Paper - MIPA Sebagai Sarana Pendidikan Yang Mencerdasakan Kehidupan Bangsa
PAPER DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA
MIPA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN YANG MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
Disusun
oleh :
Nama : Frendi Ihwan Syamsudin
NIM : K2316022
Prodi/
Kelas : Pendidikan Fisika/2016 B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
Jalan Ir. Sutami
No. 36-A Kentingan, Surakarta. Kode Pos 57126. Telp (0271) 646994. Fax (0271)
646655.
MIPA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN YANG
MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
Frendi Ihwan Syamsudin
Universitas Sebelas Maret, FKIP, Pendidikan
Fisika, NIM : K2316022
ABSTRAK
MIPA
merupakan kumpulan dari ilmu pengetahuan yang terdiri atas matematika dan ilmu
pengetahuan alam. MIPA mempelajari tentang gejala-gejala alam yang terjadi di
dunia ini. MIPA terdiri atas empat aspek utama, yaitu produk IPA, proses IPA,
sikap ilmiah, dan aplikasi. Dalam mempelajari gejala-gejala alam, MIPA
menggunakan suatu kerangka berpikir ilmiah. Hasil dari pembelajaran MIPA dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk teknologi. Teknologi ini
dapat memecahkan persoalan-persoalan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga MIPA dapat menjadi sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia.
Kata
Kunci : MIPA, gejala alam, aspek, berpikir ilmiah, teknologi, mencerdaskan
PENDAHULUAN
Indonesia
memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam adalah
potensi-potensi dari alam yang dapat dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam di
Indonesia yang sangat melimpah tidak diimbangi dengan pemanfaatan yang
maksimal. Pemanfaatan sumber daya alam masih terbatas kepada pemenuhan
kebutuhan dalam skala kecil. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan yang
dimiliki oleh sumber daya manusianya. Selain itu teknologi yang digunakan juga
masih sangat tradisional.
Dalam
memanfaatkan sumber daya alam diperlukan manusia yang cerdas dan terampil.
Manusia yang cerdas adalah manusia yang mempunyai akal pikiran yang baik dan
mampu mengaplikasikan ilmunya untuk memajukan bangsa. Sedangkan manusia yang
terampil adalah manusia yang memiliki keterampilan-keterampilan tertentu untuk
mengolah sumber daya alam yang ada di Indonesia. Dengan demikian, untuk menjadi
manusia yang cerdas dan terampil diperlukan suatu pemikiran ilmiah. Pemikiran
ilmiah akan kita dapatkan setelah mempelajari MIPA.
Salah
satu aspek pendidikan dalam membentuk manusia yang cerdas dan terampil adalah
pendidikan MIPA. MIPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang
gejala-gejala alam. Jadi, dalam pembelajaran MIPA menggunakan alam sebagai
sarana utama. Pendidikan MIPA menuntut orang yang mempelajarinya untuk dapat
kritis dan mampu berpikir secara ilmiah. Dengan adanya pendidikan MIPA,
diharapkan mampu membentuk individu yang dapat berpikir kritis dan menggunakan
penalaran mereka secara selektif dan efidien, serta dapat menumbuhkan sikap
ilmiah.
ISI
A. Hakikat
Pendidikan MIPA
Istilah
pendidikan tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, karena kita selalu
memperoleh pendidikan di dalam kehidupan ini. Secara umum, pendidikan adalah
suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sistematis dalam mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif dengan
tujuan mengembangkan potensi yang
peserta didik untuk dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan sebagai bekal
untuk menjalani kehidupan.
Pendidikan
nasional adalah sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia secara sistematis
untuk mencapai tujuan tertentu. Dasar atau pedoman dalam pendidikan nasional
adalah Pancasila. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk manusia
Indonesia sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pendidikan
MIPA adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat/ sarana/wahana
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidikan MIPA merupakan salah satu
bagian dari pendidikan untuk menuntun dan membimbing manusia Indonesia sesuai
dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan di Indonesia tidak lain adalah
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan keterampilan peserta didik, dan
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kepribadian, karakter,
dan sifat sesuai dengan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Sehingga MIPA sebagai alat pendidikan berfungsi untuk mewujudkan manusia
Indonesia yang seutuhnya. Maksudnya adalah pendidikan MIPA dapat membentuk
manusia Indonesia yang mempunyai karakter dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila dan tujuan pendidikan Indonesia.
