perbedaan, persamaan tes, dan hubungan antara evaluasi, measurement, dan assesment, Bentuk tes, Contoh soal
EVALUASI PEMBELAJARAN
0leh
:
Nama
: Frendi Ihwan Syamsudin
NIM
: K2316022
Kelas
: B
Dosen Pembimbing : Dr. Nonoh S.A. M.Pd
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2017
1. Jelaskan
perbedaan, persamaan tes, dan hubungan antara evaluasi, measurement, dan
assesment!
Jawaban :
Ø Persamaan
tes
Karena pada
pembelajaran evaluasi ini, kita masih mengacu pada tes untuk ranah kognitif.
Secara umum tes kognitif dibedakan menjadi 2, yaitu tes obyektif dan tes essay.
Persamaan tes objektif dan teks essay adalah sebagai berikut:
a. Baik
tes essay meupun tes objektif dapat digunakan untuk mengukur hampir semua jenis
tujuan pembelajaran dengan menggunakan model tertulis.
b. Baik
tes essay maupun tes objektif sebenarnya sama-sama melibatkan penggunaan
pertimbangan subjektif.
c. Kedua
jenis tes dapat digunakan oleh guru untuk mendorong siswa agar mempelajari
konsep, prinsip, dan pemecahan masalah.
d. Kedua
jenis tes, baik tes essay maupun tes objektif memberikan skor pengukuran.
e. Skor
dari kedua jenis tes, baik tes essay maupun tes objektif dapat diolah dan
ditafsirkan sehingga memperoleh nilai dan makna yang bergantung pada
objektivitas dan reliabilitasnya.
Ø Perbedaan
tes
Karena pada
pembelajaran evaluasi ini, kita masih mengacu pada tes untuk ranah kognitif.
Secara umum tes kognitif dibedakan menjadi 2, yaitu tes obyektif dan tes essay.
Perbedaan tes objektif dan tes essay adalah sebagai berikut :
a. Tes
objektif menuntut siswa untuk memilih dua atau lebih alternatif jawaban,
sedangkan tes essay menuntut siswa untuk merencanakan sendiri jawaban mereka
yang kemudian menyatakan dengan
kata-katanya sendiri.
b. Secara
taksonomi hasil belajar, tes objektif baik untuk mengukur tingkat pengetahuan
(C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4), serta tidak cocok untuk
mengukur tingkat sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Sedangkan tes essay tidak
efisien untuk mengukur tingkat pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3),
dan analisis (C4), serta sangat baik untuk mengukur tingkat sintesis (C5) dan
evaluasi (C6).
c. Tes
objektif terdiri dari banyak pertanyaan yang spesifik yang hanya menghendaki
jawaban berupa garis besarnya saja, sedangkan tes essay terdiri dari sejumlah
pertanyaan yang lebih umum dan mengundang jawaban secara luas dan mendalam.
d. Tes
objektif terdiri dari banyak pertanyaan yang dapat mewakili bahan pembelajaran
yang lebih luas, sedangkan tes essay terdiri dari sejumlah pertanyaan yang
lebih sedikit sehingga hanya mencakup sedikit bahan pembelajaran.
e. Saat
menjawab tes objektif, siswa lebih banyak menggunakan waktu yang disediakan
untuk membaca dan berpikir. Sedangkan saat menjawab tes essay, siswa lebih
banyak menggunakan waktunya untuk berpikir dan menulis.
f. Pembuatan
tes objektif lebih sulit daripada pembuatan tes essay.
g. Kualitas
tes objektif lebih banyak ditentukan oleh keterampilan penyusun tes, sedangkan
kualitas tes essay lebih banyak ditentukan oleh keterampilan membaca.
h. Jawaban
siswa pada tes objektif lebih mudah penskorannya, sedangkan pada tes essay
lebih sulit penskorannya.
i.
Tes objektif memberikan kesempatan yang
luas kepada penyusun soal untuk menunjukkan pengetahuan dan nilai-nilai yang
dimilikinya, tetapi membatasi siswa untuk berkreasi. Sedangkan tes essay
memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi.
j.
Pada tes objektif, distribusi skor
ditentukan oleh tes. Sedangkan pada tes
essay, distribusi skor ditentukan oleh pemberi nilai.
k. Tes
objektif mendorong siswa untuk mengingat, menginterpretasikan, dan menganalisis
