MAKALAH PENDEKATAN DAN TEKNIK SUPERVISI KLINIS DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN
PENDEKATAN DAN TEKNIK SUPERVISI
KLINIS DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Disusun guna melengkapi Tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan Tahun Ajaran 2016/2017
Dosen Pengampu :
Drs. Edy Wiyono, M.Pd
Disusun oleh:
FRENDI IHWAN SYAMSUDIN
(K2316022)
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji syukur kami
panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan nikmat, taufik,
hidayah, dan perkenan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah profesi
kependidikan ini yang berjudul
“Pendekatan dan Teknik Supervisi Klinis Dalam Pendidikan dan Pengajaran”dengan
lancar.
Supervisi
klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang
membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini
bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk
perbaikan proses pembelajaran itu sendiri
Terima
kasih kami sampaikan kepada bapak Drs.Edy Wiyono, M.Pd yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan kegiatanmakalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman yang telah memberikan kritik dan saran, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik yang membangun dan sumbangan saran kami harapkan dari pembaca demi
semakin baiknya makalah ini.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, apabila terdapat salah kata mohon untuk dimaafkan.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Surakarta, 02 April 2017
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
Halaman Sampul
........................................................................................
i
Kata Pengantar............................................................................................ii
Daftar Isi
....................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUHAN
A.
Latar Belakang ................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ...........................................................................
2
C.
Tujuan ............................................................................................,
2
D.
Manfaat
...........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian supervisi klinis dan
ciri-cirinya...................................... 3-6
B.
Sasaran Supervisi Klinis ..................................................................
7
C.
Tahap/Langkah-langkah pelaksanaan
............................................. 8-9
D.
Tips dan trik dalam pelaksanaan
supervisi klinis ............................ 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan .....................................................................................
11
B.
Saran ...............................................................................................
11
Daftar Pustaka
.............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada dasarnya supervisi
merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari seluruh proses administrasi
pendidikan yang terutana ditujukan untuk mengembangkan efektivitas kinerja
personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan.
Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya meningkatkan
kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan oleh supervisor pendidikan
dalam hal ini pengawas pendidikan pada satuan pendidikan formal.
Keberhasilan pendidikan
tidak terlepas dari peranan supervisor di bidang pendidikan yang berupaya
menemukan masalah-masalah pendidikan dan selalu memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang terjadi. Dengan demikian, supervisi pendidikan bermaksud meningkatkan
kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah, dan personel
lainnya agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas.
Kegiatan utama
pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan
pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada
efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah
adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh
tanaga kependidikan.
Dalam melaksanakan
kegiatan supervisi, kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan
dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah
pada tujuan yang jelas yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga
merup[akan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan
tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Pengawasan dan
pengendalian yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap tenaga kependidikannya
khususnya guru, disebut supervisi klinis, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan
menguraikan tentang supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kemampuan profesional guru.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Apa
pengertian dan ciri-ciri supervisi klinis?
2. Apa
sasaran dari supervisi klinis?
3. Bagaimana
tahap/langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis?
4. Bagaimana
tips dan trik dalam melaksanakan supervisi klinis
C. Tujuan
Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan makalah di atas,
maka yang menjadi tujuan kami dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian dan ciri-ciri supervisi klinis.
2. Untuk
mengetahui sasaran dari supervisi klinis.
3. Untuk
mengetahui tahap/langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi klinis.
4. Untuk
mengetahui tips dan trik dalam pelaksanaan supervisi klinis.
D. Manfaat
1. Kita
bisa mengetahui pengertian dan ciri-ciri supervisi klinis.
2. Kita
bisa mengetahui sasaran dari supervisi klinis.
3. Kita
bisa mengetahui tahap/langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi klinis.
