Paper - MIPA Sebagai Sarana Pendidikan Yang Mencerdasakan Kehidupan Bangsa


PAPER DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA
MIPA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN YANG MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

 

Disusun oleh   :
Nama                   : Frendi Ihwan Syamsudin
NIM                     : K2316022
Prodi/ Kelas        : Pendidikan Fisika/2016 B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Jalan Ir. Sutami No. 36-A Kentingan, Surakarta. Kode Pos 57126. Telp (0271) 646994. Fax (0271) 646655.



MIPA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN YANG MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
Frendi Ihwan Syamsudin
Universitas Sebelas Maret, FKIP, Pendidikan Fisika, NIM : K2316022

ABSTRAK
MIPA merupakan kumpulan dari ilmu pengetahuan yang terdiri atas matematika dan ilmu pengetahuan alam. MIPA mempelajari tentang gejala-gejala alam yang terjadi di dunia ini. MIPA terdiri atas empat aspek utama, yaitu produk IPA, proses IPA, sikap ilmiah, dan aplikasi. Dalam mempelajari gejala-gejala alam, MIPA menggunakan suatu kerangka berpikir ilmiah. Hasil dari pembelajaran MIPA dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk teknologi. Teknologi ini dapat memecahkan persoalan-persoalan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga MIPA dapat menjadi sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
Kata Kunci : MIPA, gejala alam, aspek, berpikir ilmiah, teknologi, mencerdaskan
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam adalah potensi-potensi dari alam yang dapat dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam di Indonesia yang sangat melimpah tidak diimbangi dengan pemanfaatan yang maksimal. Pemanfaatan sumber daya alam masih terbatas kepada pemenuhan kebutuhan dalam skala kecil. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. Selain itu teknologi yang digunakan juga masih sangat tradisional.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam diperlukan manusia yang cerdas dan terampil. Manusia yang cerdas adalah manusia yang mempunyai akal pikiran yang baik dan mampu mengaplikasikan ilmunya untuk memajukan bangsa. Sedangkan manusia yang terampil adalah manusia yang memiliki keterampilan-keterampilan tertentu untuk mengolah sumber daya alam yang ada di Indonesia. Dengan demikian, untuk menjadi manusia yang cerdas dan terampil diperlukan suatu pemikiran ilmiah. Pemikiran ilmiah akan kita dapatkan setelah mempelajari MIPA.
Salah satu aspek pendidikan dalam membentuk manusia yang cerdas dan terampil adalah pendidikan MIPA. MIPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam. Jadi, dalam pembelajaran MIPA menggunakan alam sebagai sarana utama. Pendidikan MIPA menuntut orang yang mempelajarinya untuk dapat kritis dan mampu berpikir secara ilmiah. Dengan adanya pendidikan MIPA, diharapkan mampu membentuk individu yang dapat berpikir kritis dan menggunakan penalaran mereka secara selektif dan efidien, serta dapat menumbuhkan sikap ilmiah.
ISI
A.    Hakikat Pendidikan MIPA
Istilah pendidikan tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, karena kita selalu memperoleh pendidikan di dalam kehidupan ini. Secara umum, pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sistematis dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif dengan tujuan  mengembangkan potensi yang peserta didik untuk dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan sebagai bekal untuk menjalani kehidupan.
Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Dasar atau pedoman dalam pendidikan nasional adalah Pancasila. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk manusia Indonesia sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pendidikan MIPA adalah salah satu aspek pendidikan yang digunakan sebagai alat/ sarana/wahana untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidikan MIPA merupakan salah satu bagian dari pendidikan untuk menuntun dan membimbing manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan di Indonesia tidak lain adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan keterampilan peserta didik, dan membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kepribadian, karakter, dan sifat sesuai dengan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga MIPA sebagai alat pendidikan berfungsi untuk mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya. Maksudnya adalah pendidikan MIPA dapat membentuk manusia Indonesia yang mempunyai karakter dan kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan tujuan pendidikan Indonesia.
Ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam MIPA adalah ilmu pengetahuan ilmiah. Ilmu pengetahuan dapat dikatakan ilmiah apabila memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Syarat-syarat ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah yaitu ilmu itu harus obyektif, metodik, sistematis, dan berlaku umum. Obyektif adalah ilmu pengetahuan harus benar-benar obyektif atau sesuai dengan fakta, dapat dibuktikan dan diverifikasi secara sempiris (melalui pengalaman indrawi). Metodik adalah ilmu pengetahuan diperoleh dengan metode tertentu yang disebut metode ilmiah, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang disusun secara teratur dan sistematis. Sistematis adalah ilmu pengetahuan disusun dalam suatu sistem yang saling berkaitan, berikatan, berhubungan, dan menjelaskan antara yang satu dengan yang lainnya hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Berlaku umum maksudnya adalah ilmu pengetahuan dapat diterima oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja, koheren, dan konsisten. Apabila ilmu pengetahuan memenuhhi keempat syarat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ilmu itu merupakan ilmu pengetahuan ilmiah.
MIPA adalah ilmu pengetahuan yang memiliki empat syarat tersebut, karena hal-hal yang dibahas dalam MIPA sesuai dengan fakta dari gejala alam yang terjadi, diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah melalui pengamatan dan eksperimen secara empiris, tersusun dalam suatu sistem yang disebut MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang saling berhubungan dan menjelaskan antara yang satu dengan yang lainnya, dan ilmunya dapat dipelajari oleh siapa saja (anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua), kapan saja (pagi, sore, maupun malam hari), dimana saja, konsisten, dan koheren. Sehingga MIPA dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan adanya MIPA sebagai ilmu pengetahuan yang ilmiah diharapkan MIPA dapat meningkatkan kecerdasan dan keterampilan bangsa Indonesia.
B.     Hakikat IPA
Pada dasarnya, kajian IPA meliputi ayat-ayat, tanda-tanda, gejala-gejala, peristiwa dan fenomena yang ada di alam semesta ini. Fenomena tersebut mempunyai cakupan yang sangat luas, baik nyata maupun ghoib yang meliputi dunia fana dan akhirat.
Pada dasarnya, IPA terdiri atas empat aspek utama, yaitu produk IPA, proses IPA, sikap ilmiah, dan aplikasi. Aspek-aspek tersebut saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut merupakan hubungan kausalitas (sebab-akibat). Maksudnya adalah untuk memperoleh produk IPA diperlukan suatu proses IPA yang dilaksanakan dengan metode ilmiah dan harus memiliki sikap ilmiah, sehingga dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk teknologi.
1.      Produk IPA
Produk IPA adalah hasil dari proses IPA yang berupa konsep, prinsip, hukum, dan teori.
a.       Konsep
Konsep merupakan ide atau gagasan dasar yang digeneralisasikan dari pengalaman secara relevan dari kehidupan sehari-hari. Konsep memiliki ciri-ciri simbolik, generalisasi, hasil pemikiran, dan pertautan fakta. Contohnya adalah konsep air membeku, konsep besi meleleh, konsep gas menyublim, dsb.
b.      Prinsip
Prinsip merupakan gabungan dari konsep-konsep yang digeneralisasikan atau generalisasi dari konsep-konsep yang saling bertautan. Contohnya adalah prinsip kausalitas ( hubungan sebab-akibat) dan prinsip konservasi energi.
Dalam mempelajari IPA, kita mengenal istilah yang dinamakan postulat dan asumsi. Postulat adalah anggapan dasar yang kebenarannya tidak diragukan lagi atau tidak dituntut pembuktiannya. Contohnya adalah postulat Bohr, postulat Einstein, dan postulat Boyle. Sedangkan asumsi adalah suatu pernyataan yang kebenarannya dapat diuji secara empiris. Contohnya adalah asumsi Newton dan Hidden yang melahirkan sifat dualisme cahaya, yaitu cahaya dapat bertindak sebagai partikel yang memancar atau gelombang yang merambat tergantung dari cara pengamatannya.
c.       Hukum
Hukum adalah suatu pernyataan yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara gejala-gejala alam secara kausalitas (hubungan sebab-akibat). Contohnya adalan Hukum Hook, Hukum Snelius, Hukum Newton, Hukum Boyle, dsb.
d.      Teori
Teori adalah gabungan dari prinsip-prinsip yang saling berikatan yang membahas gejala-gejala alam secara ilmiah. Jadi, teori adalah pengetahuan ilmiah yang mengraikan gejala alam. Contohnya adalah Teori Gravitas, Teori Gas Kinetik, Teori Dentuman Besar, dll.