ide-ide orang lain. Sedangkan tes essay mendorong siswa untuk mengorganisasi
dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri ke dalam jawaban.
Ø Perbedaan
tes, evaluasi, measurement, dan assesment
·
Tes
Tes
adalah suatu cara/alat/instrumen dan teknik yang akan digunakan untuki
mendapatkan informasi objek yang berbentuk suatu tugas dengan aturan tertentu.
Tes merupakan suatu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara
tidak langsung melaui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan
tertentu. Tes juga dapat diartikan sebagai alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan suasana, cara, dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan. Jadi, tes merupakan alat ukur atau instrumen dan
pengumpul informasi untuk assesment dan evaluasi
·
Evaluasi
Evaluasi adalah suatu
proses sistematik yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
efisisen suatu program yang dilakukan oleh departemen, kantor, sekolah,
yayasan, guru, dan sebagainya yang dilaksanakan oleh pihak yang merencanakan
dan melaksanakan program atau oleh pihak-pihak yang berkompeten untuk dapat
diambil keputusan atau kebijakan apakah program tersebut diteruskan,
diperbaiki, atau diganti. Evaluasi ini merupakan kegiatan atau upaya yang
meliputi pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk menentukan nilai,
kriteria, atau tindakan yang mendukung tercapainya tujuan suatu program sebagai
bahan dalam pengambilan keputusan atas
objek yang dievaluasi
·
Measurement
Measurement
(Pengukuran) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta
kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan-satuan standar yang
disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran juga dapat
diartikan sebagai sekumpulan cara untuk memberikan bilangan kepada objek,
kemampuan, atribut, atau perilaku untuk menyatakan kuantitas objek, kemampuan,
atribut, atau perilaku yang diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur
hal-hal yang tampak, tetapi dapat mengukur benda-benda yang dapat dibayangkan.
Pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik
peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut,
akan tetapi karakteristik atau atributnya. Dalam kegiatan pengukuran diperlukan
suatu alat ukur tertentu agar dapat memberikan hasil seperti yang telah diharapkan.
Bilangan-bilangan yang dilekatkan sebagai hasil pengukuran harus dilakukan
dengan proses yang diatur secara cermat, hati-hati, dan dapat diulang. Hasil
dari measurement ini bersifat kuantitatif (bentuk skor)
·
Assesment
Assesment
(Penilaian) adalah suatu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil
pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perilaku, dll), menggambarkan
informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) siswa. Assesment memberikan informasi lebih komprehensif
dan lengkap daripada pengukuran, karena assesment tidak hanya menggunakan
instrumen tes saja, tetapi juga menggunakan teknik non tes lainnya. Assesment
adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan
kriteria baik-buruk dan bersifat kualitatif. Hasil dari assesment berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka), walaupun assesment bersifat kualitatif. Assesment menyimpulkan mengenai
karakteristik atau variabel yang dipilih secara kualitas, kuantitas, atau
kedudukan dari sesuatu yang dilaksanakan secara sistematis dan terencana
Ø Persamaan
tes, evaluasi, measurement, dan assesment
Persamaan
dari evaluasi, measurement, dan
assesment adalah bahwa ketiganya sama-sama bertujuan untuk menentukan nilai
dari sesuatu, sama-sama menggunakan alat dalam pengumpulan datanya yang berupa