Ilmu
pengetahuan yang dipelajari dalam MIPA adalah ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu
pengetahuan dapat dikatakan ilmiah apabila memenuhi persyaratan-persyaratan
tertentu. Syarat-syarat ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah yaitu ilmu itu harus
obyektif, metodik, sistematis, dan berlaku umum. Obyektif adalah ilmu
pengetahuan harus benar-benar obyektif atau sesuai dengan fakta, dapat
dibuktikan dan diverifikasi secara sempiris (melalui pengalaman indrawi).
Metodik adalah ilmu pengetahuan diperoleh dengan metode tertentu yang disebut
metode ilmiah, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh ilmu pengetahuan
yang disusun secara teratur dan sistematis. Sistematis adalah ilmu pengetahuan
disusun dalam suatu sistem yang saling berkaitan, berikatan, berhubungan, dan
menjelaskan antara yang satu dengan yang lainnya hingga menjadi suatu kesatuan
yang utuh. Berlaku umum maksudnya adalah ilmu pengetahuan dapat diterima oleh
siapa saja, kapan saja, dimana saja, koheren, dan konsisten. Apabila ilmu
pengetahuan memenuhhi keempat syarat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ilmu
itu merupakan ilmu pengetahuan ilmiah.
MIPA
adalah ilmu pengetahuan yang memiliki empat syarat tersebut, karena hal-hal
yang dibahas dalam MIPA sesuai dengan fakta dari gejala alam yang terjadi,
diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah melalui pengamatan dan eksperimen
secara empiris, tersusun dalam suatu sistem yang disebut MIPA (Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam) yang saling berhubungan dan menjelaskan antara yang satu
dengan yang lainnya, dan ilmunya dapat dipelajari oleh siapa saja (anak-anak,
orang dewasa, maupun orang tua), kapan saja (pagi, sore, maupun malam hari),
dimana saja, konsisten, dan koheren. Sehingga MIPA dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan ilmiah. Dengan adanya MIPA sebagai ilmu pengetahuan yang ilmiah diharapkan
MIPA dapat meningkatkan kecerdasan dan keterampilan bangsa Indonesia.
B. Hakikat
IPA
Pada
dasarnya, kajian IPA meliputi ayat-ayat, tanda-tanda, gejala-gejala, peristiwa
dan fenomena yang ada di alam semesta ini. Fenomena tersebut mempunyai cakupan
yang sangat luas, baik nyata maupun ghoib yang meliputi dunia fana dan akhirat.
Pada
dasarnya, IPA terdiri atas empat aspek utama, yaitu produk IPA, proses IPA,
sikap ilmiah, dan aplikasi. Aspek-aspek tersebut saling berhubungan antara yang
satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut merupakan hubungan kausalitas
(sebab-akibat). Maksudnya adalah untuk memperoleh produk IPA diperlukan suatu
proses IPA yang dilaksanakan dengan metode ilmiah dan harus memiliki sikap
ilmiah, sehingga dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dalam bentuk teknologi.
1. Produk
IPA
Produk
IPA adalah hasil dari proses IPA yang berupa konsep, prinsip, hukum, dan teori.
a. Konsep
Konsep merupakan ide
atau gagasan dasar yang digeneralisasikan dari pengalaman secara relevan dari
kehidupan sehari-hari. Konsep memiliki ciri-ciri simbolik, generalisasi, hasil
pemikiran, dan pertautan fakta. Contohnya adalah konsep air membeku, konsep besi
meleleh, konsep gas menyublim, dsb.
b. Prinsip
Prinsip merupakan
gabungan dari konsep-konsep yang digeneralisasikan atau generalisasi dari
konsep-konsep yang saling bertautan. Contohnya adalah prinsip kausalitas (
hubungan sebab-akibat) dan prinsip konservasi energi.
Dalam mempelajari IPA,
kita mengenal istilah yang dinamakan postulat dan asumsi. Postulat adalah
anggapan dasar yang kebenarannya tidak diragukan lagi atau tidak dituntut
pembuktiannya. Contohnya adalah postulat Bohr, postulat Einstein, dan postulat
Boyle. Sedangkan asumsi adalah suatu pernyataan yang kebenarannya dapat diuji
secara empiris. Contohnya adalah asumsi Newton dan Hidden yang melahirkan sifat
dualisme cahaya, yaitu cahaya dapat bertindak sebagai partikel yang memancar
atau gelombang yang merambat tergantung dari cara pengamatannya.
c. Hukum
Hukum adalah suatu
pernyataan yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara gejala-gejala alam
secara kausalitas (hubungan sebab-akibat). Contohnya adalan Hukum Hook, Hukum
Snelius, Hukum Newton, Hukum Boyle, dsb.
d. Teori
Teori adalah gabungan
dari prinsip-prinsip yang saling berikatan yang membahas gejala-gejala alam
secara ilmiah. Jadi, teori adalah pengetahuan ilmiah yang mengraikan gejala
alam. Contohnya adalah Teori Gravitas, Teori Gas Kinetik, Teori Dentuman Besar,
dll.