2.      Proses IPA
Di dalam IPA terdapat keterampilan proses yang disebut proses IPA. Proses IPA disebut juga dengan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara atau prosedur yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah. Di dalam kurikulum 2013 telah diamanatkan bahwa dalam pembelajaran harus menggunakan metode pendekatan saintifik yang terdiri dari 5 M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah metode ilmiah adalah merumuskan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis, hipotesis diterima menghasilkan khasanah pengetahuan, namun apabila hipotesis ditolak harus menyusun kembali kerangka berpikir.
3.      Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah adala sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melakukan proses IPA, untuk mendapatkan produk IPA. Sikap ilmiah adalah sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seseorang setelah menguasai ilmu untuk pengembangan ilmu pengetahuan sains itu sendiri. Contoh : jujur, teliti, hati-hati, cermat, kritis, logis, analitis, obyektif, tanggung jawab, dsb.
4.      Aplikasi
Aplikasi adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyejahterakan  manusia. Ilmu dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ilmu murni dan ilmu terapan. Ilmu murni adalah ilmu yang berkaitan dengan teori-teori, sedangkan ilmu terapan adalah ilmu yang dapat menghasilkan teknologi. Konsep ilmiah menjelma dari sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkrit dalam bentuk teknologi. Jadi, teknologi merupakan upaya penerapan dari konsep ilmiah. Teknologi dibedakan menjadi 2, yaitu teknologi sederhana dan modern. Teknologi digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berbentuk perangkat lunak maupun perangkat keras.
C.     Kegiatan Berpikir Ilmiah
Di dalam IPA terdapat kegiatan berpikir yang disebut kegiatan berpikir ilmiah. Kegiatan berpikir tersebut menggunakan sarana atau alat pikir tertentu. Hasil dari pemikiran ilmiah biasanya dituangkan dalam bentuk tulisan yang disebut karya tulis. Terdapat tiga sarana berpikir ilmiah, yaitu logika, penalaran, dan matematik.
1.      Logika
Logika merupakan salah satu sarana untuk berpikir ilmiah dengan akal atau logika tertentu. Logika membahas tentang cara penarikan kesimpulan dan pengkajian berpikir secara shohih. Logika dibedakan menjadi tiga, yaitu logika induktif, deduktif, dan ilmiah. Logika induktif adalah logika yang menarik kesimpulan dari kasus-kasus khusus menjadi hal yang bersifat umum. Di dalam kurikulum 2013 mengamanatkan bahwa dalam pembelajaran harus menggunakan metode logika induktif atau yang dikenal sebagai metode pendekatan sainstifik. Logika deduktif adalah logika yang menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menjadi kasus-kasus yang bersifat khusus. Logika deduktif disusun dengan pola berpikir yang disebut dengan silogisme. Silogisme disusun dari sua pernyataan (premis mayor dan premis minor) dan satu kesimpulan. Dalam penyusunan kesimpulan menggunakan logika deduktif, kebenaran penarikan kesimpukan dipengaruhi oleh kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan pengambilan keputusan. Penggabungan antara logika induktif dan logika deduktif dalam penarikan kesimpulan dinamakan dengan logika ilmiah.
2.      Penalaran
Menalar adalah suatu kegiatan berpikir ilmiah dalam menarik kesimpulan menurut alur atau kerangka tertentu. Terdapat dua ciri dalam menalar, yaitu logis dan analitis. Logis adalah berpikirnya menggunakan logika tertentu, sedangkan analitis adalah berpikirnya menurut alur tertentu sehingga dapat dianalisis. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu menurut akal dan fakta. Penalaran menurut akal dinamakan faham rasionalisme, sedangkan penalaran menurut fakta dinamakan faham empirisme. Menurut faham rasionalisme, ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan logika-logika tertentu. Sedangkan menurut faham empirisme, ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan pengalaman atau pengamatan secara indrawi. Dua faham ini memiliki kelemahan masing-masing. Kelemahan faham rasionalisme adalah pendapat atau gagasan dari seseorang belum tentu dapat diterima oleh orang lain. Kelemahan dari faham empirisme adalah kepekaan dari indra seseorang berbeda-beda.