tes tertentu, dan sama-sama merupakan proses membuat keputusan tentang nilai
dari suatu objek.
Ø Hubungan
antara tes, evaluasi, measurement, dan assesment
Tes,
pengukuran, penilaian, dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi, namun
tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki
keterkaitan yang erat. Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur.
Tes merupakan alat utama yang digunakan untuk melalui proses pengukuran,
penilaian, dan evaluasi. Dalam hal ini, tes diberikan terlebih dahulu dalam
proses pengumpulan informasi. Kemudian tes tersebut ditindaklanjuti atau
dikoreksi dan diproses menggunakan suatu rumus tertentu sehingga memperoleh
suatu skor. Hal ini disebut dengan pengukuran. Pengukuran dilaksanakan terlebih
dahulu daripada penilaian dan evaluasi. Dari pengukuran tersebut dihasilkan
suatu skor pengukuran yang bersifat kuantitatif. Skor kuantitatif tersebut
belum memiliki makna dan arti. Kemudian dari skor kuantitatif yang didapatkan
tersebut diolah kembali dengan suatu penafsiran menjadi informasi yang bersifat
kualitatif sebagai deskripsi dari suatu objek yang dinilai dan mempunyai makna.
Kemudian dari assesment tersebut akan ditindaklanjuti ke dalam proses evaluasi
yang akan dihasilkan suatu keputusan untuk evaluasi objek berdasarkan tujuan
yang telah ditetapkan
Contoh
Ilustrasi hubungan antara tes, measurement, assesment, dan evaluasi
Bu Yuni ingin
mengetahui apakah murid-muridnya sudah menguasai kompetensi dasar dalam mata
pelajaran Fisika. Untuk itu, bu Yuni memberikan tes tertulis dalam bentuk tes
obyektif pilihan ganda sebanyak 50 butir soal kepada murid-muridnya (artinya bu
Yuni sudah menggunakan tes). Kemudian bu Yuni memeriksa lembar jawaban
murid-muridnya sesuai dengan kunci jawaban. Setelah itu dengan menggunakan
rumus penskoran dihitung skor mentahnya. Hasil skor mentah yang diperoleh
murid-muridnya sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 25, 30, 42, 47, dan
lain-lain (dalam hal ini telah terjadi pengukuran). Angka-angka atau skor
tersebut belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa, sehingga perlu
ditafsirkan. Untuk memperoleh nilai dan
arti dari setiap skor tersebut, bu Yuni melakukan pengolahan skor dengan
pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala nilai 0 sampai
10 yang menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (artinya tidak menguasai),
skor 36 memperoleh nilai 6(artinya cukup menguasai), skor 44 memperoleh nilai 8
(artinya menguasai), skor 47 memperoleh nilai 9 (artinya sangat menguasai).
Dalam hal ini telah sampai proses assesment/penilaian. Setelah itu bu Yuni
menilai seluruh komponen pembelajaran mulai dari media, materi, sampai
kurikulum, maka terjadilah suatu evaluasi.
2. Bentuk
tes diklasifikasikan menjadi 2, yaitu bentuk essay dan obyektif
a.
Jelaskan perbedaan keduanya ditinjau
dari kedalaman materi, tujuan dari penyusunan tes
Jawaban
:
No
|
Aspek
Pembeda
|
Essay
|
Obyektif
|
1
|
Kedalaman
Materi
|
-
Dalam memilih materi pembelajaran
yang akan diujikan mempertimbangkan sejauh mana kedalaman pengetahuan materi
yang dikuasai oleh siswa.
-
Materi yang diujikan mengerucut
pada sub-sub materi tertentu karena jumlah soal yang relatif sedikit.
-
Biasanya diambil pada
konsep-konsep utama yang memerlukan proses analisis sehingga siswa dapat
memecahkan soal dengan cara mereka sendiri.
|
-
Dalam memilih materi pembelajaran
yang akan diujikan mempertimbangkan sejauh mana keluasan penguasaan materi yang
dikuasai oleh oleh siswa
-
Materi yang diujikan dapat
mencakup dan mewakili bahan pembelajaran yang luas, karena jumlah soal yang
banyak.
-
Materi yang diujikan pada tes
