Perbedaan Bentuk-Bentuk Teks Tertulis


Perbedaan Bentuk-Bentuk Teks Tertulis
Frendi Ihwan Syamsudin, Pendidikan Fisika 2016 B, K2316022
frendi868@gmail.com
frendi868@student.uns.ac.id
 
A.    Tes Obyektif
Tes obyektif dikenal dengan istilah tes jawaban pendek, tes “ya-tidak”, dan tes model baru. Tes Obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab testee dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing item atau dengan cara menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.
Tes Objektif berbeda dengan tes uraian, dimana tugas-tugas dan persoalan-persoalan dalam tes objektif sudah terstruktur, sehingga jawaban terhadap soal-soal tersebut sudah dapat ditentukan secara pasti.
Keunggulan Tes Objektif
1.      Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan relative lebih singkat.
2.      Panjang pendeknya suatu tes (banyak sedikitnya butir soal) bisa berpengaruh terhadap kadar reliabilitas.
3.      Proses pensekoran dapat dilakukan secara mudah karena kunci jawaban dapat dibuat secara pasti.
4.      Proses penilaian dapat dilakukan secara objektif karena kunci jawaban sudah dapat ditentukan secara pasti.
Kelemahan Tes Objektif
1.      Terdapat kemungkinan untuk dapat menebak jawaban dengan tepat. Tidak dapat mengetahui jalan pikiran testee dalam menjawab suatu persoalan.
2.      Membatasi kreativitas siswa dalam menyusun jawaban sendiri.
3.      Bahan ajar yang diungkap dengan tes objektif pada umumnya lebih terbatas pada hal-hal yang bersifat faktual.
Bentuk-bentuk tes obyektif
1.      Isian
a.    Jawaban Singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah. Bentuk ini cocok digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik jumlah materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.
Kelebihan soal jawaban singkat:
1)      Menyusun soalnya relatif mudah.
2)      Kemungkinan kecil siswa memberi jawaban dengan menebak.
3)      Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat.
4)      Hasil penilaiannya cukup objektif
Kelemahan soal jawaban singkat:
1)      Kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi
2)      Memerlukan waktu yang agak lama untuk menilainya walaupun waktu menilainya tidak selama bentuk uraian.
3)      Menyulitkan pemeriksaan apabila jawaban siswa membingungkan pemeriksa
b.      Melengkapi
Soal  bentuk melengkapi merupakan salah satu bentuk tes objektif dengan ciri-ciri yaitu:
1)      Tes tersebut terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan (sudah dihapuskan).
2)      Bagian yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik (....)
3)      Tugas peserta tes adalah mengisi titik-titik tersebut dengan jawaban yang sesuai (benar).
c.       Mengidentifikasi Masalah
2.      Pilihan
a.       Pilihan Ganda
Jenis soal pilihan ganda (multiple choise) merupakan jenis yang paling populer dalam kelompok butir soal objektif. Butir soal pilihan ganda adalah butir soal yang alternative jawabannya lebih dari dua (berganda). Pada umumnya jumlah alternative jawaban itu berkisar antara empat atau lima.
Tiap soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu pertanyaan (stem) dan alternative jawaban (option). Stem dapat berbentuk pernyataan atau dapat juga berupa pertanyaan. Bila berbentuk pernyataan, stem mungkin merupakan pernyataan yang lengkap atau pernyataan yang tidak lengkap. Stem mungkin pula berisi pernyataan dan pertanyaan. Option terdiri dari beberapa pilihan,dan salah satu dari alternative pilihan itu adalah jawaban yang benar terhadap pertanyaan. Option yang merupakan jawaban yang benar dinamakan Kunci Jawaban. Alternatif jawaban yang bukan kunci jawaban dinamakan pengecoh atau distractor.
Keunggulan yang dimiliki oleh tes pilihan ganda antara lain:
1)      Dapat digunakan untuk mengukur skala jenjang tujuan instruksional, mulai dari yang paling sederhana (C1) sampai yang kompleks (C6).
2)      Dapat menggunakan jumlah butir soal yang lebih banyak,karena hanya diperlukan waktu yang relatif singkat untuk menjawab setiap butir soal. Penarikan sampel pokok bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas sehingga tes dapat mencakup hampir seluruh pokok bahasan.