4. Kita
bisa mengetahui tips dan trik dalam pelaksanaan supervisi klinis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervisi Klinis dan Ciri-cirinya
Asumsi dasar dalam pendekatan ini adalah
bahwa proses belajar guru untuk bertumbuh dalam jabatannya tidak dapat
dipisahkan dari proses belajar yang dilakaukan oleh guru. Belajar itu bersifat
individual. Oleh karena itu, proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru secara tatapmuka dan individual.
Pendekatan klinis ini mengkombinasikan target yang terstruktur dan pertumbuhan
pribadi.
1. Pengertian
Supervisi Klinis
Supervisi klinis merupakan pembinaan profesional yang
dilakukan secara sistematis kepada guru sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan
dengan tujuan untuk membina keterampilan mengajarnya. Pembinaan itu dilakukan
dengan cara yang memungkinkan guru menemukan sendiri cara-cara untuk
memperbaiki kekurangannya sendiri (dalam suatu pengakuan yang jujur dan tulus).
Lebih lanjut dikemukakan oleh R.Weller Supervisi
klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan
melalui suatu siklus yang sistematik dalam perencanaan, pengamatan serta
analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan yang mengajar nyata, serta
bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. K.A. Acheson &
M.D. Gall (1980) mengemukakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu
guru memperkecil ketidaksesuaian atau kesenjangan tingkah laku mengajar yang
nyata dengan tingkah laku yang ideal.
Dari kedua pendapat
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses
kepemimpinan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional
guru khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan analisis
data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku
mengajar tersebut. Supervisi klinis adalah suatu proses
tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan
yang ada hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu
pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses pembelajaran
itu sendiri. Pembicaraan ini biasanya dipusatkan kepada penampilan mengajar
guru berdasarkan hasil observasi. Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (1980)
mengemukakan 9 karakteristik supervisi klinis, yaitu :
a. Merupakan
teknologi memperbaiki pembelajaran.
b. Merupakan
intervensi secara sengaja ke dalam proses pembelajaran.
c. Berorientasi
pada tujuan, mengkombinasikan tujuan sekolah dan tujuan pribadi untuk
bertumbuh.
d. Mengandung
pengertian dan hubungan kerja antara guru dan supervisor.
e. Memerlukan
saling kepercayaan yang dicerminkan dalam pengertian, dukungan, dan komitmen
untuk bertumbuh.
f. Suatu
usaha yang sistematik, namun memeperlukan keluwesan dan perubahan metodologi
yang terus menerus.
g. Menciptakan
ketegangan yang kreatif untuk menjembatani keadaan real dan ideal.
h. Mengasumsikan
bahwa supervisor mengetahui lebih banyak dibandingkan dengan guru.
i.
Memerlukan latihan untuk supervisor.
Supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki perilaku guru-guru dalam
proses belajar mengajar, terutama yang kronis, secara aspek demi aspek yang
intensif, sehingga mereka dapat mengajar dengan baik. Ini berarti perilaku yang
tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik supervisi yang lain.
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan
supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari
sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dan
kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan
atau kekurangan tersebut. Ibarat seorang dokter yang akan mengobati pasiennya,
mula-mula dicari dulu sebab dan jenis penyakitnya dengan jalan menanyakan
kepada pasien apa yang dirasakannya, di bagian mana dan bagaimana rasanya.
Setelah diketahui dengan jelas apa penyakitnya, maka diberikan saran atau
pendapat tentang bagaimana sebaiknya agar penyakit itu tidak semakin parah, dan
pada waktu itu juga dokter memberikan resep obatnya.
Di dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah
supervisor mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara guru mengajar
dengan mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor dan guru yang
bersangkutan. Yang dimaksud dengan “diskusi balikan” adalah diskusi yang
dilakukan segera setelah guru selesai mengajar, dan bertujuan untuk memperoleh
balikan tentang kebaikan maupun kelemahan yang terdapat selama guru mengajar
serta bagaimana usaha untuk memperbaikinya.
2. Ciri-ciri Supervisi
Klinis
Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis yang membedakan
dengan supervisi lainnya, yaitu sebagai berikut:
a.
