakan untuk mengukur
keterampilan,keindahan,kemampuan megorgaisisr,dan menampilkan ide-ide baru dari
siswa yang sangat penting bagi pengembanagn ilmu.
Contoh soal pilihan ganda :
1)
Sebuah gelombang
merambat dengan kecepatan 340 m/s. Jika frekuensi gelombang adalah 50 Hz,
tentukan panjang gelombangnya!
a.
6,8 m
b.
7 m
c.
8,6 m
d.
4,8 m
e.
6,7 m
(Kunci : a)
2) Bunyi kereta api sudah terdengar
jika telinga didekatkan pada rel sekalipun kereta masih jauh.Hal ini merupakan
bukti bahwa…….
a. Bunyi dapat merambat melalui besi
b. Udara tidak dapat merambatkan bunyi
kereta api
c. Bunyi kereta sangat nyaring
d. Rel kereta terbuat dari besi
(Kunci : a)
b. Benar Salah
Butir soal benar-salah (true – false
item ) adalah soal yang terdiri dari pernyataan penyataan (statemen) yang
disertai dengan alternatif jawaban. Pernyataan tersebut adalah benar-salah Peserta tes tersebut tinggal menyilang atau
melingkari huruf B jika pernyataan menurut pendapat benar dan huruf S jika
salah. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat soal benar salah agar
mendapatkan butir soal yang baik.
Keunggulan tes benar-salah :
1) Mudah dikonstruksi
karena hanya membutuhkan satu pertanyaan. Pernyataan itu saja harus berhubungan
dengan bidang studi yang harus di uji.
2) Soal benar salah harus dapat
mewakili seluruh pokok bahasan karena soal ini hanya meminta waktu yang
singkat untuk menjawabnya.Dalam waktu singkat siswa harus banyak menjawab soal.
3) Mudah diskor karena untuk setiap
soal hanya ada dua alternatif jawaban.
4) Merupakan bentuk soal yang baik
untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkenaan dengan
ingatan.
5) Dapat digunakan berulang kali.
6) Dapat dikoreksi secara cepat dan
objektif.
7) Petunjuk pengerjaannya mudah
dimengerti.
Kelemahan tes benar-salah :
1) Mendorong Siswa untuk menebak
jawaban. Kemungkinan jawaban benar sama dengan kemungkinan jawaban salah,
sehingga kemungkinan siswa untuk menebak jawaban menjadi lebih besar.
2) Terlalu menekan pada aspek ingatan.
Tes benar-salah kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi .
Kelemahan ini lebih buruk kalau penyusun soal mengutip langsung dari pernyataan
yang pada buku ajar yang digunakan.
3) Banyak masalah yang tidak dapat
dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar atau salah.
4) Meminta respon dari siswa yang
berbentuk penilaian mutlak.
Contoh soal tes benar salah :
Isilah dengan huruf B
jika benar dan huruf S jika salah,untuk
setiap pernyataan berikut!
1. (………) Bila cepat rambat bunyi di
udara 350 m/s menempuh jarak 2100 m. maka waktu yang diperlukan dari sumber
bunyi untuk merambat adalah 6 sekon.
(Kunci : B)
2. (...........) Periode suatu
gelombang adalah 0,02 s dengan panjang gelombang sebesar 25 meter, maka cepat rambat gelombangnya adalah 1250 m/s
(Kunci : B)
c. Menjodohkan
Tes menjodohkan (Matching Test) adalah suatu bentuk tes
yang terdiri dari dua kolom yang paralel dimana masing-masing kolom berisi uraian-uraian,
keterangan, maupun pernyataan.
Keunggulan tes menjodohkan :
1) Membutuhkan waktu singkat untuk
membaca soal.
2) Dapat diperiksa dengan komputer.
3) Relatif mudah menyusun soalnya.
4) Penskoran dapat dilakukan dengan
cepat dan objektif.
5) Baik untuk mengukur hasil belajar
yang berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah, definisi, peristiwa atau
penanggalan.
6) Dapat menguji kemampuan
menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung.
7) Agak mudah dikonstruksi sehingga
dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dikonstruksi soal yang cukup banyak
untuk satu mata pelajaran.
8) Dapat meliputi seluruh bidang studi
yang diuji. Dengan menggunakan tes mencocokkan dapat mewakili setiap pokok
bahasan dalam suatu bidang studi.
Kelemahan tes menjodohkan :
1) Hanya mengukur tingkat berpikir
ingatan.
2) Penulis soal cenderung tidak cermat.