bentuk obyektif ini bisa mencakup seluruh materi pembelajaran yang telah
dipelajari dalam rangka untuk mengetahui keluasan penguasaan materi.
|
2
|
Tujuan
Penyusunan Tes
|
-
Mengetahui sejauh mana kedalaman
siswa dalam menguasai materi tertentu.
-
Mengetahui sejauh mana siswa
dapat menangkap maksud dari soal yang diberikan.
-
Mengukur kemampuan siswa dalam
mengorganisir dan merumuskan jawaban dengan menggunakan kata-kata, ide, dan
atau pemikirannya sendiri
-
Mendorong siswa untuk
mengorganisasi dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri ke dalam jawaban.
|
-
Mengetahui sejauh mana keluasan
materi yang dikuasai oleh siswa.
-
Mengukur kemampuan siswa dalam menguraikan informasi, perbendaharaan
kata-kata, aplikasi dari suatu konsep, atau kemampuan menginterpretasikan
sesuatu.
-
Mendorong siswa untuk mengingat,
menginterpretasikan, dan menganalisis ide-ide orang lain.
|
3
|
Penyusunan
Tes
|
-
Proses penyusunan tes telatif
lebih mudah dan dalam waktu yang singkat. Hal ini disebabkan karena jumlah
soal sedikit.
-
Proses penyusunan soal harus
memperhatikan bahwa rumusan permasalahannya hendaknya cukup jelas , sehingga
setiap peserta tes dapat menangkap permasalahannya dengan tepat seperti apa
yang dimaksudkan oleh pembuat soal
|
-
Proses penyusunan tes relatif
lebih sulit dan memakan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena jumlahnya
yang banyak, sehingga analisis tiap butir soal juga banyak dan membutuhkan
waktu yang lama.
-
Proses penyusunan tes harus
memperhatikan bahwa permasalahan yang ditanyakan dalam tes tersebut harus
diurutkan dari yang mudah ke sulit dengan memperhatikan juga pada tingkat
fleksibilitas dan efektifitas soal
|
b.
Berikan contoh masing-masing 2 soal
Ø Tes
Obyektif
1.
Soal Pertama
·
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
·
Kompetensi Dasar : Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor,
perpindahan
kalor, dan penerapannya dalam
kehidupan
sehari-hari termasuk mekanisme
menjaga
kestabilan suhu tubuh pada manusia
dan
hewan.
·
Kelas/ Semester : X/II
·
Materi Pokok : Pengertian Suhu dan Termometer
·
Indikator Soal : Mengetahui pengertian suhu, termometer, serta
jenis
termometer
·
Soal :
Sifat-sifat
yang berubah akibat perubahan suhunya disebut dengan ...
a.
Sifat fatamorgana
b.
Sifat termometrik zat
c.
Sifat muai suatu benda
d.
Sifat kelenturan benda
·
Jawaban : B
·
Pembahasan jawaban benar :
Sifat
termometerik zat adalah sifat suatu benda yang mudah berubah karena pengaruh
dari perubahan suhu
·
Pembahasan tiap option jawaban :
a.
Jawaban option a salah, karena sifat
fatamorgana adalah sifat semu suatu bayangan yang tampak seperti ada tetapi
sebenarnya tidak ada.
b.
Jawaban option b benar, karena Sifat
termometerik zat adalah sifat suatu benda yang mudah berubah karena pengaruh
dari perubahan suhu
c.
Jawaban option c salah, karena sifat
muai suatu benda adalah suatu sifat pertambahan ukuran suatu benda karena
pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor.
d.
Jaawaban e salah, karena sifat
kelenturan suatu benda merupakan sifat benda yang mudah dilengkungkan, mudah
dibelokkan, danmudah diubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk yang
lainnya.
2.
Soal Kedua
·
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
·
Kompetensi Dasar : Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud
benda serta perpindahan
kalor
·
Kelas/ Semester : X/II
·
Materi Pokok : Skala suhu dan pengukuran skala suhu
·
Indikator soal : Mendeskripsikan hubungan kalor dengan suhu
dan hubungan kalor dengan perubahan
wujud.
·
Soal :
Besarnya
kalor yang diperlukan untuk mengubah 10 kg air dari
ke
jika diketahui kalor jenis air 4.200 J/
adalah …J