Pada dasarnya supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam
meningkatkan kemampuan dan sikap keprofesionalannya.
b. Fokus supervisi klinis
adalah pada perbaikan cara mengajar bukan mengubah kepribadian guru.
c. Balikan supervisi
klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang
tidak di dukung oleh bukti nyata.
d. Bersifat konstruktif
dan memberi penguatan pada pola-pola dan tingkah laku yang berhasil daripada
mencela dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum berhasil.
e. Tahapan supervisi
klinis merupakan kontinuitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau.
f. Supervisi klinis merupakan
suatu proses memberi dan menerima yang dinamis dimana supervisor dan guru
merupakan teman sejawat di dalam mencari pengertian bersama dalam proses
pendidikan.
g. Tiap guru mempunyai
kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan,
menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.
h. Supervisor mempunyai
kebebasan maupun tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara
melakukan supervisi sebagaimana cara menganalisis cara mengajar guru.
i.
Guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran.
j.
Supervisor dan guru bersifat terbuka dalam mengemukakan pendapat dan
dilandasi saling menghargai kedudukan masing-masing dan secara bersinergi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran guru.
B.
Sasaran
Supervisi Klinis
Sasaran supervisi klinis adalah
perbaikan pembelajaran dan bukan perbaikan kepribadian guru. Untuk ini
supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai keterampilan kepada guru yang
meliputi antara lain :
a. Keterampilan
mengamati dan memahami (mempersepsi) proses pembelajaran ssecara analitik.
b. Keterampilan
menganalisis proses pembelajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti
pengamatan yang jelas dan tepat.
c. Keterampilan
dalam pembaharuan kurikulum, pelaksanaan, serta percobaannya.
d. Keterampilan
dalam mengajar.
Seperti yang telah disebutkan bahwa
sasaran supervisi klinis adalah perbaikan cara mengajar dan bukan pengubahan
kepribadian guru. Biasanya sasaran ini dioperasionalkan di dalam
sasaran-sasaran yang lebih kecil, yaitu bagian keterampilan mengajar yang
bersifat spesifik yang mempunyai arti sangat penting dalam proses mengajar.
Analisis konstruktif dilakukan untuk dapat secara tepat memberi penguatan
(reinforcement) kepada pola tingkah laku yang berhasil dan mengarahkan serta
tidak mencela atau menghukum pola-pola tingkah laku yang belum sukses.
Dalam supervisi klinis , supervisor dan
guru mmerupakan teman sejawat dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran di
kelas. Sasaran supervisi klinis seringkali dipusatkan kepada :
a.
Kesadaran dan kepercayaan diri dalam
melaksanakan tugas mengajar.
b.
Keterampilan-keterampilan dasar yang
diperlukan dalam mengajar (generic skills) yang meliputi :
-
Keterampilan dalam menggunakan variasi
dalam mengajar dan menggunakan stimulasi.
-
Keterampilan melibatkan siswa dalam
proses belajar.
-
Keterampilan dalam mengelola kelas dan
disiplin kelas.
C.
Tahap/
Langkah-langkah Supervisi Klinis
Terdapat lima langkah dalam melaksanakan
supervisi klinis, yaitu pembicaraan praobservasi, melaksanakan observasi,
melakukan analisis dan menentukan strategi melakukan pembicaraan tentang hasil
supervisi, pembicaraan tentang hasil supervisi, dan melakukan analisis setelah
pembicaraan. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap
Pembicaraan Pra-Observasi
Tahap
ini disebut juga dengan pembicaraan pendahuluan. Dalam tahap ini, supervisor
dan guru bersama-sama membicarakan rencana keterampilan yang akan diobservasi
atau dicatat. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru dan supervisor untuk
mengidentifikasi keterampilan mana yang memerlukan perbaikan. Keterampilan yang
dipilih kemudian dioperasionalkan dalam bentuk rumusan tingkah laku yang dapat
diamati. Dalam pertemuan ini pula dibicarakan dan ditentukan jenis data yang
akan dicatat selama perjalanan berlangsung. Pelaksanaan tahap ini memerlukan
komunikasi terbuka, sehingga tercipta ikatan kolegial antara supervisor dan
guru dalam suasana kerja sama yang harmonis.