3) Sulit menemukan pasangan yang
homogen.
4) Tes mencocokkan terlalu menekankan
pada aspek ingatan/hafalan. Sukar untuk mengukur aspek pemahaman dan aspek
lainnya yang lebih tinggi.
5) Sukar untuk menentukan materi atau
pokok bahasan yang mangukur hal-hal yang berhubungan.
6) Banyak kesempatan peserta tes untuk
menjawab secara untung-untungan.
7) Kerjasama antara siswa pada waktu
mengerjakan tes lebih terbuka
Terdapat dua ragam tes bentuk menjodohkan, yakni :
1)
Sistem penjodohan sempurna
Dalam sistem ini, tiap satu butir
dalam premis memiliki satu jawaban sebagai jodohnya. Contonya sebagai berikut
ini:
Petunjuk : Pilihlah kata atau pernyataan dari deretan kata atau
pernyataan itu pada lajur B yang sesuai atau berhubungan dengan salah satu kata
atau pernyataan yang terdapat pada lajur A.
Lajur A Lajur
B
1.
Besaran pokok a. Hertz
(Hz)
2.
Integral kecepatan
b.
Kecepatan
3.
Satuan Frekuensi c. Panjang
4.
Getaran yang merambat d.
posisi
5.
Turunan dari posisi e.
gelombang
Kunci jawaban :
1.
c
2.
d
3.
a
4.
e
5.
b
2)
Sistem penjodohan tidak sempurna
Dalam sistem ini terdapat dua atau
lebih butir dalam premis yang bersama-sama mempunyai pasangan (jodoh) yang
sama. Contohnya sebagia berikut ini:
Petunjuk : Pilihlah kata atau pernyataan dari deretan kata atau
pernyataan itu pada lajur B yang sesuai atau berhubungan dengan salah satu kata
atau pernyataan yang terdapat pada lajur A.
Lajur A Lajur
B
1.
Satuan percepatan a.
m/s
2.
Integral percepatan b.
m/s2
3.
Satuan kecepatan c.
kecepatan
4.
Penggabungan 2 gelombang d. percepatan
5.
Contoh gelombang e.volume
f.superposisi
g. gelombang tali
Kunci Jawaban :
1.
b
2.
c
3.
a
4.
f
5.
g
d. Sebab akibat
Pada bentuk
soal hubungan antarhal, siswa dituntut untuk mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat antara pernyataan pertama (yang merupakan akibat) dan pernyataan
kedua (yang merupakan sebab). Kedua pernyataan (pertama dan kedua) dihubungkan
dengan kata “sebab”. Kedua pernyataan itu dapat benar, salah, atau dapat juga
pernyataan yang satu benar dan yang lain salah. Apabila kedua pernyataan itu
benar, yang perlu diperhatikan ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai
hubungan sebab-akibat.
Contoh soal pilihan sebab-akibat :
Petunjuk
Untuk soal berikut pilihlah:
a.
Jika pernyataan pertama betul,
pernyataan kedua betul dan keduanya mempunyai hubungan sebab-akibat.
b.
Jika pernyataan pertama betul,
pernyataan kedua betul, tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab-akibat.
c.
Jika salah satu dari kedua pernyataan
salah.
d.
Jika kedua pernyataan salah.
Soal:
1)
Benda akan diam atau bergerak
lurus beraturan
Sebab
Resultan gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol
(kunci: a)
2) Setiap benda jatuh ke bawah
Sebab
Terdapat gaya grafitasi
(Kunci :a)
B.
TES
SUBJEKTIF
Tes subyektif sering disebut dengan tes
uraian. Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata – kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini
dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa
tulisan.
Keunggulan
Tes Subyektif :
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk kreatif
mengutarakan idenya.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan kemampuannya mengorganisasikan pikiran dan mengungkapkannya didalam
bentuk karangan
3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk secara
bebas memperlihatkan keluasan pengetahuan dan kedalaman pemahaman terhadap
pengetahuan tersebut.
4. Mengevaluasi isi secara menyeluruh.
5. Mendekati masalah dengan metode pemecahan soal.
Kelemahan
Tes Subyektif:
1. Sulitnya mengoreksi sehingga diperoleh skor
yang rehabilitasnya tinggi.
2. Memerlukan waktu yang tidak sedikit dalam mengerjakannya.
3. Jumlah soal terbatas (tidak boleh terlalu
banyak).
Jenis-jenis Tes Subyektif :
1.