a.
84.000
b.
4.200
c.
840.000
d.
1.680.000
·
Jawaban : C
·
Pembahasan Jawaban Benar :
Diketahui
: m = 10 kg,
, c = 4.200 J/


Ditanya
: Q=…?
Dijawab
:



·
Pembahasan setiap option jawaban :
a. Jawaban
option a salah, karena angka nol pada option ini kurang satu, sehingga ini
merupakan jawaban penjebak. Terdapat juga kemungkinan bahwa siswa akan membagi
jawaban dengan suhu benda.




b. Jawaban
option b salah, karena terdapat kemungkinan bahwa siswa membagi jawaban dengan
massa benda dan suhu hingga diperoleh 4200 J.




c. Jawaban
option c benar, karena jawaban pada option ini sesuai dengan kunci



d. 420.000
J
Jawaban option d salah, karena
jawaban pada option ini merupakan dua kali lipat dari jawaban sebenarnya




Ø Tes
Subyektif
1. Soal
Pertama
·
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
·
Kompetensi Dasar : Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap
suhu dan wujud
benda serta perpindahan kalor
·
Kelas/ Semester : X/II
·
Materi Pokok : Skala suhu dan pengukuran skala suhu
·
Indikator soal : Mendeskripsikan hubungan kalor dengan suhu
dan hubungan kalor
dengan perubahan wujud.
·
Soal :
Bagaimanakan
peengaruh dan hubungan suhu, massa zat, dan massa jenis terhadap kalor yang
diterima oleh suatu zat?
·
Jawaban :
-
Pengaruh suhu terhadap kalor yang
diterima suatu zat :
Semakin
besar kenaikan suhu, maka kalor yang diterima akan semakin banyak. Semakin
kecil kenaikan suhu, maka kalor yang diterima semakin sedikit. Sehingga dalam
hal ini terdapat hubungan antara suhu terhadap kalor yang diterima oleh suatu
zat, yaitu kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu jika
massa dan kalor jenis zat tetap.
-
Pengaruh massa zat terhadap kalor yang
diterima suatu zat :
Semakin
besar massa zat, maka kalor yang diterima akan semakin banyak. Semakin kecil
massa zat, maka kalor yang diterima akan semakin sedikit. Maka hubungan antara
massa zat dengan kalor yang diterima oleh suatu benda adalah berbanding lurus
jika kenaikan suhu dan kalor jenis zat konstan.
-
Pengaruh massa jenis zat terhadap kalor
yang diterima suatu zat :
Semakin
besar massa jenis zat, maka kalor yang diterima akan semakin banyak. Semakin
kecil massa jenis zat, maka kalor yang diterima akan semakin sedikit. Maka
hubungan antara massa jenis zat dengan kalor yang diterima oleh suatu benda
adalah berbanding lurus jika kenaikan suhu dan massa zat konstan.
-
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara kenaikan suhu, massa, dan massa jenis suatu zat berbanding
lurus dengan kalor yang diterima suatu benda. Sehingga memenuhi persamaan :

2.
Soal Kedua
·
Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya
·
Kompetensi Dasar : Melakukan percobaan untuk menyelidiki
pengaruh kalor terhadap
suhu dan wujud
benda serta perpindahan kalor
·
Kelas/ Semester : X/II
·
Materi Pokok : Skala suhu dan pengukuran skala suhu
·
Indikator soal : Mendeskripsikan hubungan kalor dengan suhu
dan hubungan kalor
dengan perubahan wujud.
·
Soal :
Sebanyak
300 gr campuran es dan air pada suhu
berada dalam bejana yang kapasitas kalornya
diabaikan. Kemudian ke dalam bejana dimasukkan 80 gr uap air bersuhu
. Jika diketahui suhu
akhir
, kalor lebur es 80
kal/gr, kalor jenis es 0,5 kal/gr.o
, dan kalor uap air 540
kal/gr, kalor jenis air 1 kal/gr.o
. Berapakah massa es
dan massa air dalam bejana tersebut?





·
Jawaban :
Diketahui
: Ta = 80 o

mu= 80 gr
cu = 540 kal/gr
cair=1 kal/gr,
Les= 80kal/gr
Ditanya : mea dan mair = ...?
Dijawab :
Qlepas = Qterima
Quap = Qes
+ Qair
mucu
+ mucair(100-T) = mesLes + mescair(Ta-0)
+ maircair(Ta-0)
(80)(540)+(80)(1)(100-80)
= mes(80)+mes(1)(800) + (300 mes)(1)(80-0)
43200+1600
= 80 mes+80 mes+24000 – 80 mes
44800 = 80 mes+80 mes-80
mes +22400
44800 = 80 mes + 22400
80 mes = 44800-22400
80 mes = 22400
mes = 280 gr
Jadi,
mes
= 280 gr
mair
= (460-mes) = 460-280 = 18s0 gr
Komentar
Posting Komentar