Secara
teknis diperlukan lima langkah dalam pelaksanaan pertemuan pendahuluan, yaitu :
a) Menciptakan
suasana akrab antara supervisor dengan guru.
b) Melakukan
titik ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran.
c) Melakukan
titik ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan diamati.
d) Memilih
atau mengembangkan instrument observasi.
e) Membicarakan
bersama untuk mendapatkan kesepakatan tentang instrument observasi yang dipilih
atau yang dikembangkan.
2. Tahap
Observasi
Pada
tahap ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku mengajar yang dipilih dan
disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Sementara guru berlatih, supervisor
mengamati dan mencatat atau merekamnya. Supervisor dapat pula mengadakan
observasi dan memcatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru
dan siswa.
3. Tahap
Analisis dan Penetapan Strategi
Supervisor
mengadakan analisis tentang hasil rekaman observasi. Tujuan tahap ini adalah
mengartikan data yang diperoleh dan merencanakan menejemen pertemuan yang akan
diadakan dengan guru. Strategi manajemen itu meliputi isu apa yang akan
mendapatkan perhatian, data mana yang dipakai dalam pembicaraan, apa tujuan
pembicaraan, dari mana mulainya, dan siapa yang harus melakukannya. Dalam
melakukan analisis, supervisor harus menggunakan kategorisasi perilaku
mengajar, dan melihat data yang dikumpulkan itu atas kategori yang ditetapkan
itu.
4. Pembicaraan
Tentang Hasil
Tujuan
pertemuan atau pembicaraan ini adalah untuk memberikan balikan kepada guru
dalam memperbaiki perilaku mengajarnya, memberikan imbalan dan perasaan puas,
mendefinisikan isu-isu dalam mengajar, memberikan bantuan kepada guru dalam
memperbaiki teknik mengajar dan teknik mengembangkan diri sendiri. Langkah
utama dalam tahap ini (Bolla, 1985) adalah :
a) Menanyakan
perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia mengajar serta memberi
penguatan.
b) Melakukan
titik ulang tujuan pelajaran.
c) Melakukan
titik ulang target keterampilan serta perhatian utama guru.
d) Menanyakan
perasaan guru tentang jalannya pembelajaran berdasarkan target dan perhatian
utamanya.
e) Menunjukkan
data hasil rekaman dan memberi kesempatan kepada guru untuk menafsirkan data
tersebut.
f) Menginterpretasikan
data rekaman secara bersama.
g) Menanyakan
perasaan guru setelah melihat apa rekaman data tersebut.
h) Menyimpulkan
hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan keinginan atau target guru
dan apa yang sebenarnya telah terjadi atau tercapai.
i)
Menentukan secara bersama-sama dan
mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih dan diperhatkan
pada kesempatan berikutnya.
5. Analisis
Sesudah Pembicaraan (Post-conference)
Supervisi
merupakan pekerjaan profesional. Oleh karena itu pengalaman supervisor di dalam
melaksanakan supervisor harus dimanfaatkannya untuk pertumbuhan jabatannya
sendiri. Dalam analisis sesudah pembicaraan ini, supervisor harus menilik ulang
tentang apa yang telah dilakukan dalam menetapkan kriteria perilaku mengajar
yang dipakai supervisor dalam melakukan observasi. Di samping itu perlu
dibicarakan hasil evaluasi diri sendiri tentang keberhasilan supervisor dalam
membantu guru. Kegiatan ini akan mudah dilakukan apabila supervisor mempunyai
catatan lengkap tentang proses kegiatan yang dilakukan, kalau mungkin kegiatan
direkam dengan video tape.