3)      Pemeriksaan (penskoran) jawaban peserta tes dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat.
4)      Dapat dikonstruksi untuk mengukur kemampuan peserta tes dengan memberikan berbagai tingkatan kebenaran. Misalnya dapat dibuat butir soal dengan option yang seluruhnya benar tetapi berbeda tingkat kebenarannya. Peserta tes diminta untuk memilih option yang paling benar.
5)      Dapat menggunakan lebih dari dua option sehingga dapat mengurangi kemungkinan siswa menebak. Keinginan menebak menjadi lebih besar bila kemungkinan  (probabilitas) menjawab benar cukup besar.
6)      Memungkinkan dilakukannnya anlisis butir soal secara baik. Tes pilihan ganda dapat disusun setelah butir-butir soalnya diuji cobakan. Bila setelah diuji coba dan dianalisis ternyata ada butir soal yang jelek dan lemah, maka perbaikan (revisi) terhadap soal dapat dilakukan.
7)      Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan atau diatur dengan mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban. Semakin homogen alternatif jawaban semakin tinggi tingkat kesukarannnya.
8)      Dapat memberikan informasi tentang siswa (testee) lebih banyak terutama bila soal itu memiliki homogenitas yang tinggi. Setiap pilihan siswa terhadap alternatif jawaban merupakan informasi tentang penguasaan kognitif siswa dalam bidang yang dites sehingga dapat digunakan untuk mengukur daya serap siswa, dan mendiagnosis kelemahan siswa.
Kelemahan yang dimiliki oleh bentuk tes pilihan ganda antara lain :
1)      Sukar dikonstruksi. Kesukaran dalam mengkonstruksi (membuat) soal pilihan ganda terutama untuk menemukan alternatif jawaban saja, yaitu kunci jawaban. Alternatif lainnya dicari dan ditemukan dengan tergesa-gesa sehingga tidak akan homogen.
2)      Kurang mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.
3)      Membatasi siswa untuk menyelesaikan jawaban dan pemecahan sendiri.
4)      Adanya kecenderungan hanya untuk menguji dan mengukur aspek ingatan yang merupakan aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif.
5)      Penggunaan tes pilihan ganda secara terus menerus akan menyebabkan siswa mengetahui dan mengerti tentang suatu problem, tetapi tidak tahu bagaimana memecahkan problem tersebut dalam situasi yang nyata.
6)      Makin terbiasa seseorang dengan bentuk tes pilihan ganda,makin besar kemungkinan ia mendapatkan skor lebih baik yang sebenarnya tidak berdampak positif terhadap hasil individu.
7)      Tidak dapat digunakan untuk mengukur keterampilan,keindahan,kemampuan megorgaisisr,dan menampilkan ide-ide baru dari siswa yang sangat penting bagi pengembanagn ilmu.
Contoh soal pilihan ganda :
Bunyi kereta api sudah terdengar jika telinga didekatkan pada rel sekalipun kereta masih jauh.Hal ini merupakan bukti bahwa…….
a.       Bunyi dapat merambat melalui besi
b.      Udara tidak dapat merambatkan bunyi kereta api
c.       Bunyi kereta sangat nyaring
d.      Rel kereta terbuat dari besi
b.      Benar-salah
Butir soal benar-salah (true – false item ) adalah soal yang terdiri dari pernyataan penyataan (statemen) yang disertai dengan alternatif jawaban. Pernyataan tersebut adalah benar-salah  Peserta tes tersebut tinggal menyilang atau melingkari huruf B jika pernyataan menurut pendapat benar dan huruf S jika salah. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat soal benar salah agar mendapatkan butir soal yang baik.
Keunggulan tes benar-salah :
1)      Mudah dikonstruksi   karena hanya membutuhkan satu pertanyaan. Pernyataan itu saja harus berhubungan dengan bidang studi yang harus di uji.
2)      Soal benar salah harus dapat mewakili seluruh  pokok bahasan karena soal ini hanya meminta waktu yang singkat untuk menjawabnya.Dalam waktu singkat siswa harus banyak menjawab soal.