Uraian
Tes uraian dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Uraian Bebas
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi,
bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi
pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Melihat karakteristiknya, pertanyaan
bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk :
1) Mengungkapkan
pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan
intensitasnya.
2) Mengupas
suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada
satupun jawaban yang pasti.
3) Mengembangkan
daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau
dimensinya.
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena
jawaban siswa bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat
subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.
Contoh :
1)
Menurut pandangan saudara,
kemungkinan apa saja yang akan terjadi jika terdapat dua benda yang saling
bertumbukan?
2)
Menurut pandangan saudara,
mengapa segala sesuatu mengalir dari potensial tinggi menuju potensial rendah?
b. Uraian
terbatas (berstruktur).
Bentuk kedua
dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan telah
diarahkan kepada hal – hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan
bisa dari segi : ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator –
indikatornya.
Dengan
adanya pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan yang
diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya. Kriteria
kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal
uraian terbatas terasa lebih terarah dan lebih tepat digunakan dari pada bentuk
uraian bebas.
Di samping
kedua bentuk uraian di atas ada pula bentuk tes uraian yang disebut soal – soal
berstruktur. Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal – soal
objektif dengan soal – soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal
jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang
berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data, dan
serangkaian subsoal.
Contoh :
1)
Bagaimana hubungan antara
kecepatan dengan jarak dan waktu?
2)
Bagaimana hubungan antara cepat
rambat gelombang dengan frekuensi dan periode?
3)
Bagaimana hubungan antara kuat
arus dengan hambatan dan tegangan?
2.
Proyek
Proyek pada umumnya menggunakan data sesungguhnya
dari lapangan. Bila mungkin peserta didik diminta untuk menggunakan data
sebenarnya, melakukan pengamatan terhadap suatu gejala, atau merencanakan
sesuatu proyek. Tugasb projek ini merupakan tugas akhir dari pembelajaran.
Contohnya :
1)
Projek pembuatan
teknologi sederhana ramah lingkungan tenaga matahari.
2)
Projek pembuatan alat-alat
elektronik
3)
Projek pemanfaatan limbah-limbah
sisa praktikum.
3.
Tugas
Tugas dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Tugas individu
Tugas Individu dapat diberikan setiap minggu dengan
bentuk tugas/soal uraian objektif atau non-objektif. Tingkat berpikir yang
terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin sampai sintesis dan
evaluasi. Tugas individu untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait dengan
ranah psikomotor
Contoh :
1)
Carilah artikel tentang hukum
kekekalan energi mekanik!
2)
Buktikan bahwa persamaan I=
<e> v adalah sama dengan persamaan
I
=
vv
b. Tugas kelompok
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kemampuan
kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat
berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
Contoh :
1)
Diskusikan bersama kelompokmu
tentang konsep Hukum 1 Newton!
2)
Diskusikan bersama kelompokmu
tentang aplikasi ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari!
4.
Studi
kasus
Studi kasus
merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik
dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam dan
komprehensif. Tugas studi
kasus ini bisa berupa mengamati, mewawancarai, dan menganalisis kasus yang ada.
Contoh studi
kasus adalah
3) Lakukan pengamatanpada amplop untuk membuktikan teori bahwa udara panas pada balon udara di
sekitar tekanan sama dengan udara luar!
4) Lakukan pengamatan terhadap gelombang air laut
untuk membuktikan prinsip superposisi gelombang!
5) Lakukan pengamatan terhadap benda jatuh untuk
membuktikan terdapat gaya gravitasi!
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam penilaian
terdapat dua macam tes yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif
sendiri ada dua jenis yaitu berupa isian dan pilihan. Tes objektif berupa isian
terdiri dari jawaban singkat, melengkapi, dan mengidentifikasi masalah. Tes
objektif berupa pilihan terdiri dari pilihan ganda, benar salah, menjodohkan
dan sebab akibat. Sedangkan tes subjektif terdiri dari uraian, proyek, tugas
dan studi kasus.
B.
Saran
Sebaiknya dalam
membuat soal atua tes harus dikaji dahulu apa tujuannya dan dikaji terlebi
dahulu mana yang cocok. Hal ini dikarenakan setiap tes memiliki kelebihandan
kekurangan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2015. Pengantar Penilaian Hasil Belajar. Surakarta:UNS Press
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Muslim,Arifin. Tes Objektif. 22 Februari
2014. https://arifinmuslim.wordpress.com/2014/02/22/tes-objektif/. diakses pada 29 september 2017 pukul
19.18 WIB
Komentar
Posting Komentar