D.
Tips
dan Trik Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis
Terdapat
beberapa tips dan trik yang harus diperhatikan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi klinis sebagaimana yang diuraikan di atas. Tips dan trik
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.
Membangun Kesadaran
Setiap guru
dan staf sekolah lainnya harus menyadari tugas dan fungsinya masing-masing;
bahwa mereka memiliki peran penting dalam mengembangkan pribadi-pribadi peserta
didik. Harus disadari bahwa pengembangan pribadi peserta didik ini merupakan
suatu proses penyiapan generasi bangsa, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang
bermartabat, yang bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan
negara-negara lainnya.
2.
Meningkatkan pemahaman
Setelah
setiap guru memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tugas dan fungsinya
masing-masing, langkah berikutnya adalah meningkatkan pemahaman mereka agar
dapat melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut dengan baik dan efektif.
Melalui pemahaman yang baik akan sangat membantu guru dalam mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3.
Kepedulian
Tips dan
trik berikutnya dalam menghadapi supervisi pendidikan adalah menumbuhkan
kepedulian di kalangan guru dan staf lainnya, sehingga mereka peduli terhadap
peserta didik dan lingkungannya. Kepedulian ini diharapkan akan menumbuhkan
sikap positif di kalangan guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
4.
Komitmen
Tips keempat
yang harus dilakukan guru dan staf lainnya dalam menghadapi supervisi
pendidikan adalah menumbuhkan komitmen yang tinggi dalam diri kita sebagai guru,
sehingga memiliki rasa aman, nyaman dan menyenangkan dalam mengemban tugas dan
fungsinya. Komitmen ini merupakan janji yang tinggi bahwa seseorang akan
mengabdi diri dalam dunia pendidikan dengan sungguh-sungguh dalam keadaan yang
bagaimanapun
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Supervisi klinis merupakan pembinaan profesional yang dilakukan secara
sistematis kepada guru sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan dengan tujuan
untuk membina keterampilan mengajarnya. Pembinaan itu dilakukan dengan cara
yang memungkinkan guru menemukan sendiri cara-cara untuk memperbaiki
kekurangannya sendiri (dalam suatu pengakuan yang jujur dan tulus).
2.
Sasaran
supervisi klinis adalah perbaikan pembelajaran dan bukan perbaikan kepribadian
guru
3.
Dalam
pelaksanaan supervisi klinis terdapat 5 tahap. Pada tahap pertemuan awal
terdapat kegiatan-kegiatan; pembahasan pemantapan hubungan antara guru dengan
supervisor, membuat perencanaan bersama. Pada tahapan terakhir dari supervisi
klinis terdapat kegiatan-kegiatan; analisis data hasil observasi, pertemuan
untuk mendiskusikan hasil observasi. Prosedur observasi klinis disebut “siklus”
karena ketiga tahapan itu merupakan suatu proses yang berkelanjutan, pada akhir
tahap ketiga (pertemuan balikan) sudah mulai dibicarakan bahan masukan (input)
untuk tahap pertama (pertemuan awal) pada siklus berikutnya.
4.
Tips dan trik yang dilakukan supervisor dalam melaksanakan supervisi
klinis yaitu : membangun kesadaran, meningkatkan pemahaman, kepedulian, dan
komitmen.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar
tidak hanya menjadikan makalah ini sebagai satu-satunya sumber rujukan, tetapi
juga mencari referensi lain yang menyangkut pembahasan tentang supervisi klinis
untuk lebih memahami tentang supervisi klinis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Ary H.. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro.
Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1996
Mulyasa, E.. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, Ed.I. Cet. III;
Jakarta Bumi Aksara, 2013
Pidarta, Made. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Ed. I. Cet.
I; Jakarta: Bumi Aksara, 1992
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cet.
XXI; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012
Wahyudi. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi
Pembelajar (Learning Organization). Cet.II; Bandung: Alfabeta, 2009
Komentar
Posting Komentar