3)      Mudah diskor karena untuk setiap soal hanya ada dua alternatif jawaban.
4)      Merupakan bentuk soal yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkenaan dengan ingatan.
5)      Dapat digunakan berulang kali.
6)      Dapat dikoreksi secara cepat dan objektif.
7)      Petunjuk pengerjaannya mudah dimengerti.
Kelemahan tes benar-salah :
1)      Mendorong Siswa untuk menebak jawaban. Kemungkinan jawaban benar sama dengan kemungkinan jawaban salah, sehingga kemungkinan siswa untuk menebak jawaban menjadi lebih besar.
2)      Terlalu menekan pada aspek ingatan. Tes benar-salah kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi . Kelemahan ini lebih buruk kalau penyusun soal mengutip langsung dari pernyataan yang  pada buku ajar yang digunakan.
3)      Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar atau salah.
4)      Meminta respon dari siswa yang berbentuk penilaian mutlak.
Contoh soal tes benar salah :
Isilah dengan huruf B jika benar dan huruf S jika salah,untuk setiap pernyataan berikut!
1.  (………) Bila cepat rambat bunyi di udara 350 m/s menempuh jarak 2100 m. maka waktu yang diperlukan dari sumber bunyi untuk merambat adalah 6 sekon.
c.       Menjodohkan
Tes menjodohkan (Matching Test) adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari dua kolom yang paralel dimana masing-masing kolom berisi uraian-uraian, keterangan, maupun pernyataan.
Terdapat dua ragam tes bentuk menjodohkan, yakni :
1)        Sistem penjodohan sempurna
Dalam sistem ini, tiap satu butir dalam premis memiliki satu jawaban sebagai jodohnya.
2)        Sistem penjodohan tidak sempurna
Dalam sistem ini terdapat dua atau lebih butir dalam premis yang bersama-sama mempunyai pasangan (jodoh) yang sama.
Keunggulan tes menjodohkan :
1)      Membutuhkan waktu singkat untuk membaca soal.
2)      Dapat diperiksa dengan komputer.
3)      Relatif mudah menyusun soalnya.
4)      Penskoran dapat dilakukan dengan cepat dan objektif.
5)      Baik untuk mengukur hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah, definisi, peristiwa atau penanggalan.
6)      Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung.
7)      Agak mudah dikonstruksi sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dikonstruksi soal yang cukup banyak untuk satu mata pelajaran.
8)      Dapat meliputi seluruh bidang studi yang diuji. Dengan menggunakan tes mencocokkan dapat mewakili setiap pokok bahasan dalam suatu bidang studi.
Kelemahan tes menjodohkan :
1)      Hanya mengukur tingkat berpikir ingatan.
2)      Penulis soal cenderung tidak cermat.
3)      Sulit menemukan pasangan yang homogen.
4)      Tes mencocokkan terlalu menekankan pada aspek ingatan/hafalan. Sukar untuk mengukur aspek pemahaman dan aspek lainnya yang lebih tinggi.
5)      Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mangukur hal-hal yang berhubungan.
6)      Banyak kesempatan peserta tes untuk menjawab secara untung-untungan.
7)      Kerjasama antara siswa pada waktu mengerjakan tes lebih terbuka
Contoh soal tes menjodohkan :
1)      Sistem penjodohan sempurna
Petunjuk : Pilihlah kata atau pernyataan dari deretan kata atau pernyataan itu pada lajur B yang sesuai atau berhubungan dengan salah satu kata atau pernyataan yang terdapat pada lajur A
Kunci jawaban :
1.      c
2.      d
3.      a
4.      e
5.      b
2)      Sistem Penjodohan Tidak Sempurna
Petunjuk : Pilihlah kata atau pernyataan dari deretan kata atau pernyataan itu pada lajur B yang sesuai atau berhubungan dengan salah satu kata atau pernyataan yang terdapat pada lajur A.