2. Proses
IPA
Di
dalam IPA terdapat keterampilan proses yang disebut proses IPA. Proses IPA
disebut juga dengan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara atau prosedur yang
harus dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Di dalam
kurikulum 2013 telah diamanatkan bahwa dalam pembelajaran harus menggunakan
metode pendekatan saintifik yang terdiri dari 5 M, yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan data, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Langkah-langkah metode ilmiah adalah merumuskan masalah, membuat hipotesis,
menguji hipotesis, hipotesis diterima menghasilkan khasanah pengetahuan, namun
apabila hipotesis ditolak harus menyusun kembali kerangka berpikir.
3. Sikap
Ilmiah
Sikap
Ilmiah adala sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seseorang dalam
melakukan proses IPA, untuk mendapatkan produk IPA. Sikap ilmiah adalah sikap
dan perilaku yang harus dimiliki oleh seseorang setelah menguasai ilmu untuk
pengembangan ilmu pengetahuan sains itu sendiri. Contoh : jujur, teliti,
hati-hati, cermat, kritis, logis, analitis, obyektif, tanggung jawab, dsb.
4. Aplikasi
Aplikasi
adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menyejahterakan manusia. Ilmu dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu ilmu murni dan ilmu terapan. Ilmu murni adalah ilmu
yang berkaitan dengan teori-teori, sedangkan ilmu terapan adalah ilmu yang
dapat menghasilkan teknologi. Konsep ilmiah menjelma dari sesuatu yang abstrak
menjadi sesuatu yang konkrit dalam bentuk teknologi. Jadi, teknologi merupakan upaya
penerapan dari konsep ilmiah. Teknologi dibedakan menjadi 2, yaitu teknologi
sederhana dan modern. Teknologi digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan
secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berbentuk perangkat lunak
maupun perangkat keras.
C. Kegiatan
Berpikir Ilmiah
Di
dalam IPA terdapat kegiatan berpikir yang disebut kegiatan berpikir ilmiah.
Kegiatan berpikir tersebut menggunakan sarana atau alat pikir tertentu. Hasil
dari pemikiran ilmiah biasanya dituangkan dalam bentuk tulisan yang disebut
karya tulis. Terdapat tiga sarana berpikir ilmiah, yaitu logika, penalaran, dan
matematik.
1. Logika
Logika
merupakan salah satu sarana untuk berpikir ilmiah dengan akal atau logika
tertentu. Logika membahas tentang cara penarikan kesimpulan dan pengkajian
berpikir secara shohih. Logika dibedakan menjadi tiga, yaitu logika induktif,
deduktif, dan ilmiah. Logika induktif adalah logika yang menarik kesimpulan
dari kasus-kasus khusus menjadi hal yang bersifat umum. Di dalam kurikulum 2013
mengamanatkan bahwa dalam pembelajaran harus menggunakan metode logika induktif
atau yang dikenal sebagai metode pendekatan sainstifik. Logika deduktif adalah
logika yang menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menjadi
kasus-kasus yang bersifat khusus. Logika deduktif disusun dengan pola berpikir
yang disebut dengan silogisme. Silogisme disusun dari sua pernyataan (premis
mayor dan premis minor) dan satu kesimpulan. Dalam penyusunan kesimpulan
menggunakan logika deduktif, kebenaran penarikan kesimpukan dipengaruhi oleh
kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan pengambilan
keputusan. Penggabungan antara logika induktif dan logika deduktif dalam
penarikan kesimpulan dinamakan dengan logika ilmiah.
