LAPORAN KEGIATAN MAGANG KEPENDIDIKAN 1
LAPORAN KEGIATAN
MAGANG KEPENDIDIKAN 1
DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA
Disusun guna melengkapi Tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan Tahun Ajaran 2016/2017
Dosen Pengampu :
Drs. Edy Wiyono, M.Pd
Disusun oleh:
Nama = FRENDI IHWAN SYAMSUDIN
NIM = K2316022
Kelas = B
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016/2017
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan observasi ini disusun guna
melengkapi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan Tahun Ajaran 2016/2017.
Telah
disahkan pada :
hari : Selasa
tanggal : 02 April 2017
tempat
magang : SMA N 2 Surakarta
Surakarta, 02 April 2017
Dosen
Pembimbing, Mahasiswa,
Drs. Edy Wiyono, M.Pd Frendi Ihwan Syamsudin
NIP.
195110421 197501 1 001 NIM.
K2316022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji
syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
nikmat, taufik, hidayah, dan perkenan-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan
magang kependidikan 1 ini dengan lancar.
Magang kependidikan merupakan kegiatan akademik yang
tercantum dalam kurikulum semua program studi jenjang S1 yang ada di lingkungan
FKIP UNS berupa kegiatan belajar sambil melakukan (learning by doing) dalam rangka pembentukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Kegiatan magang kependidikan ini
berkaitan dengan empat kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru, yaitu
kompetensi paedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Terima
kasih kami sampaikan kepada bapak Drs.Edy Wiyono, M.Pd yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan kegiatan magang kependidikan 1 yang berlangsung di SMA
Negeri 2 Surakarta. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
telah memberikan kritik dan saran, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik yang membangun dan sumbangan saran kami harapkan dari pembaca demi
semakin baiknya laporan ini.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, apabila terdapat salah kata mohon untuk dimaafkan.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Surakarta, 02 April 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Sampul ........................................................................................
i
Kata Pengantar............................................................................................ii
Daftar Isi
....................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUHAN
A.
Latar Belakang ................................................................................
1-2
B.
Rumusan Masalah ...........................................................................
3
C.
Tujuan ............................................................................................,
3
D.
Metode Penelitian ...........................................................................
3
E.
Manfaat ...........................................................................................
3-4
F.
Tempat dan
Waktu...........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Profil
Sekolah..................................................................................
5
B.
Hasil Observasi
1. Kompetensi
Paedagogik..............................................................6-9
2. Kompetensi
Kepribadian .............................................................9-13
3. Kompetensi
Sosial ......................................................................
13-14
4. Kultur
Sekolah
............................................................................
15-17
C.
Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor
Pendukung ......................................................................
18
2. Faktor
Penghambat ....................................................................
18
D.
Hasil Yang Diperoleh
....................................................................... 19-22
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .....................................................................................
23
B.
Saran .............................................................................................. 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dokumentasi.........................................................................................
25-30
Instrumen Magang
................................................................................
31-32
Logbook................................................................................................
33-36
Visi dan Misi Sekolah
.......................................................................... 37
Tujuan Sekolah
.....................................................................................
38
Transkip
Wawancara..............................................................................
39-42
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Magang
kependidikan merupakan kegiatan akademik yang tercantum dalam kurikulum semua
program studi jenjang S1 yang ada di lingkungan FKIP UNS berupa kegiatan
belajar sambil melakukan (learning by
doing) dalam rangka pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (FKIP UNS) merupakan
lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang terikat dengan kompetensi guru
hasil dari lembaga tersebut. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008
Pasal 1 ayat (1) tentang Guru menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, mengevaluasipeserta didik pada jalur prndidikan formal di tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Sejalan dengan pernyataan itu seorang guru harus
memiliki kompetensi yang diharapkan, yaitu dapat melaksanakan peran, tugas, dan
fungsinya sebagai guru profesional yang memiliki kompetensi paedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi ini disiapan melalui
pendidikan akademik dan pendidikan profesi.
Kegiatan
magang kependidikan ini berkaitan dengan empat kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi paedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kompetensi paedagogik, profesional,
kepribadian, dan sosial sesuai dengan bidang studi dan keilmuan yang terkait.
Kompetensi paedagogik adalah keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai
seorang guru dalam melihat karakteristik siswa dari berbagai aspek kehidupan,
baik itu moral, emosional, maupun intelektual siswa. Kompetensi profesional
merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang berkaitan
dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial
adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Selain itu juga terdapat kompetensi kultur
sekolah merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh warga sekolah untuk
menaati azaz dan disiplin terhadap aturan sekolah, menaati norma dan nilai
religius, menaati norma hukum dan sosial, serta hubungan sosial antar warga
sekolah.
Dalam
rangka menyiapkan calon guru yang memiliki kompetensi tersebut, maka diperlukan
untuk melakukan berbagai upaya peningkatan, antara lain adalah peningkatan awal mahasiswa baru,
peningkatan kompetensi guru, pengembangan isi kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang
mamadai, dan penyediaan sarana belajar. Salah satu upaya dalam mencapai hal
tersebut maka diperlukan suatu program pengembangan melalui magang mahasiswa di
sekolah mitra dengan cara mengamati kultur sekolah/budaya sekolah dan mengamati peserta didik dalam proses
pembelajaran. Program ini disebut dengan program magang kependidikan 1.
Magang
kependidikan merupakan kegiatan akademik yang tercantum dalam kurikulum semua
program studi jenjang S1 yang ada di lingkungan FKIP UNS berupa kegiatan
belajar sambil melakukan (learning by
doing) dalam rangka pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Magang kependidikan merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman awal (earlier exposure) untuk membangun
jatidiri calon pendidik, memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan
bidang studi, memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru, mengembangkan
perangkat pembelajaran dan kecakapan paedagogis dalam membangun bidang keahlian
calon pendidik. Magang kependidikan merupakan kegiatan akademis dan praktis
yang lebih memfokuskan pada bidang manajerial dan pembelajaran di sekolah.
Salah satu bagian dari magang kependidikan ini adalah magang kependidikan 1
yang melatih mahasiswa calon guru untuk memiliki empat kompetensi dasar yang
harus dimiliki oleh guru tersebut dengan melakukan wawancara guru mata
pelajaran dan observasi kelas terkait dengan kompetensi paedagogik,
kepribadian, sosial, dan kultur sekolah. Lingkup kegiatan magang kependidikan 1
adalah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan program studi
mahasiswa masing-masing. Adapun lingkup kerja penyelenggaraan magang
kependidikan 1 adalah mahasiswa semester dua, dosen pengampu mata kuliah
profesi kependidikan, guru model, dan tim Unit Praktik Kependidikan Terpadu
(UPKT) FKIP UNS.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
kultur sekolah di lingkungan SMAN 1 Surakarta?
2. Bagaimana
kompetensi dasar paedagogik, kepribadian, dan sosial guru model di SMA Negeri 2
Surakarta?
3. Bagaimana
karakteristik profesi guru?
C.
Tujuan
Tujuan magang kependidikan 1 ini adalah untuk membangun
jati diri pendidik dan memantapkan kompetensi akademik kependidikan melalui :
1. Pengamati
langsung kultur sekolah.
2. Pengamati
kompetensi dasar paedagogik, kepribadian, dan sosial guru.
3. Pengamati
karakteristik profesi guru.
D.
Metode
Kegiatan
Dalam
melakukan kegiatan magang ini, mahasiswa mendapatkan data secara langsung,
yakni melakukan wawancara dengan guru model, pihak kurikulum mengenai data
sekolah dan dengan siswa, melakukan kegiatan observasi pembelajaran di kelas,
serta mengamati secara langsung (observasi) kultur warga sekolah di SMA Negeri
2 Surakarta.
E.
Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa
a. Menambah
pemahaman dan penghayatan tentang proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
b. Membangun
landasan jati diri pendidik dan memantapkan kompetensi akademik kependidikan.
c. Memperoleh
pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan di
sekolah.
d. Memantapkan
kompetensi guru profesional melalui observasi dan refleksi langsung di
lapangan.
e. Mendapatkan
informasi mengenai kondisi tenaga pendidik di SMA N 2 Surakarta terkait dengan
kompetensi paedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
f. Mendapatkan
bekal untuk implementasi di nlapangan tentang bagaimana pentingnya seorang
pendidik memiliki kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
g. Menberikan
pengalaman awal (earlier exposure) untuk membangun jati diri calon
pendidik.
