hubungan 3 komponen sikap terhadap perilaku, mengapa individu bersikap, dan aktivitas akademik
TUGAS
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Halaman
149-150
Dosen
pengampu : Dra. Chadidjah HA., M.Pd.
Disusun Oleh :
FRENDI IHWAN SYAMSUDIN
(K2316022)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
TUGAS A
1. Bagaimana
hubungan antara 3 komponen sikap (kognitif, afektif, dan konatif) dengan
perilaku?
Jawaban :
Sikap
yang dilakukan oleh setiap individu sangat berpengaruh terhadap perilaku setiap
individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu itu sendiri terhadap respon
yang ditangkap dan individu cerderung untuk melakukan tindakan yang dipengaruhi
oleh faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan perilaku. Sikap itu
terdiri atas 3 komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Komponen kognitif yaitu komponen yang
berkaitan erat dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang akan mempersepsi suatu objek sikap. Apabila komponen
kognitif ini dikuasai oleh individu, maka perilaku individu tersebut akan
positif, karena dengan adanya komponen kognitif ini setiap individu dapat
memahami konsep, prinsip, dan penyelesaian masalah. Komponen afektif yaitu
komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Jika seorang individu memiliki rasa senang terhadap sesuatu maka
perilakunya akan positif, tetapi jika seorang individu memiliki rasa tidak
senang terhadap sesuatu maka perilakunya akan negatif. Komponen konatif
merupakan komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuki berperilaku
terhadap objek sikap yang menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak
atau berperilaku terhadap objek sikap.
Jadi
sikap itulah yang mendasari dan mendorong setiap individu untuk melakukan suatu
perbuatan yang dapat dicerminkan melalui perilakunya. Baik tidaknya perilaku
dari individu tergantung dari sikapnya tersebut. Oleh karena itu, ketiga
komponen sikap tersebut saling berkaitan untuk membentuk perilaku yang baik
dari setiap individu. Komponen sikap kognitif berpengaruh terhadap komponen
afektif yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Rasa senang
merupakan hal yang positif dan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. .
Untuk menciptakan sikap yang positif diperlukan suatu pemahaman dan rasa senang
tentang sesuatu yang dihadapinya . Kemudian sikap tersebut diaplikasikan ke
dalam komponen konatif yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku.
Oleh karena itu ketiga komponen ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan
dalam membentuk perilaku dari setiap individu.
2. Jelaskan
alasan mengapa individu bersikap?
Jawaban :
Individu
bersikap sebenarnya ada sesuatu yang melatarbelakangi mengapa individu
mengambil suatu sikap tertentu. Individu bersikap karena sikap itu sangat
diperlukan dalam mengambil suatu tindakan atau perbuatan yang nantnya akan
menghasilkan suatu perilaku yang dilakukan oleh individu tersebut. Sikap dari
setiap individu dapat menggambarkan ciri-ciri kepribadiannya.Individu bersikap
karena yang memandang baik tidaknya perilaku seorang individu bukan individu
itu sendiri, tetapi individu lain, sehingga seorang individu perlu untuk
bersikap agar individu lain bisa menilai apakan sikapnya itu baik atau buruk.
Sikap yang paling penting dan harus dilakukan oleh setiap individu adalah sikap
positif karena sikap positif dapat memperkuat ciri-ciri kepribadian
(karakteristik) setiap individu, sedangkan sikap yang harus ditinggalkan adalah
sikap negatif karena sikap negatif dapat meminimalkan atau meniadakan
karakteristik-karakteristik dari individu yang sebenarnya menarik.
Sehingga
individu perlu untuk bersikap dan mengusahakan sikap yang dimilikinya itu
merupakan sikap positif yang dapat memperkuat ciri-ciri kepribadian individu,
karena sikap yang positif dapat mengubah kepribadian yang membosankan menjadi
kepribadian yang dipandang orang lain sebagai pribadi yang menarik. Hal ini
sangat berkaitan dengan fungsi sikap sebagai instrumen atau alat mencapai
tujuan, sebagai pertahanan ego, sebagai ekspresi nilai, dan sebagai fungsi
pengetahuan. Individu bersikap bahwa mereka ingin mencapai tujuan tertentu, sehingga
apabila sikap yang diambil oleh individu mendukung dalam pencapaian tujuan maka
orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan.
Individu bersikap karena mereka ingin mempertahankan egonya, sehingga mereka
akan mengambil sikap tertentu untuk mempertahankannya. Individu bersikap untuk
mengekspresikan atau menunjukkan bagaimana sikap atau nilai-nilai mereka kepada
orang tua, dalam hal ini sikap yang daimbil oleh individu mencerminkan sistem
nilai yang ada pada diri individu tersebut. Individu bersikap karena sikap
individu menunjukkan keadaan pengetahuan dari individu tersebut terhadap
berbagai macam informasi yang dapat membentuk sikap individu terhadap suatu
objek dengan berbagai perasaan positif/negatif terhadap objek. Jadi, intinya
adalah bahwa individu bersikap karena ada sesuatu yang melatarbelakangi
individu untuk mengambil sikap tertentu, seperti ingin dipandang orang lain
sebagai individu yang baik, untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu, untuk
mempertahankan ego atau pendapatnya, dan untuk mengekspresikan seberapa banyak
pengetahuan yang dimilikinya.
3. Bagaimana
fungsi sikap terhadap keberhasilan kehidupan individu, jelaskan sertakan
contohnya?
Jawaban :
Sikap
sangat berperan besar dalam kaitannya dengan keberhasilan individu. Sikap
mencerminkan kepribadian dari individu, sehingga sikap positif mencerminkan
kepribadian baik dan sikap negatif mencerminkan kepribadian buruk. Pengambilan
sikap tertentu dapat mempengaruhi kesuksesan kita. Apabila kita memiliki sikap
positif akan membawa kita memperoleh keberhasilan hidup, karena sikap positif
akan membuat kita yakin bahwa keberhasilan hidup yang lebih baik dapat kita
capai daripada yang memiliki sikap negatif. Kesuksesan seseorang sangat
ditentukan oleh sikap yang mereka ambil. Sikap mental yang positif dapat
memperkaya kehidupan pribadi seseorang dalam hubungannya dengan karier mereka.
Orang yang memiliki sikap positif tentunya akan optimis bahwa segala sesuatu
terantung dari usaha yang dilakukan. Dalam hal ini berarti bahwa orang yang
optimis akan yakin bahwa keberhasilan tergantung dari kerja keras dan kerja
keras juga merupakan salah satu dari sikap positif itu sendiri. Sehingga dengan
demikian sikap berfungsi untuk menentukan berhasil atau tidaknya usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Contoh
: misalkan tahun lalu Eko gagal dalam tes SBMPTN dan dia mencoba kembali pada
tahun ini. Eko merasa layak bahwa dirinya lulus tes SBMPTN dan layak diterima
sebagai mahasiswa Pendidikan Fisika UNS. Tetapi jika Eko saat tes dalam dirinya
berkata bahwa dia tidak akan lolos tes karena intensitas belajar dia tidak
seperti tahun lalu, dia merasa bahwa dengan intensitas belajar tinggi saja pada
tahun lalu tidak diterima apalagi dengan usaha pas-pasan seperti sekarang. Sikap
seperti itulah yang akan menyebabkan semangat Eko menurun dalam mengerjakan
soal tes SBMPTN. Namun jika Eko berpikir bahwa dirinya telas berusaha keras dan
belajar dengan giat pada tahun ini dengan disertai doa, maka dengan sikap
seperti itu akan membuat Eko memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk
diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Fisika UNS.
4. Catatlah
semua pikiran positif mengenai aktivitas akademikmu pada kolom sebelah kiri dan
sesuatu yang negatif pada kolom sebelah kanan?
No
|
Positif
|
Negatif
|
1
|
Saya
yakin bahwa dengan berusaha sekuat tenaga dan berdoa, saya bisa menjalani
kuliah di Pendidikan Fisika ini dengan lancar.
|
Saya
merasa bahwa intensitas belajar saya masih kurang, sehingga belum dapat
memahami materi perkuliahan dengan sepenuhnya.
|
2
|
Saya
yakin bahwa saya dapat mengerjakan tugas-tugas dan ujian-ujian yang diberikan
oleh dosen.
|
Saya
kurang yakin bahwa jawaban dari tugas yang saya kerjakan benar, karena saya
jarang belajar secara kelompok.
|
3
|
Saya
yakin bahwa tugas-tugas dan ujian-ujian mendapat nilai yang InsyaAllah bagus
sesuai dengan usaha yang saya lakukan.
|
Saya
merasa kurang sabar dan kurang teliti dalam mengerjakan soal, sehingga
jawaban akhir yang seharusnya hitungannya benar tetapi menjadi salah.
|
4
|
Saya
yakin bahwa nilai yang ada di siakad saya banyak yang A dan minimal B, karena
saya sudah mengerjakan tugas dan ujian dengan semaksimal mungkin.
|
Saya
mudah lelah dan sering mengantuk dalam belajar, sehingga kadang-kadang saya
kurang dapat memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh dosen.
|
5
|
Saya
yakin bahwa saya bisa mendapatkan nilai IPK minimal 3 untuk setiap
semesternya.
|
Saya
kurang percaya diri terhadap kemampuan yang saya miliki, karena saya merasa
bahwa orang lain memiliki kemampuan yang lebih daripada saya.
|
6
|
Saya
yakin dapat mengambil SKS lebih dari rata-rata pada semester berikutnya.
|
Dalam
belajar terkadang saya kurang berkonsentrasi dan suka asik sendiri.
|
7
|
Saya
yakin bahwa saya dapat disiplin dalam kuliah dan menaati tata tertib
perkuliahan.
|
Semangat
belajar kadang menurun karena disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal.
|
8
|
Saya
yakin bahwa kelak saya akan menjadi guru yang profesional.
|
Saya
ragu apakah saya kelak akan dapat menjadi guru yang profesional, karena untuk
menjadi guru itu harus melalui banyak ujian.
|
9
|
Saya
yakin bahwa dengan mendengarkan nasehat dosen dan menghormati dosen akan
memotivasi saya untuk terus belajar dengan giat.
|
Saya
ragu dengan kepandaian saya saat mengajar nanti, karena dalam perkuliahan
terdapat beberapa materi yang belum saya pahami.
|
10
|
Saya
yakin dapat menyelesaikan perkuliahan di Pendidikan Fisika ini dalam kurun
waktu kurang dari 4 tahun
|
Saya
ragu kalau saya belum bisa lulus kuliah dalam waktu 4 tahun, karena
berdasarkan kenyataan yang ada banyak kakak tingkat yang mengulang mata
kuliah di setiap semesternya, sehingga membuat saya sedikit ragu untuk lulus
tepat waktu.
|
5. Ubahlah
5 sikap negatif yang paling mengganggumu ke sikap positif
a. Daftar
Pernyataan Negatif
1) Saya
merasa bahwa intensitas belajar saya masih kurang, sehingga belum dapat
memahami materi perkuliahan dengan sepenuhnya.
2) Saya
merasa kurang sabar dan kurang teliti dalam mengerjakan soal, sehingga jawaban
akhir yang seharusnya hitungannya benar tetapi menjadi salah.
3) Dalam
belajar terkadang saya kurang berkonsentrasi dan suka asik sendiri.
4) Saya
kurang percaya diri terhadap kemampuan yang saya miliki, karena saya merasa
bahwa orang lain memiliki kemampuan yang lebih daripada saya.
5) Saya
mudah lelah dan sering mengantuk dalam belajar, sehingga kadang-kadang saya
kurang dapat memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh dosen.
b. Daftar
Pernyataan Positif
1) Saya
berusaha untuk meningkatkan intensitas belajar dengan menambah jam belajar dan
mengurangi waktu bermain.
2) Saya
berusaha untuk lebih sabar dan tidak tergesa-gesa saat mengerjakan soal dengan
meningkatkan ketelitian sehingga hitungannya benar.
3) Saya
berusaha untuk bisa lebih fokus dan berkonsentrasi terhadap perkuliahan serta
mengurangi bicara atau gerakan lain yang dapat mengganggu perkuliahan.
4) Saya
berusaha untuk meningkatkan rasa percaya diri saya terhadap kemampuan yang saya
miliki.
5) Saya
berusaha untuk tidak tidur terlalu malam sehingga tidak mudah lelah dan tidak
mudah mengantuk saat menjalani perkuliahan.
Tugas
B
1. Rumuskan
unsur-unsur penting yang terdapat dalam pengertian empati?
Jawaban :
Unsur-unsur
penting yang terdapat dalam pengertian empati itu meliputi suatu kerangka
berpikir, perasaan, perhatisn, rasa kepedulian, tanggapan afektif, keinginan
membantu, memahami, keinginan mengetahui, penempatan posisi.
Secara
umum, penjelasan unsur-unsur empati yang kami rumuskan adalah sebagai berikut :
a. Imajinasi
yang tergantung pada kemampuan
membayangkan yang memungkinkan pengandaian diri seseorang sebagai orang lain.
b. Adanya
kesadaran terhadap diri sendiri secara khusus dan penerimaan apa adanya
terhadap kelebikan/kekurangan diri sendiri secara umum.
c. Adanya
kesadaran terhadap orang lain, pengenalan dan perhatian terhadap orang lain,
secara khusus pandangan positif terhadap orang lain, secara umum penerimaan apa
adanya terhadap kelebihan dan kekurangan orang lain.
d. Adanya
perasaan, hasrat, ide-ide, dan representasi atau hasil tindakan baik pada orang
yang berempati maupun pada orang lain sebagai pihak yang diberi empati disertai
dengan keterbukaan untuk saling memahami satu sama lain.
e. Ketersediaan
sebuah kerangka pikir estetis yang merupakan dasar untuk menampilkan respons
yang dianggap pamtas dan memadai agar kesesuaian antara orang yang berempati
dengan orang yang menjadi sasaran empati dapat tercapai. Kerangka pikir ini
tergantung pada budaya, masyarakat, dan konteks jaman.
f. Ketersediaan
sebuah kerangka berpikir moral
2. Bagaimanakan
perkembangan empati tumbuh pada diri anak?
Jawaban :
Kemampuan
empati anak berkembang sejak anak masih berusia sangat dini. Perilaku empati
pada anak akan terus berkembang melalui proses pembelajaran. Perilaku empati
ini memberikan kemampuan kognitif dan afektif. Kemampuan kognitif empati
berfungsi untuk memahami perasaan orang lain dan mengambil perspektif mereka.
Kemampuan afektif empati merupakan tanggapan emosional yang tepat bagi orang
lain yang dalam keadaan emosional. Kemampuan berempati ini akan terus
berkembang dan mungkin dapat meningkat apabila individu memiliki rasa kedekatan
dan saling berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan berempati anak berkembang
sejak anak usia dini, yaitu dimulai dari saat anak masih bayi. Sebelum berumur
1 tahun, bayi memiliki beberapa perilaku empati, dalam arti bahwa mereka
mengerti tindakan orang lain hampir sama dengan tindakan mereka. Pada anak
bayi, perilaku yang menunjukkan empati antara lain adalah terlihat dari
bagaimana seorang bayi mengulum jarinya
sendiri ketika ada temannya yang merasa sakit, dan terlihat juga saat bagaimana
bayi mengusap matanya sendiri ketika melihat ibunya menangis. Kemudian pada
anak-anak usia 18 bulan hingga 2 tahun telah mampu menunjukka tanda-tanda
empati, seperti tindakan berusaha menghibur bayi yag sedang menangis. Namun
pada usia ini mereka belum bisa menunjukkan rasa empati secara penuh
sebagaimana anak usia sekitar 4 tahun. Kemudian setelah usia anak-anak telah
lebih dari 2 tahun, mereka mulai merasa nyaman bersama orang lain dan
menunjukkan kepeduliannya pada orang lain dalam hal-hal tertentu. pada anak
usia 7-12 tahun secara alami cenderung menunjukkan adanya perasaan empati
kepada orang lain yang sedang mengalami kesusahan.
Jadi,
perilaku empati itu tumbuh pada diri anak sejak usia dini sebagai akibat dari
adanya kemampuan kognitif dan afektif dalam diri anakdan kemampuan tersebut
akan terus berkembang melalui proses pembelajaran serta dapat meningkat bila
dalam diri anak memiliki rasa kedekatan dengan orang lain dan saling
berinteraksi dengan orang lain.
3. Bagaimana
empati pada anak-anak yang mengalami perilaku menyimpang seperti agresif dan
autis?
Jawaban :
Bagi
anak-anak yang mengalami perilaku menyimpang seperti agresif dan autis, maka
kemampuan empati mereka tidak sebaik individu normal pada umumnya. Anak-anak
yang agresif akan menunjukkan perilaku seperti suka memulai perkelahian,
menggunakan senjata, mencuri, dll. Anak-anak agresif dengan gangguan perilaku
tersebut menyebabkan mereka tidak dapat mengaktifkan wilayah otak yang
merespons perasaan secara kuat dan spesifik yang secara langsung terlihat dalam
perasaan diri dan penalaran moral mereka, sehingga mereka hanya bisa mengamati
suatu kejadian yang dialami oleh orang lain. Mereka tidak bisa ikut merasakan
kejadian yang dialami oleh orang lain dan tidak muncul rasa kepedulian dalam
diri mereka terhadap kejadian yang dialami orang lain. Kemudian berdasarkan
penelitian, anak-anak yang autis menunjukkan ketidakmampuannya untuk
mengekspresikan emosi mereka secara verbal dan juga secara khusus menunjukkan
adanya ketidakmampuan untuk mengidentifikasi keadaan emosional diri sendiri
maupun orang lain. Sehingga anak-anak yang autis memiliki kekurangmampuan untuk
memastikan perasaan orang lain, tetapi anak autis ini bisa memperlihatkan
empatinya ketika mereka menyadari keadaan pikiran orang lain.
Jadi,
anak-anak yang mengalami perilaku menyimpang seperti agresif dan autis pada
dasarnya juga memiliki rasa empati terhadap orang lain, tetapi kemampuan empati
mereka tidak sebaik kemampuan empati pada anak-anak normal.
4. Bedakan
konsep empati, apatis, dan simpati, dan sertai contohnya?
Jawaban :
Ø Empati
adalah kemampuan memahami kerangka berfikir dan merasakan orang lain secara
akurat dengan menggunakan komponen emosional dan kognisi makna yang berhubungan
dengan seolah-olah seperti yang dialami oleh orang tersebut, namun tanpa pernah
hanyut ke dalam kondisi tersebut. Empati ini juga sebagai kemampuan untuk
mengalami dan merespons perasaan orang lain. Perasaan yang timbul pada empati
disertai dengan perasaan organisme dari dalam tubuh yang amat dalam. Empati ini
juga disebut sebagai bentuk perhatian seseorang kepada orang lain.
Contoh : Ketika kita
mendengar kabar duka bahwa ada salah satu dari teman kita yag saudaranya
meninggal dunia, maka kita akan ikut merasakan kehilangan, merasa kasihan
dengan keluarga yang ditinggal, menyampaikan bela sungkawa, dan sekaligus
melayat ke rumah duka.
Ø Apatis
adalah ketidakpedulian seorang individu dimana mereka tidak memiliki perasaan
atau minat khusus terhadap aspek-aspek tertentu seperti aspek fisik, emosional,
dan kehidupan sosial. Apatis dapat dikatakan sebagai sikap tidak peduli dengan
sesuatu hal.
Contoh : Ketika
mendengar kabar duka bahwa ada salah satu dari teman kita yag saudaranya
meninggal dunia, maka orang yang apatis tidak peduli dengan kabar tersebut,
tidak menyampaikan ucapan bela sungkawa, apalagi melayat ke rumah duka.
Ø Simpati
adalah suatu perasaan belas kasihan/\keprihatinan terhadap orang lain yang
mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan karena mereka tidak dapat mengatasi
masalah-masalah mereka sendiri. Simpati ini hanya sebatas pada suatu perasaan
belas kasihan kepada seseorang.
Contoh : Ketika kita
mendengar kabar duka bahwa ada salah satu dari teman kita yag saudaranya
meninggal dunia, maka kita merasa kasihan dengan keluarga yang ditinggal dan
menyampaikan bela sungkawa.
Jadi, perbedaan konsep
antara empati, apatis, dan simpati adalah banwa empati itu merupakan suatu
bentuk perhatian kepada orang lain, apatis merupakan suatu bentuk
ketidakpedulian terhadap orang lain, dan simpatik merupakan suatu perasaan
belas kasihan kepada orang lain.
5. Menurut
saudara, bagaimana aspek empati berperan dalam kehidupan sosial anak?
Jawaban :
Empati sangat berperan
besar dalam kehidupan sosial anak, karena dengan adanya empati anak memiliki
rasa kepedulian kepada orang lain yang ditunjukkan dengan adanya perasaan ikut
merasakan apa yang dialami oleh orang lain dan membayangkan bila apa yang
dialami orang lain itu terjadi pada dirinya sendiri. Anak-anak akan lebih suka
dan mau untuk berempati dengan orang yang seperti mereka. Secara khusus empati
pada anak-anak ini akan meningkat dengan adanya kesamaan budaya dan kondisi
kehidupan mereka. Empati lebih mungkin terjadi antara individu-individu yang
saling berinteraksi. Sehingga dengan adanya empati ini menyebabkan anak lebih
sering berinteraksi dengan orang lain yang ditunjukkan dengan kedekatannya
kepada seseorang. Semakin sering dan
semakin banyak anak berinteraksi dengan orang lain, maka anak itu akan terus
belajar untuk berempati. Lingkungan kelompok teman sebaya akan memberikan
banyak pengalaman kepada anak tentang kepedulian terhadap sesama, katena
anak-anak biasanya berinteraksi dengan orang lain melalui bermain. Kehidupan
sosial anak akan berjalan dengan baik
jika ia mampu berinteraksi dan berempati dengan orang lain. Sehingga dengan adanya empati
dapat membina kehidupan sosial pada anak tersebut.
Komentar
Posting Komentar