Antara faham rasionalisme dan faham empirisme memiliki perpedaan-perbedaan dalam mengambil suatu keputusan. Contoh perbedaan antara faham rasionalisme dan faham empirisme adalah penentuan awal puasa dan hari raya. Faham rasionalisme berpendapat bahwa awal puasa ditentukan setelah adanya kesegarisan antara matahari, bulan, dan bumi, setelah kesegarisan itu maka dimulailah puasa. Sedangkan faham empirisme berpendapat bahwa awal puasa ditentukan dengan meluhat hilal atau bulan sabit terlebih dahulu.
Hilal dapat terlihat jika selang waktu dari kesegarisan dan terbenamnya matahari tidak terlalu pendek. Waktu minimal agar hilal dapat terlihat adalah 4 jam. Jadi, hilal akan terlihat apabila selang waktu antara kesegarisan dan terbenamnya matahari lebih dari 4 jam. Namun terlihatnya hilal juga dipengaruhi oleh faktor cuaca.
3.      Matematika
Matematika timbul sebagai akibat dari adanya ide, proses, dan nalar. Dalam pengkajian matematika diperlukan suatu pengertian, pemikiran, dan penalaran. Di dalam IPA, matematika berfungsi sebagai bahasa ilmu yang memudahkan dalam mempelajari gejala-gejala alam karena bersifat kuantitatif. Sebagai bahasa ilmu, matematika terdiri dari simbol atau lambang tertentu yang benar dan disepakati bersama sebagai hasil dari pendekatan deduktif.
Matematika disebut dengan ratu sekaligus pelayan ilmu pendidikan, karena dengan adanya matematika pendidikan sains akan mudah untuk berkembang. Matematika adalah ilmu yang membahas tentang pola keteraturan, struktur organisasi yang teratur, mulai dari unsur yang belum terdefinisi ke unsur yang sudah terdefinisi ke aksioma dan ke dalil. Aksioma adalah suatu anggapan atau pernyataan dasar dalam matematika yang tidak diragukan kebenarannya dan sudah tidak dituntut pembuktiannnya. Sedangkan dalil adalah pernyataan dalam matematika yang masih harus diuji secara empiris.
D.    Peranan Ilmu dan Teknologi
Konsep ilmiah yang bersifat abstrak menjemla menjadi sesuatu yang konkrit berupa teknologi. Teknologi digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Ilmu pengetahuan dan teknologi saling berkaitan dan mempengaruhi. Ilmu yang maju dapat mendorong terciptanya teknologi yang canggih, sedangkan teknologi yang canggih akan dapat membantu perkembangan dari ilmu pengetahuan. Sehingga timbul istilah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Teknologi yang berkembang pesat dapat merambah ke segala aspek kehidupan manusia di berbagai bidang, antara lain bidang pangan, sandang, papan, kesehatan, dll. Perkembangan teknologi yang semakin canggih akan membawa dampak bagi kehidupan. Dampak positif dari perkembangan teknologi adalah dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Sedangkan dampak negatifnya adalah dapat mengganggu kesetimbangan alam yang dapat membuat masyarakat menjadi sengsara. Oleh karena itu, pemilihan teknologi yang tepat merupakan pertimbangan yang sangat serius agar mendapatkan manfaat positif dari teknologi yang digunakan.
E.     Peranan MIPA dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
1.      MIPA melatih individu untuk dapat berpikir secara ilmiah
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, MIPA melatih setiap individu untuk dapat berpikir secara ilmiah. MIPA melatih setiap individu untuk memikirkan kejadian-kejadian alam yang menjadi pokok bahasannya. Sehingga dengan berpikir secara ilmiah, kecerdasan seseorang akan terus diasah dan ditingkatkan kemampuannya.
2.      Matematika sebagai bahasa ilmu
Matematika merupakan bahasa ilmu yang membantu kita dalam mempelajari gejala-gejala alam. Matematika merupakan bahasa numerik (bersifat kuantitatif dan dapat diukur) yang mengatasi kekurangan dari bahasa verbal (bersifat kualitatif). Jadi, ilmu berkembang dari hal-hal yang bersifat kualitatif ke hal-hal yang bersifat kuantitatif.
3.      MIPA menghasilkan teknologi
Ilmu pengetahuan MIPA menghasilkan teknologi. Teknologi merupakan penerapan dari konsep ilmiah. Teknologi digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, baik itu persoalan berbentuk perangkat keras maupun perangkat lunak. Saat ini teknologi sudah berkembang pesat di berbagai bidang kehidupan, diantaranya pada bidang pangan, sandang, papan, kesehatan, dll.
Perkembangan teknologi membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari perkembangan teknologi adalah dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Sedangkan dampak negatif dari perkembangan teknologi adalah menyebabkan ketidakseimbangan alam, sehingga dapat menurunkan tingkat kesejahteraan manusia. Dengan mempelajari MIPA diharapkan dapat menjadi manusia cerdas yang memanfaatkan teknologi sebenar-benarnya unttuk kepentingan manusia yang beradab dan berkebudayaan.
4.      MIPA dapat memajukan IPTEK
Adanya pendidikan MIPA dapat memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ilmu pengetahuan sangat berhubungan dengan teknologi dalam perkembangannya. Ilmu pengetahuan yang maju akan menyebabkan kemajuan teknologi. Sedangkan kemajuan teknologi akan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadi, antara ilmu pengetahuan dan teknologi membentuk hubungan kausalitas (sebab-akibat) yang menghasilkan istilah IPTEK. Sehingga dengan mempelajari MIPA, kita dapat memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.      MIPA mengajarkan tentang keterampilan proses kepada manusia
MIPA sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam mengajarkan kepada manusia bahwa ilmu itu harus diraih dengan berbagai proses yang tentunya membutuhkan keterampilan. Contoh nyatanya adalah keterampilan praktikum. Keterampilan praktikum ini diawali dengan menyiapkan alat dan bahan, kemudian merangkai, mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisis, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Semua proses itu harus dilakukan agar memperoleh ilmu yang benar-benar ilmiah.
6.      MIPA dapat memperbaiki sikap manusia
Dalam melaksanakan proses IPA, kita diajarkan harus menggunakan suatu sikap yang disebut dengan sikap ilmiah. Dengan mempelajari MIPA, maka sikap dan perilaku kita akan mulai terbentuk.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
MIPA merupakan salah satu aspek pendidikan yang dapat digunakan sebagai alat/sarana/wahana sesuai denga tujuan yang diinginkan, sehingga dapat mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya. IPA merupakan bagian dari MIPA sebagai ilmu pengetahuan ilmiah terdiri atas produk IPA, proses IPA, hukum, dan teori. Ilmu pengetahuan ilmiah dapat diperoleh dengan metode ilmiah yang menggunakan kerangka berpikir ilmiah dapat menghasilkan teknologi yang digunakan untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
B.     Saran
Penyusunan paper ini masih mengandung banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran terbuka bagi pembaca, sehingga dapat diperbaiki lagi dan untuk meminimalisir kesalahan dalam penyusunan selanjutnya





DAFTAR REFERENSI
·         Materi yang diberikan oleh bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd
·         https://www.academia.edu>dasar-dasar_pendidikan_mipa ditulis oleh Monica Nandarahayu Inangtya dikutip pada Minggu, 30 Oktober 2016
·         https://elangtakbersayap.wordpress.com ditulis oleh Akbar Pangabean dikutip pada Minggu, 30 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menggali Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis Integrasi Nasional di Indonesia, Pengembangan Integrasi di Indonesia, Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional

Perbedaan Bentuk-Bentuk Teks Tertulis

BENTUK TES TERTULIS