2. Penalaran
Menalar
adalah suatu kegiatan berpikir ilmiah dalam menarik kesimpulan menurut alur
atau kerangka tertentu. Terdapat dua ciri dalam menalar, yaitu logis dan
analitis. Logis adalah berpikirnya menggunakan logika tertentu, sedangkan
analitis adalah berpikirnya menurut alur tertentu sehingga dapat dianalisis. Penalaran
merupakan suatu proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Penalaran
dibedakan menjadi dua, yaitu menurut akal dan fakta. Penalaran menurut akal
dinamakan faham rasionalisme, sedangkan penalaran menurut fakta dinamakan faham
empirisme. Menurut faham rasionalisme, ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan
logika-logika tertentu. Sedangkan menurut faham empirisme, ilmu pengetahuan
dapat diperoleh dengan pengalaman atau pengamatan secara indrawi. Dua faham ini
memiliki kelemahan masing-masing. Kelemahan faham rasionalisme adalah pendapat
atau gagasan dari seseorang belum tentu dapat diterima oleh orang lain.
Kelemahan dari faham empirisme adalah kepekaan dari indra seseorang
berbeda-beda.
Antara
faham rasionalisme dan faham empirisme memiliki perpedaan-perbedaan dalam
mengambil suatu keputusan. Contoh perbedaan antara faham rasionalisme dan faham
empirisme adalah penentuan awal puasa dan hari raya. Faham rasionalisme
berpendapat bahwa awal puasa ditentukan setelah adanya kesegarisan antara
matahari, bulan, dan bumi, setelah kesegarisan itu maka dimulailah puasa.
Sedangkan faham empirisme berpendapat bahwa awal puasa ditentukan dengan
meluhat hilal atau bulan sabit terlebih dahulu.
Hilal
dapat terlihat jika selang waktu dari kesegarisan dan terbenamnya matahari
tidak terlalu pendek. Waktu minimal agar hilal dapat terlihat adalah 4 jam. Jadi,
hilal akan terlihat apabila selang waktu antara kesegarisan dan terbenamnya
matahari lebih dari 4 jam. Namun terlihatnya hilal juga dipengaruhi oleh faktor
cuaca.
3. Matematika
Matematika
timbul sebagai akibat dari adanya ide, proses, dan nalar. Dalam pengkajian
matematika diperlukan suatu pengertian, pemikiran, dan penalaran. Di dalam IPA,
matematika berfungsi sebagai bahasa ilmu yang memudahkan dalam mempelajari
gejala-gejala alam karena bersifat kuantitatif. Sebagai bahasa ilmu, matematika
terdiri dari simbol atau lambang tertentu yang benar dan disepakati bersama
sebagai hasil dari pendekatan deduktif.
Matematika
disebut dengan ratu sekaligus pelayan ilmu pendidikan, karena dengan adanya
matematika pendidikan sains akan mudah untuk berkembang. Matematika adalah ilmu
yang membahas tentang pola keteraturan, struktur organisasi yang teratur, mulai
dari unsur yang belum terdefinisi ke unsur yang sudah terdefinisi ke aksioma
dan ke dalil. Aksioma adalah suatu anggapan atau pernyataan dasar dalam
matematika yang tidak diragukan kebenarannya dan sudah tidak dituntut
pembuktiannnya. Sedangkan dalil adalah pernyataan dalam matematika yang masih
harus diuji secara empiris.
D. Peranan
Ilmu dan Teknologi
Konsep
ilmiah yang bersifat abstrak menjemla menjadi sesuatu yang konkrit berupa
teknologi. Teknologi digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan secara
praktis dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak. Ilmu pengetahuan dan teknologi saling berkaitan dan
mempengaruhi. Ilmu yang maju dapat mendorong terciptanya teknologi yang
canggih, sedangkan teknologi yang canggih akan dapat membantu perkembangan dari
ilmu pengetahuan. Sehingga timbul istilah ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
Teknologi
yang berkembang pesat dapat merambah ke segala aspek kehidupan manusia di
berbagai bidang, antara lain bidang pangan, sandang, papan, kesehatan, dll.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih akan membawa dampak bagi kehidupan.
Dampak positif dari perkembangan teknologi adalah dapat meningkatkan
kesejahteraan manusia. Sedangkan dampak negatifnya adalah dapat mengganggu
kesetimbangan alam yang dapat membuat masyarakat menjadi sengsara. Oleh karena
itu, pemilihan teknologi yang tepat merupakan pertimbangan yang sangat serius
agar mendapatkan manfaat positif dari teknologi yang digunakan.