2. Bagi
Sekolah
a. Sekolah
memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon guru yang
berdedikasi dan profesional.
b. Sekolah
memperolah masukan dari mahasiswa magang kependidikan 1 yang berguna untuk
memperbaiki kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
3. Bagi
Universitas Sebelas Maret
a. Memperoleh
umpan balik dari pelaksanaan magang di sekolah guna mengembangkan kurikulum
perguruan tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
b. Memperolah
berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan untuk mengembangkan
penelitian dan pendidikan.
c. Mencetak
calon guru profesional.
d. Terjalin
kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah, instansi daerah, instansi terkait
dan sekolah untuk pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
F.
Tempat
dan Waktu
1. Tempat
Tempat
magang kependidikan 1 dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta yang terletak di Jalan
Monginsidi No. 40, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah
2. Waktu
Kegiatan
magang kependidikan 1 ini dilaksanakan pada hari Kamis, 06 April 2017 dengan
kegiatan wawancara guru mata pelajaran, observasi kelas, dan foto lampiran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Profil
Sekolah
Nama Sekolah = SMA Negeri 2 Surakarta
Logo =
NPSN = 20327967
NSS = 301036105022
Akreditasi = Akreditasi A
Alamat = Jalan Monginsidi No. 40, Kota Surakarta,
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos =
57134
Nomer Telepon = 0271653416
Jenjang = SMA
Status = Negeri
Kepala Sekolah = Drs. Sutikno, M.M
Program = IPA dan IPS
Jumlah Kelas = 35 Kelas
Rentang Kelas = X, XI IPA, XI IPS, XII
IPA, XII IPS
Jumlah Siswa = 951 siswa
Jumlah Guru = 138 guru
Fasilitas = Ruang Kelas, Perpustakaan, Laboratorium Audio
Visual, GOR Graha Wijaya Kusuma, Masjid Nurul Ilmi, Ruang Agama Kristen, Ruang
Agama Katolik, Bengkel Seni, Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika,
Laboratorium Kimia, Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa, Ruang Kepala
Sekolah, Ruang Guru, dan Ruang Tata Usaha (TU).
Ekstrakuriluler = Palang Merah Remaja (PMR), Pramuka,
Pecinta Alam (PALA), Paskibraka, Karate, Bola Voli, Kempo, Sepak Bola/Futsal,
Bola Basket, Taekwondo, Silat, RMA, KIR, Kesenian, English Club, dan Teater.
B.
Hasil
Setiap Aspek
1.
Kompetensi
Paedagogik
Dalam
bidang pendidikan, khususnya yang diperuntukkan bagi guru, kompetensi
paedagogik adalah keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasai seorang guru
dalam melihat karakteristik siswa dari berbagai aspek kehidupan, baik itu moral,
emosional, maupun intelektual siswa. Implikasi dari kemampuan ini tentunya
dapat dilihat dari kemampuan guru dalam :
a. Memahami
peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip
kepribadian, dan mengidentifikasikan bekal ajar awal peserta didik.
b. Merancang
pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakterstik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar,
serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan
pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang
dan melaksanakan evaluasi pembelajaran secara berkesinambungan dengan berbagai
metode, menganalisis hasil evaluasi untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas pragram
pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan potensi akademik dan
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi non akademik.
Berdasarkan
hasil wawancara guru model dan observasi di SMA Negeri 2 Surakarta, kompetensi
paedagogik terbagi meenjadi beberapa indikator, yaitu :
a. Aspek
Potensi Peserta Didik
Potensi
yang dikembangkan oleh SMA Negeri 2 Surakarta terhadap peserta didik dalam
bidang pendidikan adalah input atau kemampuan awal peserta didik di awal masuk
SMA ini, karena siswa masuk dengan berdasarkan sistem nilai. Selain potensi di
bidang pendidikan, SMA Negeri 2 Surakarta juga mengembangkan potensi lain yang
harus ditekankan kepada peserta didik terlebih dahulu seperti sikap tentang
kedisiplinan dan tanggung jawab, sehingga peserta didik dapat berprestasi
dalam kegiatan akademik dan non akademik.
Sekolah/guru
mengetahui potensi akademik yang dimiliki oleh peserta didik dilihat dari nilai
Ujian Nasional SMP dan tes tersendiri yang berkaitan dengan penjurusan. Jadi
untuk mengetahui potensi akademik peserta didik, sekolah/guru tidak hanya
melihat nilai dari ujian nasional, tetapi juga terdapat tes pengelompokan.
Sedangkan sekolah/guru dapat mengetahui potensi nonakademik dengan melihat
bakat dan minat peserta didik yang dapat dikembangkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
Pengembangan
potensi peserta didik di SMA Negeri 2 Surakarta dilakukan dengan pengelompokan
peserta didik di awal masuk berdasarkan nilai ujian nasional SMA dan tes ulang
menjadi kelompok kelas IPA dan IPS. Pengembangan potensi peserta didik di SMA
Negeri 2 Surakarta untuk mata pelajaran fisika dilakukan melalui pelajaran
dengan memberikan materi fisika terlebih dahulu kemudian dilakukan tes. Bila
ada yang nilainya kurang maka akan diadakan sistem remidial, sedangkan yang
nilainya bagus akan dilakukan pengayaan. Siswa yang nilainya bagus diminta
untuk mengajari siswa yang nilainya kurang bagus, sehingga siswa yang nilainya
kurang bagus dapat termotivasi untuk meningkatkan belajarnya.
b. Kemandirian
dan Etos Kerja
Dalam
hal ini peserta didik sudah dapat menunjukkan kemandiriannya, tetapi tingkat
kemandirian belum dapat mencapai 100%. Hal ini dipengaruhi oleh input peserta
didik di awal masuk, karena latar belakang sikap kemandirian dan SMP peserta
didik berbeda-beda. Sesuai dengan amanat dari kurikulum 2013, maka peserta
didik harus bisa mandiri proses pembelajaran, tetapi peserta didik tidak bisa
dilepas begitu saja dan guru harus mendampingi peserta didik dalam proses
belajarnya. Sebelum peserta didik dilepas untu mengeksplorasi sesuatu, guru
harus menerangkan konsep terlebih dahulu. Sikap mandiri peserta didik tercermin
ketika peserta didik bisa menangkap dan mengembangkan kosep yang diperoleh
dalam kegiatan pembelajaran, tetapi jika sudah tidak bisa menangkap hal
tersebut peserta didik akan bertanya kepada teman atau gurunya.
Semangat
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sudah bagus, peserta didik sangat
antusias ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran
berlangsung, peserta didik sangat bersemangat untuk memperhatikan materi yang
diterangkan oleh guru. Ketika kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok, peserta
didik sangat bersemangat untuk bekerja sama dalam berdiskusi dan menyelesaikan
tugas kelompok sesuai dengan bagian-bagiannya. Jika guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan, peserta didik sangat bersemangat untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Ketika guru memberikan soal latihan
mengenai konsep yang telah diajarkan, pesrta didik sangat bersemangat untuk
meju kedepan mengerjakan soal tersebut, walaupun kadang jawabannya tidak sesuai
dengan yang diharapkan guru, tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah karena
dengan bersemangat maka mereka juga akan semangat untuk memperbaiki
kesalahannya.
Peserta
didik dapat menyelesaikan tugas secara mandiri, walaupun belum 100% mandiri.
Hal ini disebabkan karena peserta didik mempunyai karakter yang berbeda-beda
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu pemahaman
peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru juga berbeda-beda,
sehingga terdapat peserta didik yang sudah benar-benar mandiri dalam
menyelesaikan tugas dan terdapat peserta didik yang masih memerlukan bantuan
dalam menyelesaikan tugas, baik dari teman atau guru.
c. Pengaruh
Positif dan Disegani
Dampak
positif yang diperoleh peserta didik dari hasil pembelajaran sangat banyak,
salah satunya adalah peserta didik menjadi mengetahui hal-hal yang sebelumnya
tidak mereka ketahui. Hal ini berarti peserta didik dari yang tidak tahu
menjadi tahu. Selain itu, pembelajaran membawa dampak positif bagi
berkembangnya kemampuan berpikir peserta didik, karena dalam proses pembelajaran
peserta didik dituntut untuk dapat berpikir secara kritis dan analitis. Dari
pembelajaran peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru yang
sebelumnya belum dimiliki. Peserta didik dapat belajar memanfaatkan media
pembelajaran, seperti internet untuk belajar.
Peserta
didik dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam bidang ilmu fisika. Sebagai contoh adalah
kaitannya dengan materi pembelajaran fisika di SMA Negeri 2 Surakarta masih
memakai Kurikulum 2013 yang belum direvisi, pembelajaran suhu dan kalor
mempelajari termometer, sehingga peserta didik menjadi tahu bahwa termometer
yang baik berisi air raksa. Pengetahuan lain yang langsung dapat diterapkan
oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari adalah tentang gerak. Jika
peserta didik belum mengetahui kaitan antara konsep dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari, maka peserta didik akan bertanya kepada guru dan guru
akan menjelaskannya, sehingga materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2.
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia. Implikasi kompetensi kepribadian ini tentunya dapat
dilihat dari sikap guru yang meliputi :
a. Kepribadian
yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga
menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. Kepribadian
yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.
c. Kepribadian
yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta
didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
d. Kepribadian
yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Berakhlak
mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religius
(iman, taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik)
Berdasarkan
hasil wawancara guru model dan observasi di SMA Negeri 2 Surakarta, kompetensi
kepribadian terbagi meenjadi beberapa indikator, yaitu :
a. Kejujuran
Tindakan
peserta didik sudah mencerminkan dengan perkataan yang diucapkannya. Hal ini
dapat dicontohkan terdapat peserta didik yang menemukan uang atau barang,
kemudian diserahkan ke Tata Usaha (TU) untuk diumumkan siapakan yang kehilangan
uang atau barang tersebut. Kemudian peserta didik yangmerasa kehilangan uang
atau barang tersebut datang ke TU dengan menyebutkan ciri-ciri dari uang atau
barang yang hilang. Contoh lainnya adalah ketika dimintai pendapatnya tentang
suatu hal, peserta didik menjawabnya dengan jujur. Selain itu pada saat
ulangan, peserta didik mengerjakan sendiri ulangannya. Pada saat terdapat
pekerjaan yang dikoreksi teman, terdapat peserta didik yang lapor bahwa
seharusnya jawabannya salah tapi dibenarkan atau seharusnya jawabannya benar
tapi disalahkan. Terdapat juga peserta didik yang melaporkan kepada guru bahwa
nilainya kelebihan atau kekurangan dan seharusnya nilai yang benar sekian
dengan menunjukkan bukti lembar jawabnya.
Tingkat
kejujuran peserta didik sudah cukup tinggi. Hal ini tercermin pada sikap dan
perbuatan peserta didik seperti yang sudah ditunjukkan di atas. Tetapi tingkat
kejujuran ini harus tetap ditingkatkan dan diperbaiki lagi dengan cara guru
tetap memberikan nasehat dan motivasi kepada peserta didik agar dapat terus
termotivasi untuk selalu jujur, karena ada kalanya kejujuran peserta didik
berkurang dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
b. Menarik
Cara
menarik perhatian peserta didik agar tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran
adalah guru dalam memberikan pembelajaran harus menarik dan kreatif dengan
beberapa model pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya terpaku
pada satu model saja, tetapi dengan memberikan beberapa kombinasi model
pembelajaran kepada peserta didik. Tetapi model pembelajaran harus
memperhatikan karakter dari peserta didik, sehingga pembelajaran dapat menarik
perhatian dari peserta didik. Metode pembelajaran juga dibuat menyenangkan,
tidak hanya metode ceramah sehingga
peserta didik tidak mudah jenuh. Saat mulai terlihat kebosanan di wajah peserta
didik, maka guru harus memberikah kata-kata lucu atau humor dan memerintahkan
peserta didik untuk aktif, yaitu dengan cara peserta didik sesering mungkin
diberi soal untuk maju ke depan mengerjakannya.
Model
pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik sesuai dengan amanat dari
kurikulum 2013, yaitu dengan model pembelajaran yang mengarah kepada pendekatan
saintifik. Model pembelajaran ini dapat dilakukana dengan memberikan pengenalan
materi secara terbimbing agar peserta didik mampu mengerti konsep materi secara
mandiri. Kemudian memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Setelah itu
eksperimen agar peserta didik lebih memahami konsep dari materi yang
dipelajari. Kemudidan diberikan latihan soal untuk menguji seberapa besar tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi. Jadi model pembelajaran yang
diterapkan bagi peserta didik adalah model pembelajaran yang mengarah kepada
pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013.
c. Empati
Cara
menunjukkan sikap empati kepada peserta didik adalah pada saat pembelajaran
berlangsung guru harus mempunyai semangat yang tinggi daripada peserta didik,
sehingga guru dapat menunjukka sikap semangatnya dalam mendidik dan peserta
didik dapat termotivasi untuk bersemangat serta dapat menerima materi
pembelajaran yang disampaikan guru. Guru harus memperhatikan wajah peserta
didik, apabila terdapat peserta didik yang malas-malasan atau mengantuk maka
guru harus membuat suasana baru dengan sedikit humor atau pemberian soal,
sehingga peserta didik dapat nyaman dan bersemangat kembali. Proses
pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin dan bervariasi dalam penyampaian
materi. Pembelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah saja, tetapi juga
menggunakan metode lain seperti diskusi, tugas kelompok, pertanyaan-pertanyaan,
maupun dalam bentuk permainan. Tetapi metode tersebut harus dipilih sedemikian
rupa sehingga cocok dengan karakteristik dari peserta didik secara keseluruhan.
Pemberian tugas juga harus menarik dan variatif. Misalnya biasanya guru memberikan
tugas berupa soal dan peserta didik menjawabnya. Tugas ini bisa diubah dengan
guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat soal dan soal tersebut
ditukar dengan peserta didik yang
lainnya untuk dikerjakan.
Cara
menanamkan sikap empati pada peserta didik adalah dengan membuat suasana
pembelajaran menjadi nyaman, pemberian soal-soal agar peserta didik aktif dalam
proses pembelajaran, pembelajaran dilakukan dengan menarik dan variatif, serta
guru harus bisa berganti-ganti model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
d. Kolaboratif
Peserta
didik mampu bekerja secara berkelompok. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap
peserta didik pada saat belajar kelompok. Pada saat berkelompok dapat dilihat
keaktifan dan kerja sama antara peserta didik yang satu dengan laiinya. Saat
berkelompok mereka menunjukkan sikap semangat dan bersungguh-sungguh untuk
berdiskusi dan mengerjakan tugas. Sikap semangat dan bersungguh-sungguh
tersebut menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk bekerja secara berkelompok
dengan baik.
Cara
menanamkan sikap kolaboratif pada peserta didik adalah dengan menerapkan metode
eksperimen (praktikum) dan diskusi.
Dalam kegiatan eksperimen dan diskusi ini peserta didik dibentuk menjadi
beberapa kelompok. Dalam pembentukan kelompok, guru harus memperhatikan prinsip
pemerataan. Prinsip pemerataan ini berarti bahwa saat pembentukan kelompok
distribusi antara peserta didik yang unggul dan peserta didik yang kurang
unggul dimeratakan. Pemilihan unggul tidaknya peserta didik ini dilakukan
dengan melihat potensi yang dimilikinya dalam pokok bahasan yang akan
didiskusikan. Masing-masing peserta didik tentunya mempunyai kelebihan
masing-masing sesuai dengan bidangnya, baik itu eksperimen, hitungan, dan
kemapuan berbicara. Sehingga dengan pemerataan ini diharapkan muncul sikap
kolaboratif pada peserta didik dimana peserta didik yang unggul akan mengajari
peserta didik yang kurang unggul dan peserta didik yang kurang unggul
memperhatikan apa yang diajarkan oleh temannya tersebut. Jadi cara yang tepat
untuk menanamkan sikap kolaboratif dari peserta didik adalah dengan cara
membagi peerta didik menjadi beberapa kelompok untuk bereksperimen atau
berdiskusi.
e. Suka
Menolong
Menanamkan
sikap suka menolong pada peserta diidk dapat dilakukan dengan melakukan review
kepada peserta didik dengan diberi soal-soal sesuai dengan materi yang
diajarkan di akhir pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan untuk menanamkan sikap
tolong menolong peserta didik, karena dengan diberi soal biasanya terdapat sebagian
peserta didik yang sudah selesai mengerjakan soal dan terdapat sebagian peserta
didik yang belum selesai mengerjakan soal. Peserta didik yang belum selesai
mengerjakan soal ini akan bertanya kepada peserta didik yang sudah selesai
mengerjakan soal terkait bagaimana cara mengerjakannya. Peserta didik yang
sudah selesai mengerjakan soal ini
kemudian memberikan bantuan cara mengerjakan soal kepada peserta didik yang
belum selesai. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa dengan dilakukan review
pembelajaran dapat tumbuh sikap tolong menolong di dalam diri peserta didik.
Peserta
didik sangat mampu untuk menerapkan sikap suka tolong menolong dalam kehidupan
sehari-hari. Sikap suka tolong menolong ini tercermin ketika peserta didik
saling membantu dalam suatu kegiatan-kegiatan organisasi dan ekstrakurikuler,
saling membantu untuk menyiapkan acar tertentu, dan saling membantu bila
terdapat teman yang kesusahan. Contoh realnya adalah terdapat peserta didik
yang lupa membawa uang saku kemudian terdapat peserta didik lainnya yang
membantunya dengan meminjami uang. Perilaku tersebut merupakan cerminan dari
sikap suka tolong menolong antara peserta didik yang satu dengan yang lainnnya.
3.
Kompetensi
Sosial
Kompetensi
sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
a. Bersikap
inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, reskondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial keluarga.
b. Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
c. Beradaptasi
di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi
dengan lisan maupun tulisan.
Berdasarkan
hasil wawancara guru model dan observasi di SMA Negeri 2 Surakarta, kompetensi sosial
terbagi meenjadi beberapa indikator, yaitu :
a. Menjadi
Panutan
Peserta
didik dapat menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik yang
satu dengan yang lain memiliki aspek yang dalam hal menjadi panutan. Terdapat
peserta didik yang sifatnya baik dan suka membantu, maka dia menjadi panutan
bagi teman-temannya. Terdapat peserta didik yang selalu jujur, maka dia juga
menjadi panutan bagi teman-temannya. Terdapat peserta didik yang memiliki jiwa
disiplin dan tanggung jawab tinggi, maka dia menjadi panutan bagi teman-temannya.
Panutan
termasuk sikap dan karakter yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik.
Peserta didik yang menjadi panutan ini sering diindikasikan sebagai pemimpin.
Tetapi tidak semua peserta didik bisa menjadi pemimpin bagi yang lain. Oleh
karena itu untuk menanamkan sifat kepemimpinan, guru harus melakukan suatu
usaha yang dapat dillaksanakan melalui pembelajaran model diskusi. Peserta
didik dibentuk kelompok untuk mendiskusikan suatu permasalahan kemudian
mempresentasikannya. Pada saat presentasi ini guru meminta kepada semua anggota
kelompok agar aktif berbicara saat mempresentasikan hasil belajar kelompoknya.
Dengan demikian usaha ini dapat melatih keberanian peserta didik, mampu
membentuk mental peserta didik, dan dapat digunakan untuk menanamkan sifat
kepemimpinan pada diri peserta didik.
b. Komunikatif
Peserta
didik sangat komunikatif selama pembelajaran berlangsung. Peserta didik tidak
diam saja ketika guru menjelaskan, tetapi juga aktif bertanya jika terdapat
materi yang belum paham. Peserta didik sangat aktif saat guru memberi
pertanyaan-pertanyaan, terbukti bahwa siswa langsung merespon pertanyaan guru
dengan menjawabnya. Ketika diberi soal, peserta didik berebut untuk maju
mengerjakannya di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik aktif
dalam pembelajaran dan proses pembelajaran berlangsung secara komunikatif.
Peserta
didik mampu berkomunikasi dengan warga sekolah dalam kehidupan sehari-hari,
baik itu dengan peserta didik lainnya, guru, kepala sekolah, maupun dengan
karyawan TU. Sebagian besar peserta didik selalu menyapa dan mencium tangan
jika bertemu dengan kepala sekolah, guru, dan karyawan TU. Hal itu menunjukkan
bahwa peserta didik mampu bersosialisasi dan menghormati kepala sekolah, guru,
dan karyawan TU. Begitu pula antara peserta didik dengan peserta didik yang
lain sudah dapat bersosialisasi dengan baik. Peserta didik tidak hanya
bersosialisasi dengan teman sekelasnya, tetapi juga bersosialisasi dengan teman
beda kelas dan dengan teman berbeda angkatan.
c. Kooperatif
Peserta
didik dapat bersifat kooperatif selama pembelajaran berlangsung. Peserta didik
dapat bekerja sama dengan peserta didik yang lainnya dalam berbagai aspek. Hal
ini dapat dilihat ketika peserta didik diberi tugas kelompok untuk
menyelesaikan suatu soal atau permasalahan. Peserta didik akan saling bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas tersebut. Peserta didik akan melakukan pembagian
tugas dalam menyelesaikan tugas kelompok tersebut dan akan saling membantu jika
terdapat peserta didik yang kesulitan dalam mengerjakan soal yang menjadi
bagiannya.
Tingkat
kooperatif peserta didik selama kegiatan belajar mengajar sudah cukup tinggi,
baik itu dalam menyelesaikan tugas kelompok di kelas maupun menyelesaikan tugas
kelompok di luar kelas.
4.
Kompetensi
Kultur Sekolah
Kompetensi
kultur sekolah merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh warga sekolah
untuk menaati azaz dan disiplin terhadap aturan sekolah, menaati norma dan
nilai religius, menaati norma hukum dan sosial, serta hubungan sosial antar
warga sekolah.
Berdasarkan
hasil wawancara guru model dan observasi di SMA Negeri 2 Surakarta, kompetensi kultur
sekolah terbagi meenjadi beberapa indikator, yaitu :
a. Taat
Azaz dan Disiplin Terhadap Aturan Sekolah Yang Menaungi dan Menerapkannya Dalam
Kehidupan Sehari-hari
Peserta
didik telah mampu menaati peraturan sekolah dengan baik. Misalnya adalah
peserta didik masuk kelas sesuai dengan jam masuk yang telah diatur oleh
sekolah, peserta didik berkata-kata dan bertingkah laku yang baik, dan peserta
didik memakai seragam sesuai dengan peraturan sekolah.
Terkait
dengan kedisiplinan terhadap aturan sekolah, peserta didik sangat disiplin
untuk menaati peraturan sekolah yang telah disepakati bersama. Sebagai contoh
masuk sekolah pukul 07.10 menit, maka peserta didik sudah berada di kelas
sebelum pukul 07,10 menit. Contoh lainnya adalah peserta didik sangat disiplin
dalam berpenampilan. Peserta didik berpakaian sesuai dengan jadwal yang dibuat
oleh sekolah. Dalam berpakaian baju peserta didik dimasukkan ke celana. Rambutnya
disisir rapi, sehingga tidak acak-acakan.
Apabila
terdapat peserta didik yang tidak menaati peraturan dan disiplin sekolah, maka
peserta didik akan diberikan sanksi. Sanksi yang diberlakukan di SMA N 2
Surakarta ini merupakan pemberian poin ssesuai dengan kriteria tata tertib yang
dilangggar oleh peserta didik tersebut. Setelah itu peserta didik
ditindaklanjuti oleh guru Bimbingan Konseling (BK) untuk diberikan
pembimbingan-pembimbingan agar tidak mengulangi kesalahannya dalam melanggar
tata tertib dan menekankan kepada diri peserta didik untuk selalu menaati peraturan yang diberlakukan oleh
sekolah.
b. Norma
dan Nilai Religius Yang Diteladani
Peserta
didik di SMA N 2 Surakarta telah melaksanakan ajaran agama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing yang dianut oleh peserta didik. Peserta didik di
SMA N 2 Surakarta mayoritas beragama Islam dan beberapa ada yang beragama
Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Peserta didik sebagian besar
telah melaksanakan ajaran agama sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaannya.
Hal ini dapat dilihat pada jam istirakat pertama di SMA N 2 Surakarta, yaitu
pukul 09.15 WIB, peserta didik yang beragama Islam berbondong-bondong menuju
mushola untuk melaksanakan shalat dhuha secara bergantian dan peserta didik
yang non muslim juga melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya. Kemudian pada
jam istirahat kedua sekitar pukul 11.40 WIB, peserta didik yang muslim
berbondong-bondong menuju ke mushola untuk melaksanakan shalat dzuhur secara
berjamaah dan peserta didik yang nono muslim juga melaksanakan ibadah sesuai
dengan agama masing-masing.
Penerapan
ajaran agama peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di SMA N 2 Surakarta
dapat dilihat dari pelaksanaan ibadah yang sudah dijelaskan di atas baik muslim
maupun non muslim pelaksanaannya baik. Kemudian dilihat dari interaksi antar
peserta didik yang berbeda agama, mereka terlihat saling menghormati dan
menghargai perbedaan agama antara yang satu dengan yang lainnya.
c. Norma
Hukum dan Sosial, Rasa Bangga, dan Konsisten Dengan Norma
Tata
tertib yang terdapat di SMA N 2 Surakarta mencakup seluruh aspek-aspek norma
yang ada seperti mengenai norma agama, norma hukum, norma kemanusiaan, norma
kesusilaan, dan norma kesopanan antara warga sekolah. Contoh tata tertib yang
berkaitan dengan norma hukum adalah melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing. Contoh tata tertib yang berkaitan dengan norma hukum
adalah bila melanggar tata tertib akan dikenai sanksi tertentu sesuai dengan
tata tertib yang dilanggar. Contoh tata tertib
yang berkaitan dengan norma kemanusiaan adalah dilarang menyakiti teman
dan guru. Contoh tata tertib dari norma kesusilaan adalah dilarang melakukan
perbuatan tang tidak susila, seperti tidak boleh pacaran. Contoh dari norma
kesopanan adalah peserta didik harus menghormati dan menghargai seluruh warga
sekolah.
Pelaksanaan
tata tertib di sekolah yang sudah dibuat oleh bidang kesiswaan dengan cukup baik. Sebagian besar peserta
didik sudah melaksanakan tata tertib sekolah dengan baik. Seperti pesera didik
sudah beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, peserta
didik tidak melakukan perbuatan penganiayaan maupun perbuatan asusila, serta
peserta didik selalu menghormati dan menghargai warga sekolah lainnya.
Apabila
terdapat peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah, maka peserta didik
akan diberi sanksi sesuai dengan tata tertib apa yang dilanggarnya yaitu dengan
diberikan poin peringatan dan peringatan secara lisan. Apabila peserta didik
masih tetap melanggar maka diberikan surat peringatan tertulis dan surat
pemanggilan orang tua/wali siswa. Dan apabila peserta didik masih melanggar,
maka peserta didik akan dikeluarkan dari sekolah. Tetapi di SMA N 2 Surakarta tidak sampai mengeluarkan
peserta didik, karena pada peringatan poin
pertama peserta didik sudah tidak mengulangi pelanggarannya lagi.
d. Hubungan
Sosial Antar Warga Sekolah
Hubungan
antar sesama warga sekolah di SMA N 2 Surakarta sudah terjalin dengan baik.
Sesama warga sekolah memiliki sikap saling menghormati dan menghargai, baik
peserta didik, kepala sekolah, guru, dan karyawan TU.
Warga
sekolah memiliki sifat yang positif terhadap komite sekolah, orang tua/wali
siswa, dan lingkungan. contohnya adalah jika ada acara tertentu yang
berhubungan dengan orang tua siswa, maka orang tua siswa diundang dengan
menggunakan undangan. Selalu terdapat kerja sama antara warga sekolah dengan
komite sekolah, khususnya menyangkut masalah keuangan sekolah. Setiap ada
pemasukan dan pengeluaran yang diselenggarakan sekolah maka komite sekolah akan
diberitahu melalui surat edaran. Kemudian pemasukan dan pengeluaran dana
tersebut harus dibuat laporan pertanggungjawaban kepada komite sekolah.
Kegiatan
rutin warga sekolah dalam hubungannya dengan kekeluargaan adalah diadakannya acara-acara
keagamaan rutin sesuai dengan agama dan kepercayaan warga sekolah, diadakannya
kegiatan dalam rangkaian dies natalis SMA N 2 Surakarta, serta diadakan upacara
rutin hari senin dan hari-hari besar nasional. Kemudian kegiatan rutin warga
sekolah dalam hubungannya dengan lingkungan adalah melakukan kerja bakti
membersihkan lingkungan, sehingga lingkungan menjadi bersih dan terlihat rapi.
Selain itu juga dilakukan kegiatan bakti sosial dari sekolah kepada masyarakat
yang vmenunjukkan rasa saling menghormasi dan menghargai. Kegiatan bakti sosial
ini dilakukan oleh semua warga sekolah, mulai dari peserta didik, kepala
sekolah, komite sekolah, guru, dan karyawan.
C.
Faktor
Pendukung dan Penghambat
Dalam
melaksanakan kegiatan magang kependidikan 1 ini, penulis mempunyai faktor
pendukung dan penghambat, yaitu :
1. Faktor
Pendukung
a. Terdapat
informasi magang yang jelas dari dosen pengampu mata kuliah Profesi
Kependidikan, sehingga magang dapat berjalan dengan lancar.
b. Terdapat
kemudahan mengenai informasi magang kependidikan 1 oleh FKIP UNS melalui UPKT.
c. Terdapat
standar operasional magang kependidikan yang memudahkan penulis dalam
melaksanakan kegiatan magang kependidikan 1.
d. Terdapat
instrumen magang yang dapat memudahkan penulis dalam melaksanakan kegiatan
magang kependidikan 1.
e. Kemudahan
dalam membuat surat perizinan dari fakultas.
f. Keringanan
dalam kegiatan perkuliahan ketika melaksanakan magang.
g. Kemudahan
untuk bertemu guru fisika di SMA N 2 Surakarta.
h. Dapat
berkomunikasi dengan baik selama kegiatan wawancara.
i.
Teman-teman kelompok magang dapat diajak
bekerja sama dalam melakukan kegiatan wawancara magang dan observasi kelas.
2. Faktor
penghambat
a. Kesulitan
untuk menentukan sekolah yang digunakan untuk observasi, karena penulis bukan
orang Surakarta asli dan terdapat sekolah yang sudah diobservasi oleh mahasiswa
pendidikan fisika lainnya.
b. Kesulitan
untuk melakukan pemahaman isi pertanyaan wawancara kepada guru model.
c. Kesulitan
untuk melakukan perizinan di SMA N 2 Surakarta, karena surat yang sudah
diserahkan ke Tata Usaha (TU) hilang dan penulis harus membuat surat izin
magang yang baru.
d. Kesulitan
menentukan hari untuk melakukan wawancara dan observasi kelas, karena jadwal
mengajar guru model sangat padat dan saat itu sedang bersamaan dengan waktu
ujian SMA.
D.
Hasil
Yang Diperoleh
Berdasarkan
hasil wawancara dan observasi kelas, penulis memperoleh hasil bahwa SMA Negeri
2 Surakarta berupaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh
peserta didik, baik itu potensi akademik maupun potensi non akademik. Potensi
yang dikembangkan oleh SMA Negeri 2 Surakarta terhadap peserta didik dalam
bidang pendidikan adalah input atau kemampuan awal peserta didik di awal masuk
SMA ini, karena siswa masuk dengan berdasarkan sistem nilai. Selain potensi di
bidang pendidikan, SMA Negeri 2 Surakarta juga mengembangkan potensi lain yang
harus ditekankan kepada peserta didik terlebih dahulu seperti sikap tentang
kedisiplinan dan tanggung jawab, sehingga peserta didik dapat berprestasi
dalam kegiatan akademik dan non akademik.
Pengembangan potensi peserta didik tersebut dilakukan melalui pembelajaran di
kelas berdasarkan bakat dan minat dari
peserta didik dengan menambah sarana dan prasarana yang diperlukan.
Pengembangan potensi peserta didik juga dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang telah ada di SMA Negeri 2 Surakarta.
SMA
Negeri 2 Surakarta berupaya untuk menanamkan sikap mandiri dan etos kerja yang
tinggi kepada peserta didik. Untuk menanamkan sikap mandiri tersebut, SMA
Negeri 2 Surakarta melakukan suatu kegiatan pembelajaran dengan metode
pendekatan saintifik sesuai amanat dari kurikulum 2013. Untuk menumbuhkan
semangat belajar peserta didik, guru SMA Negeri 2 Surakarta memberikan
motivasi-motivasi kepada peserta didik agar tumbuh rasa semangat dan etos kerja
yang tinggi. Pembelajaran dengan metode pendekatan saintifik ini membawa dampak
positif kepada peserta didik peserta didik dari hal yang tidak tahu menjadi
tahu. Selain itu, pembelajaran membawa dampak positif bagi berkembangnya
kemampuan berpikir peserta didik, karena dalam proses pembelajaran peserta
didik dituntut untuk dapat berpikir secara kritis dan analitis. Dari
pembelajaran peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru yang
sebelumnya belum dimiliki. Peserta didik dapat belajar memanfaatkan media
pembelajaran, seperti internet untuk belajar.
SMA
Negeri 2 Surakarta juga berupaya untuk menanamkan sikap jujur kepada peserta
didik melalui pemberian nasehat bahwa jujur itu merupakan hal yang paling utama
dalam kehidupan ini. SMA Negeri 2 Surakarta berupaya untuk membuat suasana
belajar semenarik mungkin sehingga muncul sikap empati dan sikap kolaboratif
yang tinggi dari peserta didik yang menyebabkan peserta didik dapat belajar
kelompok dengan baik dan tumbuh sikap tolong menolong dalam hal kebaikan. Dalam
hal ini SMA Negeri 2 Surakarta melakukannya dengan membentuk kelompok-kelompok
belajar yang mendiskusikan tentang konsep materi tertentu. Dalam pembentukan
kelompok diupayakan adanya pemerataan antara peserta didik yang unggul dan
peserta didik yang kurang unggul, sehingga peserta didik yang unggul akan
mengajari peserta didik yang kuranh unggul dan peserta didik yang kurang unggul
menjadi termotivasi untuk terus meningkatkan belajarnya. Dengan demikian materi
pembelajaran akan mudah dimengerti oleh peserta didik.
SMA
Negeri 2 Surakarta juga mengupayakan pembentukan sikap kepemimpinan kepada diri
peserta didik, karena hai ini termasuk sikap dan karakter yang harus dimiliki
oleh setiap peserta didik. Tetapi tidak semua peserta didik bisa menjadi
pemimpin bagi yang lain. Oleh karena itu untuk menanamkan sifat kepemimpinan,
guru SMA Negeri 2 Surakarta melakukan suatu usaha yang dapat dilaksanakan
melalui pembelajaran model diskusi. Peserta didik dibentuk kelompok untuk
mendiskusikan suatu permasalahan kemudian mempresentasikannya. Pada saat
presentasi ini guru meminta kepada semua anggota kelompok agar aktif berbicara
saat mempresentasikan hasil belajar kelompoknya. Dengan demikian usaha ini
dapat melatih keberanian peserta didik, mampu membentuk mental peserta didik,
dan dapat digunakan untuk menanamkan sifat kepemimpinan pada diri peserta
didik.
SMA
Negeri 2 Surakarta juga mengupayakan agar komunikasi antara peserta didik
dengan guru atau dengan peserta didik yang lain dapat berjalan dengan lancar.
Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik tidak diam saja
ketika guru menjelaskan, tetapi juga aktif bertanya jika terdapat materi yang
belum paham. Peserta didik sangat aktif saat guru memberi
pertanyaan-pertanyaan, terbukti bahwa siswa langsung merespon pertanyaan guru
dengan menjawabnya. Ketika diberi soal, peserta didik berebut untuk maju
mengerjakannya di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik aktif
dalam pembelajaran dan proses pembelajaran berlangsung secara komunikatif.
SMA
Negeri 2 Surakarta juga mengupayakan agar peserta didik kooperatif selama
pembaelajaran berlangsung. Peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta
didik yang lainnya dalam berbagai aspek. Hal ini dapat dilihat ketika peserta
didik diberi tugas kelompok untuk menyelesaikan suatu soal atau permasalahan.
Peserta didik akan saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Peserta didik akan melakukan pembagian tugas dalam menyelesaikan tugas kelompok
tersebut dan akan saling membantu jika terdapat peserta didik yang kesulitan
dalam mengerjakan soal yang menjadi bagiannya.
Peserta
didik telah mampu menaati peraturan sekolah dengan baik. Terkait dengan
kedisiplinan terhadap aturan sekolah, peserta didik sangat disiplin untuk
menaati peraturan sekolah yang telah disepakati bersama. Sebagai contoh masuk
sekolah pukul 07.10 menit, maka peserta didik sudah berada di kelas sebelum
pukul 07,10 menit. Contoh lainnya adalah peserta didik sangat disiplin dalam
berpenampilan. Peserta didik berpakaian sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh
sekolah. Dalam berpakaian baju peserta didik dimasukkan ke celana. Rambutnya
disisir rapi, sehingga tidak acak-acakan. Apabila terdapat peserta didik yang
tidak menaati peraturan dan disiplin sekolah, maka peserta didik akan diberikan
sanksi. Sanksi yang diberlakukan di SMA N 2 Surakarta ini merupakan pemberian
poin ssesuai dengan kriteria tata tertib yang dilangggar oleh peserta didik
tersebut. Setelah itu peserta didik ditindaklanjuti oleh guru Bimbingan
Konseling (BK) untuk diberikan pembimbingan-pembimbingan agar tidak mengulangi
kesalahannya dalam melanggar tata tertib dan menekankan kepada diri peserta
didik untuk selalu menaati peraturan
yang diberlakukan oleh sekolah.
SMA
Negeri 2 Surakarta juga berupaya agar peserta didik memiliki jiwa kerohanian
yang tinggi dan kegiatan beribadah tetap berjalan dengan lancar sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianut oleh peserta didik melalui pendidikan agama
maupun acara-acara keagamaan tertentu. Penerapan ajaran agama peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari di SMA N 2 Surakarta dapat dilihat dari pelaksanaan
ibadah yang sudah dijelaskan di atas baik muslim maupun non muslim
pelaksanaannya baik. Kemudian dilihat dari interaksi antar peserta didik yang
berbeda agama, mereka terlihat saling menghormati dan menghargai perbedaan
agama antara yang satu dengan yang lainnya.
Hubungan
antar sesama warga sekolah di SMA N 2 Surakarta sudah terjalin dengan baik.
Sesama warga sekolah memiliki sikap saling menghormati dan menghargai, baik
peserta didik, kepala sekolah, guru, dan karyawan TU. Warga sekolah memiliki sifat yang positif
terhadap komite sekolah, orang tua/wali siswa, dan lingkungan. contohnya adalah
jika ada acara tertentu yang berhubungan dengan orang tua siswa, maka orang tua
siswa diundang dengan menggunakan undangan. Selalu terdapat kerja sama antara warga
sekolah dengan komite sekolah, khususnya menyangkut masalah keuangan sekolah.
Setiap ada pemasukan dan pengeluaran yang diselenggarakan sekolah maka komite
sekolah akan diberitahu melalui surat edaran. Kemudian pemasukan dan
pengeluaran dana tersebut harus dibuat laporan pertanggungjawaban kepada komite
sekolah.
SMA
Negeri 2 Surakarta juga melakukan kegiatan rutin warga sekolah dalam
hubungannya dengan kekeluargaan adalah diadakannya acara-acara keagamaan rutin
sesuai dengan agama dan kepercayaan warga sekolah, diadakannya kegiatan dalam
rangkaian dies natalis SMA N 2 Surakarta, serta diadakan upacara rutin hari
senin dan hari-hari besar nasional. Kemudian kegiatan rutin warga sekolah dalam
hubungannya dengan lingkungan adalah melakukan kerja bakti membersihkan
lingkungan, sehingga lingkungan menjadi bersih dan terlihat rapi. Selain itu
juga dilakukan kegiatan bakti sosial dari sekolah kepada masyarakat yang
vmenunjukkan rasa saling menghormasi dan menghargai. Kegiatan bakti sosial ini
dilakukan oleh semua warga sekolah, mulai dari peserta didik, kepala sekolah,
komite sekolah, guru, dan karyawan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari hasil observasi
yang telah dilaksanakan, kultur sekolah di SMAN 1 Surakarta itu secara garis
besar dalam kedisiplinan sudah baik. Peserta didik SMA Negeri 2 Surakarta mampu
menaati tata tertib yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hubungan antara warga
sekolah juga terjalin lancar karena sering diadakannya kegiatan rutin yang
diadakan sekolah maupun siswa. Peserta didik sudah dapat belajar mandiri
dengan panduan dari guru dan memiliki
semangat belajar tinggi. Peserta didik mempunyai tingkat kejujuran dan sikap
suka tolong menolong yang baik.
Dari hasil wawancara
guru model dan observasi kelas dalam kegiatan magang 1 yang dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Surakarta dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 2 Surakarta memiliki
komitmen dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan empat kompetensi dasar yang
dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.. Kompetensi dasar guru tersebut
di SMA Negeri 2 Surakarta secara garis besar sudah terpenuhi. Karena
berdasarkan dari observasi yang telah dilakukan guru memenuhi semua indikator
yang telah ditentukan.
Dari
hasil observasi yang telah dilaksanakan, penulis memperoleh pengetahuan bahwa
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang menarik diperlukan berbagai
upaya-upaya yang harus dilakukan. Selain itu agar kegiatan belajar mengajar
juga nyaman diperlukan kerjasama antara peserta didik, guru, kepala sekolah,
karyawan TU, komite sekolah, orang tua/wali siswa, dan lingkungan sekitar.
Setelah
melaksanakan kegiatan magang kependidikan I, penulis mendapatkan pengetahuan
yang lebih mengenai situasi dan kondisi lingkungan sekolah, cara menghadapi
permasalahan peserta didik, dan menyadari bahwa profesi guru merupakan profesi
yang mulia, karena profesi guru berguna untuk membentuk penerus bangsa yang
berguna bagi negara Indonesia. Guru tidak henti-hentinya untuk memberikan ilmunya kepada peserta didik. Peran guru
sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa guna membangun bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik.
B.
Saran
1. Untuk
mahasiswa
a. Mahasiswa
magang 1 sebaiknya melakukan kegiatan magang kependidikan 1 ini dengan
sebaik-baiknya dan bersungguh-sungguh, sehingga data yang diperoleh benar dan
dapat dipertanggungjawabkan
b. Mahasiswa
magang kependidikan 1 sebaiknya menyusun laporan dengan sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab.sesuai dengan data yang ada.
c. Mahasiswa
magang kependidikan 1 harus bisa membagi waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga
kegiatan magang tidak bertabrakan dengan jadwal mata kuliah lain dan magang
dapat berjalan dengan lancar.
d. Mahasiswa
magang kependidikan 1 harus memahami pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan
kepada guru model terlebih dahulu, sehingga guru model tidak kebingungan untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan.
e. Mahasiswa
magang kependidikan 1 harus memahami standar operasional prosedur (SOP) magang
terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara, observasi, dan menyusun laporan
magang.
2. Untuk
Universitas Sebelas Maret (UNS)
Tim
Unit Praktik Kependidikan Terpadu (UPKT) harus lebih mengupayakan pemberian informasi-informasi
berkaitan dengan magang kependidikan 1 melalui sosialisasi magang kependidikan
1
3. Untuk
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Fakultas
diharapkan dapat memberikan pedoman kegiatan observasi yang lebih jelas,
sehingga mahasiswa magang kependidikan 1 dapat memahami alur pelaksanaan
observasi magang kependidikan 1 dengan baik
4. Untuk
SMA Negeri 2 Surakarta
a. Untuk
meningkatan kualitas guru di Indonesia, sebaiknya perlu dilakukan upaya
peningkatan kompetensi-kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi
paedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
b. Agar
suasana belajar menjadi nyaman dan kondusif, maka diperlukan kerja sama yang
baik dari peserta didik, guru, kepala sekolah, karyawan TU, komite sekolah,
orang tua/wali siswa, dan lingkungan sekitar.
LAMPIRAN
Lampiran
1
Dokumentasi
(Foto dengan guru model
setelah wawancara selesai)
(Foto dengan guru model
setelah selesai observasi)
(Foto
suasana kelas saat observasi kelas)
(Foto
visi, misi, dan tujuan sekolah)
(Pendidikan dan
karakter)
(Ikrar pendidikan
karakter)
(Tampilan depan SMA
Negeri 2 Surakarta)
(Gerbang depan SMA
Negeri 2 Surakarta)
(Miniatur SMA Negeri 2
Surakarta)
(Miniatur SMA Negeri 2
Surakarta)
(Suasana sekolah saat
istirahat)
(Masjid Nurul Ilmi SMA
Negeri 2 Surakarta)
Lampiran
II
INSTRUMEN MAGANG
No.
|
Aspek
|
Indikator
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Kultur
Sekolah
|
Kedisiplinan warga sekolah
|
√
|
|
Hubungan sosial antar warga
sekolah
|
√
|
|
||
Hubungan antar sekolah dengan
komite sekolah
|
√
|
|
||
Hubungan antara warga sekolah
dan orang tua
|
√
|
|
||
Sikap peserta didik terhadap
warga sekolah
|
√
|
|
||
Kegiatan rutin warga sekolah
|
√
|
|
||
2
|
Kompetensi
Kepribadian
|
Berperilaku yang dapat diteladani
peserta didik
|
√
|
|
Menampilkan diri sebagai pribadi
yang dewasa, arif, wibawa
|
√
|
|
||
Menunjukkan tanggung jawab dan
etos kerja yang tinggi
|
√
|
|
||
Bangga dan percaya diri sebagai
seorang pendidik
|
√
|
|
||
Berperilaku jujur, tegas, adil dan
manusiawi
|
√
|
|
||
Menerapkan kode etik profesi guru
|
√
|
|
||
3
|
Kompetensi
sosial
|
Sikap dan berperilaku sesuai dengan
norma yang berlaku
|
√
|
|
|
|
Menjalin hubungan baik dengan
teman sejawat, peserta didik
dan orang tua
|
√
|
|
|
|
Beradaptasi dengan lingkungan
tempat bekerja
|
√
|
|
Tidak bersikap diskriminatif
terhadap warga sekolah
|
√
|
|
||
Komunikasi ilmiah secara santun,
empatik, dan efektif.
|
√
|
|
||
Bersikap inklusif dan objektif
terhadap warga sekolah
|
√
|
|
||
4.
|
Kompetensi
Pedagogik
|
Berusaha meningkatkan
kualitas pembelajaran
|
√
|
|
|
|
Mengomunikasikan hasil
inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi
|
√
|
|
Permasalahan peserta
didik yang di temui guru.
|
√
|
|
||
Upaya guru dalam
menangani peserta didik bermasalah
|
√
|
|
||
Komitmen guru dalam
mengembangkan sekolah
|
√
|
|
||
Memanafaatkan ICT dalam
pembelajaran
|
√
|
|
Lampiran
III
LOGBOOK
KOMPETENSI GURU
MAHASISWA
FKIP UNS 2016
NO
|
KOMPETENSI
|
INDIKATOR
|
SUB INDIKATOR
|
PERTANYAAN
|
1
|
Pedagogik
|
Pemahaman
peserta didik,
|
1. Aspek
potensi peserta didik
|
1.
Potensi apa saja yang ingin dikembangkan oleh
sekolah dari setiap peserta didik?
2.
Bagaimanakah pihak sekolah/guru mengetahui potensi
yang dimiliki oleh setiap peserta didik?
3.
Bagaimanakah pengembangan potensi peserta didik
yang dilakukan pihak sekolah?
|
2.Mandiri
& etos kerja;
|
1.
Bagaimana kemandirian peserta didik selama
mengikuti pembelajaran
2.
Bagaimana semangat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
3. Apakah peserta didik dapat menyelesaikan
tugas secara mandiri?
|
|||
1. Apasaja dampak
positif dari pembelajaran yang didapat peserta didik?
2.
Bagaimana penerapan pengetahuan yang didapat
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari?
|
||||
2
|
Kepribadian
|
Mantap
& Stabil, Dewasa, Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia
|
1. Jujur;
|
1.
Apakah tindakan peserta didik mencerminkan
perkataan yang diucapkan?
2. Bagaimana
tingkat kejujuran peserta didik?
|
2. Menarik,
|
1.
Bagaimana cara menarik perhatian peserta didik
agar tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran?
2. Bagaimana
model pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik?
|
|||
3. Empati,
|
1.
Bagaimana menunjukkan sikap empati pada peserta
didik?
2. Bagaimana
menanamkan sikap empati pada peserta didik?
|
|||
4. Kolaboratif,
|
1.
Apakah peserta didik mampu bekerja secara kelompok?
1.
Bagaimana menanamkan sikap kolaboratif pada
peserta didik?
|
|||
5. Suka
menolong,
|
1.
Bagaimana menanamkan sikap suka menolong pada
peserta didik?
2.
Apakah peserta didik mampu menerapkan sikap suka
menolong dalam kehidupan sehari-hari?
|
|||
3
|
Sosial
|
Komunikasi
& bergaul dgn peserta didik, kolega, dan masyarakat
|
1. Menjadi
panutan,
|
1.
Apakah peserta didik merupakan panutan dalam
kehidupan sehari-hari?
2.
Bagaimana menanamkan sifat kepemimpinan bagi
peserta didik?
|
2. Komunikatif,
|
1.
Apakah peserta didik komunikatif selama
pembelajaran berlangsung?
2.
Apakah
peserta didik mampu bersosialisasi dengan baik?
|
|||
3. Kooperatif
|
1.
Apakah peserta didik kooperatif selama
pembelajaran berlangsung?
2.
Bagaimana tingkat kooperatif peserta didik selama
kegiatan belajar mengajar?
|
|||
4
|
Kultur
Sekolah
|
Memahami
kultur sekolah dan lingkungan.
|
1. Taat
azas dan disiplin terhadap aturan sekolah yang menaungi, menerapkan dlm
kehidupan sehari-hari.
|
1.
Apakah peserta didik mentaati aturan sekolah dengan baik?
2.
Apakah peserta didik disip;in terhadap aturan
sekolah yang telah disepakati.
3.
Apa sangsi yang diberlakukan bila peserta didik
tidak mentaati aturan dan disiplin sekolah.
|
2. Norma
religius & diteladani
|
1.Apakah
peserta didik melaksanakan ajaran agama yang dianutnya?
2. Bagaimana
penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari?
|
|||
3. Norma
hukum & sosial, rasa
bangga,Konsisten dgn norma
|
1. Apa saja tata tertib di sekolah?
2.Bagaimana
pelaksanaan mengenai tata tertib di sekolah?
3. Bagaimana
sanksi bagi peserta didik yang melanggar tata tertib?
|
|||
4. Hubungan
sosial antar warga sekolah
|
1.
Apakah warga sekolah mamiliki hubungan sosial yang
baik
2.
Apakah warga sekolah memiliki sikap yang positif
tterhadap komite sekolah dan orang tua murid dan lingkungan sekitarnya.
3.
Apa saja kegiatan rutin warga sekolah dalam
hubungan kekelurgaan dan lingkungan.
|
Lampiran
IV
VISI DAN MISI SEKOLAH
A. VISI
Menjadi sekolah Unggulan yang berwawasan IMTAQ, Disiplin, IPTEK, Seni Budaya, dan Olahraga.
B.
MISI
1. Mendorong
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sikap, dan budi
pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menumbuhkan
semangat disiplin yang tinggi kepada seluruh warga sekolah.
3. Meningkatkan
mutu pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal.
4. Mendorong
semangat seluruh warga sekolah untuk mengembangkan potensi agar lebih
berprestasi sesuai dengan bakat dan minatnya.
Lampiran
V
Tujuan Sekolah
1.
Meningkatkan penghayatan dan pengamalan
ajaran agama dan keyakinan masing-masing warga sekolah.
2.
Menanamkan sikap dan budi pekerti luhur,
sopan santun, tata krama, dan gotong royong.
3.
Menumbuhkan dan menanamkan semangat
kedisiplinan yang tinggi.
4.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara efektif dan efisien agar hasil ujian semakin lebih baik dan peserta
didik yang diterima di PTN dan PTS yang favorit semakin meningkat.
5.
Meningkatkan potensi seluruh warga
sekolah untuk menembangkan diri agar kebih berprestasi sesuai dengan bakat dan
minatnya (seni budaya, olahraga, dan ilmu pengetahuan).
Lampiran
VI
TRANSKIP WAWANCARA
No
|
Kompetensi
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Paedagogik
|
4.
Potensi apa saja yang ingin dikembangkan oleh sekolah
dari setiap peserta didik?
|
Siswa
masuk berdasarkan nilai, potensi yang perlu dikembangkan adalah
input/kemampuan anak diawal masuk sini perlu dikembangkan
|
|
|
5.
Bagaimanakah pihak sekolah/guru mengetahui potensi
yang dimiliki oleh setiap peserta didik?
|
Melalui
nilai ujian SMP dan tes tersendiri untuk penjurusan sesuai dengan bakat dan
minat
|
|
|
6.
Bagaimanakah pengembangan potensi peserta
didik yang dilakukan pihak sekolah?
|
Dengan
cara dikelompokkan ke dalam kelas IPA dan IPS berdasarkan nilai Ujian SMP dan
Hasil Tes
|
|
|
3.
Bagaimana kemandirian peserta didik selama mengikuti
pembelajaran
|
Kalau
mandiri 100% belum bisa, karena input juga berpengaruh
|
|
|
4.
Bagaimana semangat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
|
Semangat
peserta didik bagus, memperhatikan dan bekerja sama
|
|
|
5.
Apakah peserta didik dapat menyelesaikan tugas
secara mandiri?
|
Ya,
Bisa
|
|
|
3. Apasaja
dampak positif dari pembelajaran yang didapat peserta didik?
|
Siswa
dari yang tidak tahu menjadi tahu
|
|
|
4. Bagaimana
penerapan pengetahuan yang didapat peserta didik dalam kehidupan sehari-hari?
|
Kaitannya
dengan materi, penerapan sehari-hari masih memakai K13 yang belum direvisi,
seperti pembahasan suhu dan kalor, siswa menjadi tahu bahwa isi termometer
yang baik adalah air raksa
|
2
|
Kepribadian
|
3.
Apakah tindakan peserta didik mencerminkan perkataan
yang diucapkan?
|
Ya,
mencerminkan
|
|
|
4.
Bagaimana tingkat kejujuran peserta didik?
|
Ya,
Patut diacungi jempol
|
|
|
3.
Bagaimana cara menarik perhatian peserta didik agar
tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran?
|
Kita
harus variatif dengan beberapa model pembelajaran
|
|
|
4.
Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan bagi
peserta didik?
|
Karena
K13, jadi melalui pendekatan saintifik
|
|
|
3.
Bagaimana menunjukkan sikap empati pada peserta
didik?
|
Pembelajaran
harus menarik, wariatif dalam penyampaian materi dan pemberian tugas
|
|
|
4.
Bagaimana menanamkan sikap empati pada peserta didik?
|
Guru
harus bisa ganti-ganti model pembelajaran
|
|
|
3.
Apakah peserta didik mampu bekerja secara kelompok?
|
Ya,
mampu
|
|
|
4.
Bagaimana menanamkan sikap kolaboratif pada peserta
didik?
|
Dengan
membagi siswa menjadi beberapa kelompok
|
|
|
2.
Bagaimana menanamkan sikap suka menolong pada peserta
didik?
|
Di
akhir pembelajaran siswa di review dengan diberi soal, yang bisa membantu
yang tidak bisa.
|
|
|
3.
Apakah peserta didik mampu menerapkan sikap suka
menolong dalam kehidupan sehari-hari?
|
Ya,
sangat mampu
|
3
|
Kompetensi
Sosial
|
2.
Apakah peserta didik merupakan panutan dalam
kehidupan sehari-hari?
|
Ya,
mampu menjadi panutan
|
|
|
3.
Bagaimana menanamkan sifat kepemimpinan bagi peserta
didik?
|
Dari
kerja kelompok dan kerja di laboratorium bisa ditanamkan sikap kepemimpinan
|
|
|
2.
Apakah peserta didik komunikatif selama pembelajaran
berlangsung?
|
Ya,
komunikatif
|
|
|
3.
Apakah peserta
didik mampu bersosialisasi dengan baik?
|
Ya,
sangat mampu
|
|
|
2.
Apakah peserta didik kooperatif selama pembelajaran
berlangsung?
|
Ya,
kooperatif
|
|
|
3.
Bagaimana tingkat kooperatif peserta didik selama
kegiatan belajar mengajar?
|
Dari
tugas kelompok maupun di lab baik
|
4
|
Kultur
Sekolah
|
4.
Apakah peserta didik mentaati aturan sekolah dengan baik?
|
Ya,
sudah menaati
|
|
|
5.
Apakah peserta didik disip;in terhadap aturan sekolah
yang telah disepakati?
|
Ya,
InsyaAlla disiplin
|
|
|
6.
Apa sangsi yang diberlakukan bila peserta didik tidak
mentaati aturan dan disiplin sekolah.
|
Dengan
diberi peringatan menggunakan kredit point, diingatkan secara tertulis, surat
panggilan, dan dikeluarkan.
|
|
|
1.
Apakah peserta didik melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya?
|
Ya,
dapat melaksanakan ajaran agama.
|
|
|
2.
Bagaimana penerapan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari?
|
Menghormati
dan menghargai perbedaan agama
|
|
|
1.
Apa saja tata tertib di sekolah?
|
Pakaian,
penampilan, kedatangan, dll
|
|
|
2.
Bagaimana pelaksanaan mengenai tata tertib di
sekolah?
|
Pelaksanaan
baik, siswa menaati peraturan yang ditetapkan
|
|
|
3.
Bagaimana sanksi bagi peserta didik yang melanggar
tata tertib?
|
Dengan
adanya credit poin yang diberlakukan tadi
|
|
|
4.
Apakah warga sekolah mamiliki hubungan sosial yang
baik
|
Ya
|
|
|
5.
Apakah warga sekolah memiliki sikap yang positif
tterhadap komite sekolah dan orang tua murid dan lingkungan sekitarnya.
6.
Apa saja kegiatan rutin warga sekolah dalam hubungan
kekelurgaan dan lingkungan
|
Ya
Yang
diadakan rutin adalah upacara bendera hari senin, upacara bendera hari besar
nasional, acara-acara keagamaan, rangkaian dies natalis, dan bakti sosial.
|
Komentar
Posting Komentar