Kunci Jawaban :
1.      f
2.      f
3.      e
4.      b
5.      c
d.      Sebab-akibat
Pada bentuk soal hubungan antarhal, siswa dituntut untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara pernyataan pertama (yang merupakan akibat) dan pernyataan kedua (yang merupakan sebab). Kedua pernyataan (pertama dan kedua) dihubungkan dengan kata “sebab”. Kedua pernyataan itu dapat benar, salah, atau dapat juga pernyataan yang satu benar dan yang lain salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang perlu diperhatikan ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab-akibat.
Contoh soal pilihan sebab-akibat :
Petunjuk
Untuk soal berikut pilihlah:
a.    Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul dan keduanya mempunyai hubungan sebab-akibat.
b.    Jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul, tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab-akibat.
c.    Jika salah satu dari kedua pernyataan salah.
d.   Jika kedua pernyataan salah.
Soal:
Transmigrasi sangat penting peranannya dalam pelaksanaan pembangunan
Sebab
Transmigrasi dapat menunjang pemerataan pelaksanaan pembangunan.
(kunci: a)
B.     Tes Subyektif
Tes subyektif sering disebut dengan tes uraian. Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.
Keunggulan Tes Subyektif :
1.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk kreatif mengutarakan idenya.
  1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya mengorganisasikan pikiran dan mengungkapkannya didalam bentuk karangan
  2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk secara bebas memperlihatkan keluasan pengetahuan dan kedalaman pemahaman terhadap pengetahuan tersebut.
  3. Mengevaluasi isi secara menyeluruh.
  4. Mendekati masalah dengan metode pemecahan soal.
Kelemahan Tes Subyektif :
1.      Sulitnya mengoreksi sehingga diperoleh skor yang rehabilitasnya tinggi.
  1. Memerlukan waktu yang tidak sedikit dalam mengerjakannya.
  2. Jumlah soal terbatas (tidak boleh terlalu banyak).
Jenis-jenis Tes Subyektif :
1.      Uraian
Tes uraian dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.       Uraian Bebas
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk :
1)      Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya.
2)      Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada satupun jawaban yang pasti.
3)      Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau dimensinya.
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya..
b.      Uraian terbatas (berstruktur).
Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bisa dari segi : ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan indikator indikatornya.
Dengan adanya pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah sesuai dengan yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas indikatornya. Kriteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab itu, bentuk soal uraian terbatas terasa lebih terarah dan lebih tepat digunakan dari pada bentuk uraian bebas.
Di samping kedua bentuk uraian di atas ada pula bentuk tes uraian yang disebut soal soal berstruktur. Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal soal objektif dengan soal soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian subsoal.
Contoh :
Jelaskan pendapat Lamark tentang terjadinya jerapah sekarang berleher panjang.
Uraikan pula pendapat Darwin tentang hal yang sama, kemudian buat kesimpulan
tentang persamaan dan perbedaan kedua teori tersebut !
2.      Projek
Proyek pada umumnya menggunakan data sesungguhnya dari lapangan. Bila mungkin peserta didik diminta untuk menggunakan data sebenarnya, melakukan pengamatan terhadap suatu gejala, atau merencanakan sesuatu proyek. Tugasb projek ini merupakan tugas akhir dari pembelajaran.
Contohnya adalah projek pembuatan teknologi sederhana ramah lingkungan tenaga matahari.
3.      Tugas
Tugas dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.       Tugas individu
Tugas Individu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas/soal uraian objektif atau non-objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin sampai sintesis dan evaluasi. Tugas individu untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait dengan ranah psikomotor
Contoh tugas individu adalah menugasi peserta didik untuk melakukan observasi lapangan dalam Geografi atau menugasi peserta didik untuk berlatih tari dan musik pada pelajaran Seni Budaya.
b.      Tugas kelompok
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
4.      Studi Kasus
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam dan komprehensif. Tugas studi kasus ini bisa berupa mengamati, mewawancarai, dan menganalisis kasus yang ada.
Contoh studi kasus adalah sstudi kasus fisika balon udara untuk membuktikan udara panas pada balon udara di sekitar tekanan sama dengan udara luar dengan melakukan pengamatan dan analisis udara pada amplop.




                                                                                      



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis Integrasi Nasional di Indonesia, Pengembangan Integrasi di Indonesia, Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional

BENTUK TES TERTULIS