E. Peranan
MIPA dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
1. MIPA
melatih individu untuk dapat berpikir secara ilmiah
Dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, MIPA melatih setiap individu untuk dapat
berpikir secara ilmiah. MIPA melatih setiap individu untuk memikirkan
kejadian-kejadian alam yang menjadi pokok bahasannya. Sehingga dengan berpikir
secara ilmiah, kecerdasan seseorang akan terus diasah dan ditingkatkan
kemampuannya.
2. Matematika
sebagai bahasa ilmu
Matematika
merupakan bahasa ilmu yang membantu kita dalam mempelajari gejala-gejala alam.
Matematika merupakan bahasa numerik (bersifat kuantitatif dan dapat diukur)
yang mengatasi kekurangan dari bahasa verbal (bersifat kualitatif). Jadi, ilmu
berkembang dari hal-hal yang bersifat kualitatif ke hal-hal yang bersifat
kuantitatif.
3. MIPA
menghasilkan teknologi
Ilmu
pengetahuan MIPA menghasilkan teknologi. Teknologi merupakan penerapan dari
konsep ilmiah. Teknologi digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan secara
praktis dalam kehidupan sehari-hari, baik itu persoalan berbentuk perangkat
keras maupun perangkat lunak. Saat ini teknologi sudah berkembang pesat di
berbagai bidang kehidupan, diantaranya pada bidang pangan, sandang, papan,
kesehatan, dll.
Perkembangan
teknologi membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari
perkembangan teknologi adalah dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
Sedangkan dampak negatif dari perkembangan teknologi adalah menyebabkan
ketidakseimbangan alam, sehingga dapat menurunkan tingkat kesejahteraan
manusia. Dengan mempelajari MIPA diharapkan dapat menjadi manusia cerdas yang
memanfaatkan teknologi sebenar-benarnya unttuk kepentingan manusia yang beradab
dan berkebudayaan.
4. MIPA
dapat memajukan IPTEK
Adanya
pendidikan MIPA dapat memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ilmu
pengetahuan sangat berhubungan dengan teknologi dalam perkembangannya. Ilmu
pengetahuan yang maju akan menyebabkan kemajuan teknologi. Sedangkan kemajuan
teknologi akan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadi, antara ilmu
pengetahuan dan teknologi membentuk hubungan kausalitas (sebab-akibat) yang menghasilkan
istilah IPTEK. Sehingga dengan mempelajari MIPA, kita dapat memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. MIPA
mengajarkan tentang keterampilan proses kepada manusia
MIPA
sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam mengajarkan kepada manusia bahwa ilmu
itu harus diraih dengan berbagai proses yang tentunya membutuhkan keterampilan.
Contoh nyatanya adalah keterampilan praktikum. Keterampilan praktikum ini
diawali dengan menyiapkan alat dan bahan, kemudian merangkai, mengamati,
mengukur, mengumpulkan data, menganalisis, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Semua proses itu harus dilakukan agar memperoleh ilmu yang benar-benar ilmiah.
6. MIPA
dapat memperbaiki sikap manusia
Dalam
melaksanakan proses IPA, kita diajarkan harus menggunakan suatu sikap yang
disebut dengan sikap ilmiah. Dengan mempelajari MIPA, maka sikap dan perilaku
kita akan mulai terbentuk.
PENUTUP
A. Kesimpulan
MIPA merupakan salah satu
aspek pendidikan yang dapat digunakan sebagai alat/sarana/wahana sesuai denga
tujuan yang diinginkan, sehingga dapat mewujudkan manusia Indonesia yang
seutuhnya. IPA merupakan bagian dari MIPA sebagai ilmu pengetahuan ilmiah
terdiri atas produk IPA, proses IPA, hukum, dan teori. Ilmu pengetahuan ilmiah
dapat diperoleh dengan metode ilmiah yang menggunakan kerangka berpikir ilmiah
dapat menghasilkan teknologi yang digunakan untuk mencerdaskan bangsa
Indonesia.
B. Saran
Penyusunan paper ini
masih mengandung banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran terbuka
bagi pembaca, sehingga dapat diperbaiki lagi dan untuk meminimalisir kesalahan
dalam penyusunan selanjutnya
DAFTAR REFERENSI
·
Materi yang diberikan oleh bapak Prof.
Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd
·
https://www.academia.edu>dasar-dasar_pendidikan_mipa
ditulis oleh Monica Nandarahayu Inangtya dikutip pada Minggu, 30 Oktober 2016
·
https://elangtakbersayap.wordpress.com
ditulis oleh Akbar Pangabean dikutip pada Minggu, 30 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar